Fandom(s): Tennis no Ouji-sama Musical, Cocoa Otoko
Cast: Kubota Yuuki, Hosogai Kei
Rating: PG-13
Warning: BL, AU, OOC, too much conversation in english while the fic itself is in bahasa.
Disclaimer: I do not own anything and/or anyone
Note: Oh, gue cinta Kei-chan. Semoga bisa menghibur untuk Lebaran yang tertunda #eh
"You know what? I never imagine that 'once in a full moon' could span so long it turned into 'once every hundred full moons'."
Sudut-sudut bibir Kubota Yuuki tertarik membentuk cengiran lebar. "Aku kan sibuk."
"Yeah, yeah. Spare me the bullshit."
Lagi-lagi dokter itu hanya sanggup nyengir. Dihampirinya sosok di hadapannya, kedua tangannya menjangkau pegangan kursi roda dan mendorong pelan. "Keluar yuk. Udara segar mungkin bisa membuatmu sedikit ramah padaku, Kei-chan."
Pria yang dipanggil Kei-chan itu hanya memutar matanya dan menurut saja didorong keluar ruangan praktek Kubota. "Buy me a drink." Ujarnya tanpa mau ditawar.
Mereka berhenti di depan mesin penjual minuman dan menekan dua tombol berbeda. Bunyi kaleng berdentangan dan Kubota merunduk untuk mengambil minuman mereka. Diserahkannya satu pada teman sekaligus pasiennya itu. Kei menyambut dengan sedikit terpana.
"White grape juice. You remember." Gumamnya.
"Told you. Aku selalu memikirkan dirimu."
Kei mendengus. "You expect me to believe that?"
Kubota mengedikkan bahu tak acuh dan melanjutkan langkah menuju taman. Kali ini dibiarkannya Kei mengikutinya di sampingnya. Kubota mengambil tempat di salah satu bangku taman yang terletak di bawah rimbunan pohon wisteria. Kei menghentikan kursi rodanya di hadapan dokter itu, menyesap minumannya tanpa banyak cakap.
Kubota menatap temannya itu. Tak banyak yang berubah dari Hosogai Kei sejak terakhir kali mereka bertemu. Tubuhnya masih saja ramping dengan tinggi yang nyaris menyamai Kubota kalau Kei berdiri. Sayangnya, penyakitnya membuat kakinya tak bisa berlama-lama menopang berat badannya. Kei menghabiskan lebih banyak waktu di kursi roda. Meski saat ia sedang bisa berdiri, ia akan mondar-mandir kesana kemari walaupun harus ditopang tongkat. Wajahnya manis cenderung cantik meski suaranya berat dan lidahnya tajam. Sarkasme-nya selalu membuat Kubota merasa terhibur. Dan entah bagaimana, Kei malah terlihat semakin seksi.
Hosogai Kei, orang Jepang yang tinggal di Amerika sejak SMU. Anak kenalan ibunya dan mereka dikenalkan saat Kubota harus menemani ibunya yang diopname karena usus buntu. Pemuda yang menarik meski tak seaneh Shintarou. Mereka sempat berkencan beberapa waktu tapi karena satu dan lain hal, hubungan itu tak berlanjut.
Hosogai Kei, 35 tahun, satu-satunya orang yang sanggup membuat Kubota Yuuki sempat berpikir serius tentang pernikahan. Walau pada akhirnya tak diungkapkan.
"Still can't believe you refused to inherit such facility." Kei berujar, membuyarkan lamunan Kubota. Kebiasaannya berbicara dalam bahasa inggris meski mengerti bahasa jepang pun tak berubah.
Dokter itu lagi-lagi hanya nyengir dan merogoh kantong untuk mengeluarkan sekotak rokok. Kei mengangkat alis. Kubota menunjuk tanda di sudut taman yang mengatakan kalau di situ diperbolehkan merokok. Lagipula, ia kakak pemilik rumah sakit.
"Kau pasien." Ujarnya saat Kei mengulurkan tangan lalu tertawa saat Kei mendelik padanya. Diangsurkannya kotak rokoknya lalu berbagi api dengan pria itu.
Beberapa kali tarikan dan hembusan, Kubota menoleh pada temannya itu. "Kau selalu menolak untuk dirawat sebelumnya. What's the change of heart?"
Kei melirik ke arahnya dan mengangkat bahu. "I'm tired."
"Karena harus menjelaskan pada orang-orang dan bosan dikasihani?" Tanya Kubota.
Kei memutar matanya lagi. "Of the chair."
"Ah." Kubota manggut-manggut. "Tapi kenapa harus di Jepang? Di Amerika kan juga ada pengobatan yang tak kalah bagus dengan di sini."
Kali ini Kei tak menjawab. Ia menyesap minumannya lagi dan hanya menatap Kubota dari tepi kaleng minumannya. Kubota menangkap pandangan itu dan tersenyum simpul.
"Kangen padaku?"
Kei mendengus. "You're the only one I can trust."
Kubota menundukkan kepalanya dengan gaya. "I'm flattered."
"You should."
Dokter itu tertawa lagi dan sungguh, hatinya melonjak senang saat melihat Kei pun ikut tersenyum. "Aku tak akan jadi satu-satunya yang merawatmu loh. Ada Souta-sensei dan Matsuzaka-sensei yang akan ikut menanganimu."
Kei hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban. "As long as you trust them."
"Mereka dokter yang kompeten."
"Then it's fine for me."
Mereka terdiam beberapa lama. Kei memejamkan mata, nampak menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya dan bunyi desir daun wisteria di dekat mereka. Kubota menyalakan sebatang rokok lagi, ikut menghanyutkan diri dalam diam. Ia melambai sejenak pada Tori dan Takuma yang kebetulan melintas. Hanya tersenyum pada ekspresi keheranan mereka. Ia pun mengerutkan kening saat tangan Kei terulur ke arahnya. Perlahan, disambutnya diselipkannya tangan itu ke dalam genggamannya dan mengelus buku jarinya yang agak kasar.
"Masih main bass?" Tanyanya pelan dengan penuh ingin tahu.
"From time to time." Balas Kei masih dengan mata terpejam.
"Masih sendiri?" Lanjut Kubota, mengelus pangkal jari manis Kei dengan ibu jarinya.
"Same as you." Kei membuka matanya.
Kubota mengangguk dan sebelum ia sempat bertanya lagi, Kei menduluinya. "Still seeing him?"
Dokter itu terdiam sesaat lalu mengangguk. "Kadang."
Kei mengangguk-angguk. Kubota mengulum senyum. "Cemburu?"
Lagi-lagi ia mendengus. "I never even met him." Kei mendesah. "And you did say you have no intention to marry him."
"......Memang."
Mereka terdiam lagi. Sama-sama menahan diri agar tidak terjebak dalam pertanyaaan seperti 'kau menganggapku apa'.
"Kudengar dari Ibu kalau kau sempat dekat dengan seseorang? Penyanyi kalau tak salah?"
"Drummer." Koreksi Kei cepat.
Kubota mengangguk-angguk. "Dia membuatmu kesal?"
"Not as much as you."
Kubota tertawa renyah. "You'll meet someone."
"Oh, don't give me that." Kei terdengar sedikit kesal. "You're the only one I want to marry. But you never trust marriage. So, you see, I have no option." Pria itu menatap lurus-lurus ke arahnya. Kubota mengerang.
"Apa kau mencoba membuatku merasa bersalah?"
Kei memajukan tubuhnya, satu sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring dan terlihat sedikit licik. Matanya meredup saat wajah mereka begitu dekat dan Kubota bisa merasakan hembusan nafas Kei di wajahnya. "Every second of my life."
Kubota balas nyengir. "Perjuanganmu berat, kau tahu." Ia beringsut mendekat hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan. Perasaan hangat dan geli di bagian bawah perutnya ini terasa begitu familiar.
Senyum Kei melebar. "Do you think I'm that weak?" Ujung-ujung jemarinya menyentuh garis rahang Kubota.
Kubota mengedikkan bahu dan menarik tengkuk pria itu untuk menciumnya.
"Think your brother will kill us if he catch us making out here?" Bisik Kei sambil mengecup dagu kokoh Kubota.
"Probably." Gumam Kubota acuh.
Kei tertawa dan menjauh. "You never change." Ujarnya, menjetikkan jari di ujung hidung Kubota yang sedang menjilat bibir.
"Kau juga."
Mereka tersenyum lagi. Kei mengeratkan genggaman tangan mereka yang masih terjalin. "Drive me home? Or I have to wait until you're finished?"
Kubota melirik arlojinya. "Aku harus rapat dengan Kazuki setengah jam lagi. Kalau kau tak keberatan menunggu di kafetaria, aku akan minta Matsuzaka menemanimu."
"I have no problem waiting. Been doing it since I met you." Ujar Kei, mengibaskan tangan dengan acuh.
"Kei-chan."
"Yuuki-chan."
Kubota mendesah kalah. "Fine. Stay around. And we'll see. But I can't promise you anything."
"That is why I love you, Yuuki-chan." Ujar pria itu sambil tersenyum miring. "But you're still driving me home."
Kubota menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mendesah lagi. "You're evil."
"That's why you love me."
-end?-
MANA LANJUTANNYA MANA MANA MANA MANA MANA!! *dorong-dorong kursi roda* manis sekali Kei-chan di sini! Tapi kenapa sakit? T^T
ReplyDeleteKomentar gue cuma satu: I WANT MORE.
ReplyDelete...Oke, gue tambah deh. XDD Beda banget dengan dynamics-nya Yuuki/Aki yah? Kei terdengar bitter, tapi juga resigned gitu.
MOREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
@Nei: Umh, karena... Entah kenapa di kepala gue terbayangnya begitu? Meskipun gue gak tau penyakit macam itu ada apa nggak *ngumpet dari Icha*
ReplyDelete@Anne: XDDDDDD
Yes, memang beda. Yang ini mungkin gak sesantai sama yg itu dan bikin hidup Kubota yg keliatan nyantai itu sebenernya cukup repot LOL *ditebas pedang*
Iyaaaaa, lg mikir ini nanti ke depannya mereka gimana XDDDD
terus gue jadi agak sedih gini, kayak waktu baca Kuma dan Tori cuma yang ini tampak rumit, otona no aji dakara.... *abaikan*
ReplyDeleteOh, believe me. Yang ini gak sesedih Kuma sama Tori kok LOL. Sebenernya malah lebih njlimet Kuma/Tori loh daripada ini.
ReplyDeleteOh, Ke--chaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnn....~~~~~~!!!!
ReplyDeleteGw langsung kyun begini bacanya... *peluk2 Basco*
Lanjut, Mama-san! Lanjut =9
Manis ya..., tapi kayak kata Nei. Otona no aji.
Gara2 nontonin videonya Cocoa Otoko nih, Kei-chan tampak sangat keren dan seksi waktu main bass -> dari dulu sukanya ngeliatin bassis gara2 Jiro *blush*
ReplyDelete*peluk2 Joe* #loh
*mati kutu*
ReplyDeletekarakter kei-chan udah dluar jagad pemahaman saiah :p
tapiii... tetep suka ama critanya *dan tnyata ada yg bs ngalahin kubota* :D
Ke...kenapa di luar pemahaman, kk? ^^;;;
ReplyDeleteTapi syukurlah ceritanya masih bisa dinikmati ehe~
Karena saiah cuma pernah denger namanya kei-chan doang? Jd gak kbayang orgnya kayak apaan *rofl*
ReplyDeleteAh, baiklah. Tak bisa membantu dengan gambar karena lg mobile mode ^^;;
ReplyDeleteKeichaaaannn!!! Kau polio? #eh
ReplyDeleteSuka banget sama interaksinya, brasa real gmn gt. Dan totally kebayang keichan ngom pke eigo dgn nada sarkatis... >.<
Saia juga pny bassist fetish lho! Demen keichan gr2 dy main bass d cocoa otoko, walo awalnya kyknya dy gak bs main. Saia jg demen banget ama jiro! *jiro glay kan?* #gakadayangtanya
Eh? Itu polio namanya ya? XDDDDD *pengarang tak bertanggung jawab*
ReplyDelete*woot* TEMAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNN!!!!!! *pegangan sama Ren*
Gw ga bisa bilang Kei-chan sakit apa karena gejalanya kurang jelas. *nods* *dibuang*
ReplyDeleteEeeehhhh Kei-chaaannnn! Aku padamuuuuuuuu!!! *dusel2 uyel2*
Emang ga serumit Kuma & Tori sih, tapi ini juga agak2 nyeredet hate. Kubotaaaaa jangan nakal-nakal yaaaa! #eh
Maafkan kalo kurang jelas, bu dokter *telanjangin Kei-chan*
ReplyDeleteMaaf ya, gue menambah rumit suasana ya? XDDD Tapi Kubobe kan bukan Bocchan :p *ditabrak*
semakin rumit semakin asyik dong ah.
ReplyDeletememang yang santai di keluarga itu cuma Sainei
Saya taktahu,kk. Asal nyeplos *dtimpuk* Xp
ReplyDeleteKei-chan mari saya periksa! *GYAY*
ReplyDeleteAh nevermind, gw lagi2 looking too deep ke masalah ini. XD *pukpuk Kubobe & Kei-chan*
@Nei:
ReplyDeleteSainei: gue memang jarang muncul, tp hidup gue nyantai! Ha! *angkat idung* *disambit sama kakak2 dan adiknya*
@Ren: *timpuk* XDDD
@Icha: Loh? XDDD Mau lihat seberapa dalam juga silakan loh :p
agh akhirnya dapet suntikan fic setelah puasa sebulan penuuuhhhh... *euphoric*
ReplyDeleteneii,, confirm gw dong dong.. *nemplok*