Fandom: Prince of Tennis Musical
Cast: Katou Kazuki, Inoue Masahiro, Kubota Yuuki
Rating: G
Warning: AU, OOC, bromance
Disclaimer: actors are belonged to their respective agencies. No profit gained, no harm intended
Note: iseng sore-sore dan pendek saja deh :D
"Nii-san."
Kazuki mengangkat kepalanya, mengalihkan pandang dari novel detektif yang ada di pangkuannya. Dilihatnya sesosok mungil tersembul dari pintu kamarnya yang terbuka. Kazuki mengerutkan kening.
"Masahiro? Ada apa?"
Anak laki-laki itu menggerut bantal yang ada dalam pelukannya. Kerah piyamanya yang bermotif beruang agak merosot di pundak kanan. Masahiro melirik takut-takut ke arah jendela. Hujan sejak sore dan makin deras seiring malam datang bahkan disertai petir dan guntur. Gemuruh suara dari luar dan bunyi dahan-dahan pohon membentur kaca membuat Masahiro tak bisa tidur. Maka ia lari ke kamar kakaknya. Ryuuji, yang kamarnya paling dekat dengan Masahiro, tak membukakan pintu dan Masahiro berjinjit untuk membuka sendiri tapi pintunya dikunci. Samar, Masahiro ingat gadis cantik yang datang dengan kakaknya tadi sore dengan keadaan basah kuyup.
Jadi kaki kecilnya pun berlari menuju kamar Kazuki. Untunglah Kazuki belum tidur. Kakak keduanya itu masih duduk duduk di tempat tidur, membaca dengan diterangi lampu tidur. Masahiro malu menjawab kalau ia takut tapi Kazuki memandangnya dengan khawatir.
"Masahiro?"
Nyala terang kilat membuat ruangan itu terang sesaat diikuti dengan suara menggelegar keras yang membuat jendela bergetar dan Masahiro pun berlari, dengan sigap melompat ke tempat tidur lalu meringkuk di sebelah kakaknya. Tubuhnya gemetar dan kepalanya disurukkan ke antara bantal yang menyangga punggung Kazuki dan lengan besar kakaknya. Kedua tangannya menutupi telinganya.
Kazuki mengernyit. Petir barusan memang kencang sekali. Diliriknya sosok adik bungsunya yang meringkuk ketakutan. Dokter muda itu tersenyum, ditutupnya novel bacaannya, menyingkirkannya ke atas meja dan merengkuh tubuh Masahiro dalam pelukannya.
"Kamu ini, sudah kelas 6 masa masih takut sama petir?" Kelakarnya sambil menepuk-nepuk gundukan kecoklatan rambut Masahiro.
Masahiro hanya menggerung sambil menggelengkan kepalanya yang disurukkan makin dalam ke dada sang kakak. Kazuki menghela nafas dan memeluk sang adik dengan lebih erat.
Masahiro nyaris jatuh tertidur. Rasanya nyaman sekali dipeluk Kazuki. Kakak keduanya itu biasanya selalu serius dan tak akan segan memarahi Masahiro yang memang tak bisa diam dan selalu membuat onar. Tetapi sentuhan tangannya di kepala Masahiro, pelukan dan senyumnya selalu terasa hangat dan Masahiro tahu kalau kakaknya itu sangat sayang padanya.
"Sudah tenang? Petirnya sudah berhenti tuh." Suara Kazuki terdengar samar. Masahiro mengangkat kepalanya perlahan, mengintip ragu ke arah jendela dan telinganya mendengar dengan waspada. Sudah tak ada petir, yang tersisa hanya suara gemuruh hujan yang belum reda.
Kazuki melepas kacamatanya dan menyimpannya dengan rapi di atas novelnya. Dibiarkannya Masahiro beringsut turun dari pangkuannya meskipun kedua lengannya masih memeluk erat lengan Kazuki.
"Nii-san tidak takut petir?" Tanyanya lugu.
Kazuki tertawa kecil. "Takut. Tentu saja takut. Kalau tersambar kan berbahaya."
"Mou." Masahiro merengut, pipi bulatnya menggembung sempurna dan Kazuki mencubitnya dengan gemas.
"Sudah diajari caranya menghindari petir kan di sekolah?"
Masahiro mengangguk.
"Masahiro tahu kalau rumah kita ini dilengkapi penangkal petir?"
Kepala mungil itu mengangguk lagi. Kazuki tersenyum. "Nah, berarti Masahiro tak perlu takut dengan petir kan? Karena Masahiro aman di dalam rumah."
Masahiro menggigit bibir lalu melirik pada Kazuki yang memandangnya, menunggu jawaban dari sang adik. Masahiro beringsut, berbaring miring tanpa mau melepaskan lengan sang kakak yang terasa nyaman, hangat dan aman.
Kazuki mengacak rambut sang adik dengan gemas. "Masih takut?"
Masahiro menggeleng. "Tapi aku boleh tidur sama Nii-san kan?"
Kazuki tertawa lalu menghela nafas. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh mungil adiknya. Pria itu merunduk untuk mendaratkan sebuah kecupan di kening Masahiro.
Masahiro beringsut lagi, mencari posisi yang benar-benar nyaman sebelum menutup mata. Ia menguap lebar dan menggumamkan "Oyasumi, Nii-san."
Kazuki tersenyum. "Oyasumi, Masahiro." Lalu mengambil kacamata dan novelnya lagi.
------
Kazuki mengangkat kepalanya dari bacaannya saat mendengar pintu kamarnya diketuk. Kazuki mengernyitkan kening, melirik jam dan baru sadar kalau malam sudah larut sekali.
"Ya?" Sahutnya saat pintunya diketuk lagi.
Kubota melangkah masuk. "Hei, belum tidur?"
Kazuki mengangkat novelnya. "Ada apa, Yuuki?"
"Tadi petirnya kencang sekali kan? Aku ke kamar Masahiro untuk melihat keadaannya tapi ia tak ada." Jawab Kubota dengan wajah setengah khawatir.
Kazuki tak menjawab, hanya menoleh pada gundukan di sampingnya. Kubota menghela nafas lega. Ditutupnya pintu, melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidur Kazuki. Diliriknya adik bungsu mereka yang sudah tertidur dengan lelapnya. Dengan iseng, ditusuknya pipi bulat sang adik dan tertawa saat Masahiro menggumam sebal.
"Yuuki." Tegur Kazuki.
Kubota hanya menjulurkan lidah. Petir menyambar lagi di luar sana. Kazuki mengernyit tapi tak berkata apapun dan melanjutkan membaca. Saat tak mendengar apa-apa dari sang kakak, Kazuki melirik. Didapatinya Kubota sedang memandangnya dengan senyum lembut.
"Apa?"
"Kau tak apa-apa?"
Kazuki mengangkat alis tak mengerti.
"Masih juga takut petir? Karena itu kau tak pernah tidur dan membaca sampai larut kalau ada badai kan?"
Tanpa sadar, Kazuki merengut. Semburat merah menjalari leher dan telinganya. Pria itu melengos dan Kubota tertawa seraya menjulurkan tangan untuk menepuk-nepuk lutut Kazuki yang tertutup selimut. Lalu ia naik ke tempat tidur, menyusup ke balik selimut dan berbaring di sebelah Masahiro.
Kazuki menatapnya. "Sedang apa sih?"
Kubota menghela nafas dengan santai. "Menjaga adikku. Tidurlah."
Kazuki ikut menghela nafas, mengernyit kala petir menyambar lagi. Kali ini ia menyerah dan ikut berbaring. Kedua pria itu merapat pada Masahiro yang menggeliat pelan dan bergumam sesuatu dalam tidurnya.
Kazuki tersenyum kecil, menatap Kubota dengan sayang. "Oyasumi, ......Nii-san."
Kubota nyengir. "Oyasumi."
Nii-san tachi, akupun takut petir! Aku mau dikelonin juga!! *nyrusuk di tengah sambil peluk bocchan*
ReplyDeletenb: Sainei! Ngapain oi!
*dorong2 Nei*
ReplyDeleteSainei juga sedang nemenin yg takut petir lainnya *ahem*
akhirnya dia muncul dan update status dengan lebih gaya. *susut airmata haru*
ReplyDeletetrus gue agak mau protes kenapa Kazuki disebut dokter muda sebelum sadar Masahiro-nya baru kelas enam *dijala*
Kasian kalo sakit perut melulu :p
ReplyDeleteSainei: kalian tak sayang padaku!! T_T
*jala, lempar ke danau kappa*
Sweet banget... Mauuuu jugaaaaa!!!
ReplyDeleteTernyata Kubota itu kk yg baik yah. XD~
Dia memang kakak yg baik kok. Kan kalo Bocchan diomelin Kazuki, pasti kaburnya ke Kubota. Cuma Kubota tukang kabur aja LOL
ReplyDeleteAaaaawww!!! Keigo harusnya tinggal di Bogor biar bisa bobo bareng terus Bogor kan sambaran petirnya tersering sedunia. *bangga*
ReplyDeleteOi oi Kazuki! Tak pantas nelayan takut petir! Kalau melaut di waktu badai bagaimana? *dijala*
ReplyDeleteKubobe, kau sungguh mantan berandalan yang manis ya. *membuat universe sendiri*
Sainei, kau ketinggalan peluk-peluk Bocchan bundar lho. Kasihan. XD;
Iya ya, Pak Nelayan masa takut petir? Eh, tapi kan, Nelayan tidak melaut saat ada badai, kk Icha. Mereka melaut saat hari cerah *makanya jadi keling*
ReplyDelete@Sora iya, di pamulang juga #apadeh XD
ReplyDelete@Icha soalnya dia nelayan yg naik kapal tongkang, Cha. Bukan yg kapal gede, jd kalo badai kan malesin banget ya #dijala
Soalnya Kazuki cuma nelayan, yang juragan kapal mah Kubota. *asli digebuk*
ReplyDeleteDi Pamulang jg banyak petir? Ow! Jadi... Pak Nelayan berasal dari keluarga Keigo dan dia berlayar HANYA dengan kapal tongkang?! Oh God!
ReplyDeleteYes, waktu itu pernah dua jam petirnya nyamber2 kenceng dan gede banget sampe semua jendela bergetar *seram*
ReplyDeleteKazuki kan penuh..... Umh.... Petualangan...umh....
Tapi tetap tak separah Bogor, Mama. Bogor petirnya nomer 1 sedunia. *merinding inget kejadian waktu itu, dikira bakal mati saat itu* Kazuki...nelayan sejati!!!!
ReplyDeletekalau bukan nelayan sejati, dia tak mungkin sesabar itu menunggu tujuh belas tahun!!!
ReplyDelete@Nei;
ReplyDeleteKazuki : KANKEINAI!!!
Kazuki sungguh kasihan, terombang-ambing di laut, kalau tidak diterpa badai, dipanggang matahari.
hidupnya paling menderita, pantas mukanya tua.
ReplyDeleteKazuki : KANKENAI!!
LIKE THIS.
ReplyDelete*dijala*
Kazuki, sudah tua kau masih takut sama petir di dalam rumah? Malu sama mukamu, Pak nelayan XDDDD!
ReplyDelete*disambit raket*
Oh, Kubobe, maaf, aku lagi2 lupa kalau kau kakaknya Kazuki... Muka Kazuki boros sih....:PPP
Hidoi na, Riri XDDDD
ReplyDeletepak nelayan,, gimana sih udah tua masih takut petir? malu2in nama keluarga kalo ntar lagi badai dikelonin anak kecil! *lirik takuya bentangin tangan lebar-lebar dengan wajah sumringah*
ReplyDeleteKan takutnya nggak ngerungkel kaya Bocchan, dia cuma gak bs tidur XDD dan Takuya kayanya gak (belum) tahu kalo pak nelayan takut petir XDDD
ReplyDeletekarena gak ngerungkel trus takuya heran kenapa pak nelayan membeku di sudut ranjang baca buku bukannya ndusel-ndusel ke dia XDD *dibuang kelaut
ReplyDeleteKalau sama gyuunyu-chan mungkin Kazuki-nya malah lebih jaim lagi. (berarti waktu ini gyuunyu-chan masih kelas empat es de)
ReplyDeleteHe eh, di sini gyuunyuu-chan masih kelas empat es de, belum bisa didusel2 (cuma ciuman aja #eh)
ReplyDeleteDan sekarang pun, kalo sama gyuunyuu-chan kan pasti nggak tidur *gyay*
Eh tapi menurut kk Icha, ciuman pertama gyuunyu-chan dan Kazuki kan waktu masih kelas empat es de. (atau enam yah?)
ReplyDeletegak tidur, biar anget. *gyay*
........saya lupa. Kayaknya kelas empat deh. *gyay*
ReplyDeletePasti ga tidur. Main dokter-dokteran. :3
Kau kan yang nulis, masa lupa? *timpuk Icha*
ReplyDeleteYay, yay, main dokter2aaaaaaan :3
Kalah cepat sama anak kelas empat es de, malu, Kazuki, malu!
ReplyDeleteK...kan sudah lama *blush*
ReplyDeleteKyaaaa.... Kubota kau manis sekaliii~ *uyel2*
ReplyDeleteKazuki... antara muka dan kelakuan sungguh tdk sinkron :))
Nice story, like it d(^o^)b
Memang XD dia kebanyakan jaim sih LOL
ReplyDeleteAw, glad that you like it. Thanks for reading!