Rating: PG
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: I do not own anything/anyone
Note: Sambil mikir2 mau taro di mana fanfic2 ini, posting di sini dulu lah ya XD
Yuusuke melirik sekilas. Sudut matanya menangkap bayangan kepala berambut gelap kemerahan selangkah di belakangnya. Sudut bibirnya terangkat sekilas sementara lengannya bergerak untuk meletakkan tangan di punggung Kinari. Dengan lembut, dipaksanya pemuda itu untuk berjalan tepat di sampingnya. Sepasang mata yang disukainya itu berkedip dan tanpa kata menuruti keinginan Yuusuke. Lalu menyikut pinggang Yuusuke sambil tertawa pelan.
*****
Kalau dibilang dia tak punya kepentingan datang ke gedung olahraga itu, Kinari akan menampik dengan alasan dia datang untuk memberi semangat. Pada siapa, itu akan dipikirkannya belakangan.
Kinari tak pernah terlalu menyukai olahraga. Kalau hanya untuk sekedar bermain-main dan membuang tenaga sih oke saja tapi kalau diminta untuk serius dan membuat prestasi di situ, jangan harap ia akan mau. Minatnya selalu jatuh pada kamera dan fotografi. Meskipun begitu, teman-temannya di klub fotografi pun menganggapnya seenaknya sendiri karena jarang datang ke klub. Lebih menyebalkannya lagi, sekalinya datang, Kinari akan membawa hasil foto yang luar biasa bagus dan indah.
Hari ini pun klub fotografi diminta untuk membantu mendokumentasikan perjuangan klub-klub sekolahnya yang berhasil masuk ke interhigh. Tentu saja, Kinari dengan acuhnya menolak untuk ikut serta. Sekali lagi, olahraga bukan obyek favoritnya termasuk untuk direkam dengan kamera. Toh, klub yang lolos ke interhigh dari sekolahnya hanya klub kendo, basket dan tenis meja. Tak banyak yang bisa dilakukan sekalipun ia ikut.
Masalahnya, ia jadi bosan karena sama sekali tak punya sesuatu untuk dilakukan. Ia sudah mengitari dua taman tapi tak menemukan obyek menyenangkan untuk difoto. Pergi ke hutan kecil di dekat sekolah pun tak terlalu menarik karena polisi sedang menutup daerah itu sejak ada pejalan kaki yang tersesat dan belum ditemukan. Dia mencoba ke daerah pertokoan dan nongkrong cukup lama di toko kamera yang sering dikunjunginya, memandangi kamera Nikon incarannya yang entah kapan baru bisa terbeli. Akhirnya, setelah menimbang-nimbang untung-ruginya, dia memutuskan untuk melangkahkan kaki ke gedung olahraga itu.
Seorang pemuda kurus berkulit putih berwajah rubah yang cukup rupawan melambaikan tangan ke arahnya saat Kinari menyusuri lapangan terbuka tempat klub atletik bertanding. Kinari memicingkan mata dan mengenali jersey hitam-biru dan lambang sekolahnya tersemat di bagian dada. Dilambaikannya tangannya dan pemuda itu berlari mendekat.
“Ou, Kazuhiro,” sapa Kinari saat pemuda itu berhenti di depannya, nyengir lebar.
“Kupikir kau tidak ikut jadi seksi dokumentasi,” komentar Kazuhiro.
Kinari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya dan mengedikkan bahu, “Memang tidak. Aku tak ada kerjaan.”
“Jadi berubah pikiran?”
Kinari mendengus. Kazuhiro tertawa pelan. “Yah, mungkin ada bagusnya. Kau jadi tak bisa memotret kekalahan kami.”
Mata Kinari membelalak, “Eh?”
Kazuhiro menggaruk bagian belakang kepalanya, “Maa, baru saja. 30 menit yang lalu.”
“A, ah... gomen,” Kinari berbisik, sedikit salah tingkah. Tapi Kazuhiro tertawa dan mendorong pelan bahunya. “Ii yo.”
“Tidak kecewa?” Kinari meringis, bertanya dengan hati-hati sementara kakinya mengikuti langkah Kazuhiro yang menuju ke arah hall besar.
“Tentu saja kecewa, aku tidak akan munafik tapi lawan kami memang kuat kok. Shouganai. Yang penting sudah berusaha.”
Kinari mencibir, "Seperti bukan kamu saja, bicara seperti itu. Kalau begitu sekarang mau pulang?” tanya Kinari lagi, sudah bersiap-siap berpikir mungkin sebaiknya dia pulang dan tidur saja kalau memang sama sekali tak ada yang bisa dilakukannya. Tapi dilihatnya Kazuhiro menggeleng lalu Kinari merasa lengannya digamit dan diseret ke dalam hall.
“Aku mau nonton dulu. Sudah janji.”
“Janji?”
Kazuhiro mengangguk. “Un. Lawan yang kuceritakan tadi, dia sepupu jauhku. Orangnya baik dan keren sekali. Kau juga harus lihat. Yuk, kita duduk di sana!” ujarnya antusias seraya menunjuk tribun penonton di sebelah barat.
Sambil membiarkan Kazuhiro membimbingnya ke tempat duduk mereka, Kinari memperhatikan bagian tengah hall yang sedang dipersiapkan untuk final cabang olahraga kendo. Dua tim sedang bersiap-siap di tepi arena, memeriksa peralatan dan melakukan pemanasan ringan. Kazuhiro membawa mereka ke tempat duduk tepat di bagian depan tribun jadi mereka bisa melihat arena pertandingan dengan jelas. Kinari menyandarkan punggung dan menumpukan kaki di pagar pembatas. Kazuhiro menepuk pelan lututnya tapi Kinari tetap bergeming.
Diedarkannya matanya dengan malas, melewati tiap-tiap orang yang lewat di sekelilingnya. Kazuhiro sudah sibuk dengan ponselnya. Kinari menebak temannya itu memberitahu ibunya tentang hasil pertandingan hari itu. Kinari kembali mengarahkan pandang ke arah arena. Tim yang akan bertanding sudah mengambil posisi di dua sisi arena, berseberangan satu sama lain. Kazuhiro menunjuk pada satu tim yang diberi tanda pengenal berwarna merah di sisi kanan arena. Kinari pun menuruti arah telunjuk Kazuhiro.
Kemudian matanya terpaku.
Lima anggota tim itu sudah mengambil posisi berderet di tepi. Pelindung tubuh mereka diatur rapi di hadapan masing-masing. Seorang pria yang nampaknya pelatih sedang berbicara dengan dua orang dari mereka yang mendengarkan dengan serius. Tapi yang menahan pandangannya adalah pemuda yang duduk di ujung deretan. Pemuda itu duduk bersimpuh dengan posisi paling sempurna yang pernah dilihat Kinari. Punggung dan pundaknya tegap dan terkesan kokoh. Kepalanya pun tegap dengan pandangan diarahkan sedikit ke bawah. Kedua tangannya diletakkan di atas masing-masing paha, terkatup rapat dan rileks. Potongan rambutnya pendek sekali dan kedua alisnya yang tebal nampak tegas membingkai wajahnya yang tenang.
Meskipun teman setimnya nampak sedikit tegang dan beberapa kali melirik ke arah lawan mereka, pemuda itu seolah tak ambil pusing. Dia mengangguk sekilas pada teman di sebelahnya saat dibisiki sesuatu lalu kembali diam. Dan seolah tahu kalau diperhatikan, pemuda itu mengangkat kepalanya dan Kinari nyaris saja menunduk untuk bersembunyi karena tak ingin ketahuan. Kinari merasa jantungnya berdegup kencang.
Apa? Kenapa?
“Ah, dia melihat ke sini. Yo, Yuusuke~!” Kazuhiro melambai bersemangat.
Kinari menoleh pada temannya itu. “Kau kenal?”
“Un. Un. Dia orang yang kuceritakan tadi. Sepupu jauhku.” Sahut Kazuhiro dengan santai.
“Hee..." Kinari mengangguk-angguk kepala, berusaha acuh. Pun begitu, Kazuhiro sudah melemparkan pandang penuh arti padanya. "Dia keren kan?"
Kinari melengos, "Mana aku tahu dia keren atau tidak. Lihat dia bertanding saja belum."
Kazuhiro tak menjawab. Sepasang matanya yang runcing seperti rubah bersinar-sinar ceria dan tampak geli saat melihat Kinari mengeluarkan kameranya dan membidikan lensa ke arah arena.
*****
Dia sungguh tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Mungkin kedua tangannya lebih paham dan bisa mengikuti runut kejadian di bawah sana daripada dirinya sendiri. Ibu jarinya menekan tombol, melihat sekitar 200 foto yang baru saja diambilnya yang sebagian besar diambil dari pertandingan terakhir. Saat pemuda bernama Yuusuke itu bertanding.
Entahlah. Dia seperti tersihir. Saudara Kazuhiro itu nampak seperti pendekar pedang yang gagah dan anggun dan sungguh, Kinari tak bisa menolak obyek seindah itu untuk dilewatkan begitu saja. Dia hanya bisa menggerutu panjang-pendek dan memukul kepala Kazuhiro saat temannya itu terkikik geli.
Kinari menerima sebotol air mineral yang diulurkan temannya yang masih menahan tawa. Sial, apa-apaan ini? Batinnya. Siapa sebenarnya pemuda itu? Kenapa jantungnya masih belum bisa berhenti berdetak kencang? Kenapa matanya tetap tak bisa beralih?
Wajahnya pasti bodoh sekali karena Kazuhiro masih tak bisa berhenti tersenyum-senyum geli. Kinari merutuk dan berdiri, setelah memastikan kameranya tersimpan rapi di dalam ranselnya.
"Jy, jyaa... aku pulang ya. Terima kasih untuk hari ini." Kinari berujar gugup.
"Chottoooo!" Kazuhiro kembali menangkap lengan Kinari dengan sigap. "Aku mau ketemu Yuusuke dulu. Kau tidak mau ikut?"
Kinari mengerutkan kening, berpura-pura tampak kesal. "Kenapa aku mau ikut? Dia kan saudaramu. Aku sudah dapat foto yang bagus. Sudah cukup kok."
Kazuhiro memiringkan kepalanya yang tampan itu, ".....Tapi kau ingin kenal kan?"
*****
Kazuhiro brengsek!
Kinari merutuk dalam hati saat dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat gugup sambil berdoa dalam hati supaya tidak kelihatan tolol. Dan kenapa wajahnya harus terasa panas, sih?
Kenapa pula dia diam seperti patung saat Kazuhiro benar-benar menariknya mendekat ke rombongan tim sekolah sepupu jauh temannya itu. Mereka sudah mulai membereskan peralatan mereka, melipat kain penutup kepala, memasukkan pelindung ke dalam tas kain dan menyarungi pedang bambu. Wajah-wajah yang lelah namun nampak begitu puas dan gembira. Kinari mengalihkan perhatiannya dengan kembali mengeluarkan kameranya dan memotret pemandangan itu.
Namun saat Kazuhiro melambaikan tangan dan memanggil pemuda incarannya itu, Kinari tak bisa tidak melirik. Pemuda bernama Yuusuke itu menoleh dan begitu melihat Kazuhiro, sudut-sudut bibirnya mengembang menjadi senyuman lebar dan cerah. Sudut-sudut matanya mengerut lembut dan memberikan kesan ramah dan hangat.
Sedetik, jantung Kinari berhenti berdegup.
Uwaaaah, manis sekali. Kenapaaaa? Bagaimana mungkin pendekar pedang yang dilihatnya tadi punya senyum semanis ituuuu? Kinari ingin sekali meraung dan berguling-guling di lantai kalau saja dia tak ingat sedang ada di mana.
Rasanya ingin lari saja dari situ. Wajahnya terasa semakin panas dan kedua tangannya terasa licin. Ia harus berhati-hati agar tak menjatuhkan kameranya. Dibiarkannya Kazuhiro bercakap dengan sepupunya itu, memuas-muaskan diri memandangi pemuda bernama Yuusuke itu sambil berpura-pura memotret apapun yang menarik perhatiannya.
Hirano Kinari, 17 tahun. Bertingkah seperti baru saja jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Eh?
".....pokoknya hebat sekali, deh. Ah, sou! Aku mau mengenalkanmu pada seseorang. Kinari-kun, sini, sini!"
Lagi-lagi, Kinari merelakan lengannya ditarik Kazuhiro. "Ini Hirano Kinari, teman sekelasku. Kinari-kun, Ueda Yuusuke."
"Ah, hajimemashite. Ueda Yuusuke desu." Pendekar pedang bersenyum manis itu kembali tersenyum lebar seraya mengangguk dan mengulurkan tangan.
Waaa, waaa, waaa. Apakah boleh dijabat? Boleh disentuh? Eh? Aku tak akan dianggap bodoh atau apa? Uwaaah, tangannya kelihatan kuat sekali.
"Ah, u, un. Maksudku, senang bertemu denganmu juga. Hirano... Kinari...desu." ujarnya terbata seraya menyambut uluran tangan yang bersahabat itu.
Yuusuke mengangguk dan Kinari merasa lututnya meleleh karena genggaman tangan itu begitu erat dan mantab juga hangat. Brengsek, brengsek, brengsek. Apa-apan ini?
Seolah menyadari kalau temannya mendadak kehilangan kemampuan untuk bicara, Kazuhiro menyembunyikan tawa dengan terbatuk pelan. “Kinari-kun ini suka memotret loh. Kupikir tadi dia bahkan mengambil foto-foto yang bagus. Kau mau lihat?”
Sungguh, rasanya dia mau membunuh Kazuhiro saat itu juga.
Sayangnya, Yuusuke keburu terlihat penasaran dan antusias. “Sungguh? Kalau memang boleh, tentu saja aku ingin lihat. Hahaha, aku jarang difoto sih, jadi mungkin hasilnya tidak bagus ya.”
“Naiii~” Kazuhiro mengibaskan tangannya.
Dibilang begitu, Kinari merasa harga dirinya sedikit tersenggol. “Fotonya bagus atau tidak, itu bukan salah obyeknya, kok,” gumamnya seraya memutar kameranya agar Yuusuke dan Kazuhiro bisa melihat foto-foto hasil jepretannya.
Yuusuke mengangkat alis. “Sou ka.” Lalu mengambil kamera Kinari dan mulai memperhatikan gambar yang terpampang. “Uwaaaa. Aku kelihatan segarang ini?”
Kazuhiro mendekat hingga sisi kepalanya nyaris bersentuhan dengan pelipis Yuusuke, “Mana? Mana? Hahaha tapi kau memang seperti itu kalau sedang bertanding. Eh, yang ini keren loh, Yuusuke.”
Yuusuke memajukan kepalanya sedikit dan mau tak mau, Kinari pun ikut menjulurkan leher karena penasaran. Foto yang diambil Kinari saat Yuusuke hendak turun bertanding, sedang mengenakan pelindung tangannya dan menoleh pada teman setimnya yang kelihatan sedang mengatakan sesuatu padanya sementara mata Yuusuke menatap lurus ke arah lawannya di seberang.
“Ini,” Yuusuke menunjuk foto itu, “boleh untukku?”
Kinari terdiam sejenak. “Tidak. Maaf.”
*****
Kinari memandangi foto itu dengan senyum terkulum. Kini terbingkai rapi dan diletakkan di atas meja belajarnya dan sering dipandanginya tiap kali ia merasa ingin melihat Yuusuke tapi terlalu gengsi untuk menelepon atau mengirim pesan. Bukannya ia selalu menahan diri tapi untuk hal-hal seperti ini, lebih baik ia simpan sendiri saja.
Sebuah sentuhan lembut di pundak membuat Kinari menoleh dan ia pun tersenyum lebar. Tanpa pikir panjang, pemuda itu melempar tubuhnya untuk memeluk Yuusuke, membuat Yuusuke berseru kaget dan jatuh terhuyung ke tempat tidur seraya memeluk Kinari dan tertawa lebar.
NANI KOREEEEEEEE XDDD
ReplyDeleteKinari jatuh cinta langsung lucu gitu reaksinya. Mana pake acara tsun ga mau percaya dia jatuh cinta pula XD
Dan itu apa pake pengen guling-guling di lantai dan bingung boleh jabat tangan atau ga. Manis banget! :Db
Dan Kazu-kun ternyata kau pun adalah cupid cinta? XDD
ini adalah... reaksi spontan seorang yg awalnya pun adl fanboy-nya Uechan tp malah lgsg bablas jatuh cinta? XD
ReplyDeleteSalahkan Neitai krn dia bilang Kazu-kun berjasa di jadiannya Kinari dan Uechan XD
ini pasti sedikit banyak adalah reaksi mama-san sendiri kalau melihat uechan ganteng kan ya? *angkat2 alis* XDDDD
ReplyDeleteKazu-kun jasamu sungguh besar tapi kenapa kau sendiri belum mendapat gandengan? Saya bersedia menggandeng lho btw. *eh*
lalu kebayang kalo kamitsuru itu dewa bangau cinta maka kazu-kun adalah mikonya. *abaikan*
AAAARRRGGHHHHHHHHHHH!!!! INI MANIS MANIS MANIS MANIS MARI SINI KINARI KUNIKAHI KAU! Tak perlu ragu! Jangankan disentuh! Ditimpa pun boleh!
ReplyDeleteUechan memang ganteng ya Kinari, kalau kau tak gerak cepat aku pun mau. *sambil kecup-kecup Kazu-kun*
ps: aku.....harus menghapus dua fic soal mereka kalau begitu wwwww tapi ini jauh lebih manis! Ii!
@Tacchin: ...ba, barechatta? *ninja*
ReplyDeleteiya, padahal dia begitu ganteng dan manis ya *elus2 Kazu-kun*
jadi kamitsuru dewa cinta, kazu-kun miko-nya, kensho sensei itu pendetanya? XD
@Nei: maafkan krn fanfic ini jdnya semacam jeritan hati *ngumpet di balik kolor dek Kikuchi*
NANDE? KENAPA DIHAPUS?
....Barebare desu yo mama-san (* ´ω`)σ)> 3<)
ReplyDeleteGanteng+manis sekaligus gitu ya. Tapi pendiam dan hitomishiri (dan malah ketempelan oumi) XDDD
Lalu isedai anjing langit teman dewanya. XDD
Yuusuke-san kenapa anda punya senyum manis sekali? >/////<
ReplyDeletepanta saja Kinari suka denganmu *berguling gemas*
Kinari imuuuuuuut sekaliiiiii~
gomen ikut baca ^___^
yadaaaaa (*/∇\*)
ReplyDeletegue udah suka banget liat dia waktu pertama kali nonton The Beginning dulu. Trus selalu bilang, "Ganbaree!" tiap dia gagal ngelakuin dance gitu karena badannya kaku banget XD dan takut dia patah pas ditekuk2 sama Motoyama-sensei XD
Eh? Emang dia ketempelan Oumi?
Huahahahahahaha tapi dia sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan urusan cinta tapi cuma jadi penghibur aja
Aku pun sungguh terpana sama senyumnyaaaaaa
ReplyDeleteNggak cuma Kinari yang doyan kok. Yuusuke punya fanbase LMAO
Eh? Kenapa minta maaf. Fanfic ini boleh dibaca semua orang kok XD Thanks udah baca dan komen ya ;D
Karenaaaaaaa.
ReplyDeleteUe-chan di sini sungguh nyam nyam! *dorong-dorong Kinari menjauh* itu terakhirnya ichaicha? Ihihihihi
dan apa itu gue membaca soal Isedog? XDDD
Kazu di tempat gue juga ngebantu begini, tapi dia tim sepakbola. Terus pertemuan pertamanya karena Kinari ga sengaja memotret....argh! Maafkan aku! m(___)m akan kuganti dengan yang lain!
nandeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee?
ReplyDeletemenurutmu? :D :D :D :D
mau bacaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Kenapa kau minta maaf? Aku yang sama sekali tak tau kau bikin pertemuan pertama juga XD;;;
aku! Aku juga mau foto Uechan dengan seragam bertarungnya dan sikap dududk sempurna! *baca ulang ulang ulang karena nunggu di bis dan niyaniya sendiri* demiiiiit, coba sini kamera ituuuuuu! Biarkan aku melihat Uechan yang garang dan ganteng!!
ReplyDeleteMenurutku mereka akan cuddling :D :D :D
synchro na no yooooo!
KINARIIII BAGI FOTONYAAAAA
ReplyDeleteBukan salahmu kok kalau sampai segrogi itu. Karena Ue-chan memang kereeeennn dan ganteeengggg dan maniiissss dan baiiikkkk *menggelepar*
(* ´ω`)σ)> 3<) kono~~~ *tsuntsuntsun*
ReplyDeletesejujurnya sepertinya mungkin aku mendelete the beginning itu karena aku tak berhasil menemukannya lagi dimanapun... *lalu lupa isinya gimana selain ada yang diinjek Motoyama-sensei*
Lha Kazu-kun kan ditowel-towel dan dipeluk-peluk Oumi terus gitu bukannya di bekstej? XDDDDD
Isedog ada hanya untuk penggembira dan peramai suasana? XDDD
@Nei:
ReplyDeletemari bongkar komputernya Kinariii!!!
Cuddling pun lucuuuu. Sambil sun2an pipi dan idung dan main kitik2an mesra gitu ya. DEMI APA KINARI KAU BISA NGELIAT UECHAN SEDEKAT ITU TUKER TEMPAT!
@Icha:
Orangnya minta aja gak dikasih! XD
Bukan. Sungguh bukan salahmu kok, Kinariii
@Tacchin:
yadaaaaaaaaaaaaaa (ノ≧∀≦)ノ
Ada yg dia latian sampe mukanya susaaaaaaaaaaah dan putus asa banget gitu. Tapi trus diajarin sama yang lain. Kakinya sampe kapalan dan berdarah gitu loh. Kasian banget liatnya tapi pas di stage jadi keliatan gitu progressnya gila banget *salut*
a, aku harus menonton ulang bekstej kalo gitu XDD
dan menggigit2 pertapa berumur panjang berwajah menipu yang low tension tapi dalam hati sebenernya taiho? :D :D :D
PERTAPA BERUMUR PANJANG. TEGANYA KALIAN PADA DEK KIKUCHI YANG BOROS KUADRAT ITU. >:|
ReplyDeleteAnjrit enak banget bisa towel-towelan dengan Uechan di atas kasur dan ndusel sepuasnya begitu ;u; soko kaware Hirano Kinari! Onoreeeeeeeeeh!!!
habis apa dong? Penunggu pohon keramat?
ReplyDelete*gigit2 meja sambil gebuk2 bantal*
kenapa bukan dewa gigi atau apa kek yang bagusan dikit, sayang kan mukanya cakep ;____;
ReplyDeletebtw ini Kazuhiro harus ditraktir seumur hidup loh Kinari XDDDD *walau gue yakin doi hanya bersyalalala cuek tanpa tahu jasanya besar*
*ngakak ngebayangin dek Kikuchi jadi peri gigi* LOH, pertapa itu kan keren loh!
ReplyDeleteKazu-kun kan udah sering nyatronin kedai es krimnya Uechan dari kecil, jadi Kinari menganggap itu udah balesannya Kazu-kun sementara Uechan gak ngeh sama sekali ya XD
pertapa itu bisa pakai kain putih disampirin doang tanpa jahitan ya? *malah mikir yang iya iya*
ReplyDeletedan karena Kazu-kun orangnya sungguh gampangan dan nrimo, jadinya dia senang-senang saja ditraktir es krim (doang) *sini Kazu-kun, kujodohkan kau dengan siswa SMU cantik nan tampan tapi agak gila di sebelah sana*
Yada tapi mukanya doyan gitu XDDDDDDDD
ReplyDeleteHauuh, ampe berdarah gitu D: Kazu-kuuuun! Jangan memaksakan diri, nanti kau patah beneran lho XD
Iyaaa. Itu di bekstej kan mereka pelukan trus malu sendiri habis itu. "Okashii okashii! Kita ngapain sih!" atau semacamnya gitu XDD
PERI GIGI. Ya Tuhan ga cocok banget itu peri gigi mukanya papan gitu 8DDDDD
@Nei
ReplyDeletehoraaa! XD
atau mungkin dia memanfaatkan Kinari untuk nemenin dia kemana2 atau minta foto2 gratis kalo ada event apa gitu XD Kazu-kun, ternyata licik? XDD
Siapa itu siswa SMU cantik nan tampan tapi agak gila?
@Tacchin:
:D :D :D :D :D :D datteee
Iya, diliatin gitu pas dia lagi mlester kakinya. Eh, kayanya emang ditemenin Oumi sama Mao-san deh *berusaha mengingat*
KAZU-KUN JANGAN MALU-MALU!!! GANBATTE!! #eh
NISHIJIMA dong.
ReplyDeleteKazu-kun ternyata mukanya klasik minta ditindas namun sadis?
Ini nampaknya aku melewatkan sesuatu yang terjadi antara Nishijima dan Kazu-kun ya XD
ReplyDeletemuka helpless-nya itu minta dipeluk bangeeeeeeeeeeeeeeet. Muka model lukisan ukiyo-e XDDD
habisnya di DL2011 kan mereka saling elus rambut masing-masing gitu, mana muka mereka bisa cantik bisa ganteng. Sudahlah diamprokin saja berdua. *dipelototin Kuwano*
ReplyDeletesara-sara hair gituuu? XDDD trus gue serem gitu ngebayangin mereka berdua. Satunya muka rubah, satunya ganteng tapi serem XDDD
ReplyDeleteKuwano, nak, kau panjat pohon sama Jinjin saja sana! XDDD *ditiban*
babylisspro nano titanium - TITanium Art Studio
ReplyDeleteNew titanium helix earrings Designs · Designer Tooling titanium uses & aftershokz titanium Development titanium cost · Degree titanium hoop earrings Design