Cast: Matsuzaka Tori, Inoue Masahiro, Wada Takuma, Daito Shunsuke, Takiguchi Yukihiro
Rating: PG
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: I do not own anything. Steps on picking a wedding caterer are taken from here
Note: Nei, mana bagian Bestmen-nya?
1. Ask around in your own circle for references to a good wedding caterer. And by the way, 'wedding' is the operative word here - lots of caterers may not necessarily have experience with weddings, and that particular experience is important.
"Memangnya tidak ada yang lebih mahal lagi ya?" Tori bertanya sarkastis sambil mengibaskan tangannya ke arah tumpukan pamflet penyedia jasa katering pernikahan yang berserakan di atas meja ruang tengah keluarga Keigo.
Masahiro merengut. "Itu semua harganya masuk di tengah-tengah, kok." Mata pemuda itu mendelik. Dia sudah susah payah mengumpulkan semua pamflet itu dan memilih dengan hati-hati. Bukan salahnya kalau Tori menganggap harga yang tertera masih mahal.
Tori mendengus dan membolak-balik sekali lagi beberapa pamflet yang sepertinya cukup menarik meskipun paket harga yang tertera di dalamnya tetap membuatnya mengernyit. Tentu saja dia tahu kalau katering pernikahan adalah bisnis mencari uang yang besar sekali dan yang masuk kategori murah pun pasti akan tetap membuat Tori mengernyit. Rekomendasi dari ibunya pun ditolak Tori mentah-mentah meskipun Tori tahu kateringnya berkualitas. Dia yakin di suatu tempat pasti ada katering yang berkualitas dengan harga yang masih masuk akal.
Tunangannya mengambil duduk di sebelah Tori setelah akhirnya memutuskan kalau dia sudah lelah berdiri terus sejak tadi. Pemuda jangkung itu menjangkau sehelai katering. "Ini yang biasa kami pakai kalau ada acara di rumah ataupun di rumah sakit. Tori tahu kualitas makanannya seperti apa." ujarnya hati-hati. "Tori suka creme brulee dan strawberry sorbet-nya kan?"
Tori merengut sebal seraya menyisihkan pamflet berwarna hitam-emas itu ke sebelahnya.
2. If that doesn't work, check with well-known local venues (even if you're not having your wedding in one of them). Local venues will work with local wedding caterers, and their reputation depends on having quality wedding caterers available to choose from.
Takuma menyodorkan segelas es kopi pada Tori sambil tersenyum. "Tak perlu cemberut begitu dong. Begitu menyebut 'pesta pernikahan', otomatis mereka pasti akan menaikkan harganya."
Tori mendengus, menyambut es kopinya sambil menggumamkan "Terima kasih." Dia menyesap minumannya dengan kesal sampai Shunsuke terkikik geli dan Tori melotot padanya dengan tak senang.
"Maaf, maaf." Kilah Shunsuke sambil menyodorkan sepotong apple pie ke hadapan temannya itu. "Habis wajahmu lucu sekali sih."
"Lagipula mencari katering saja kenapa susah sekali sih?" Tori bersungut-sungut, menusuk-nusuk apple pie-nya.
"Kalau tak mau makan, berikan saja padaku." Takuma menjulurkan tangannya dan langsung ditepis Tori dengan sigap.
"Maksudku, memangnya apa bedanya sih dengan katering pesta biasa? Kenapa harganya harus dibedakan semahal itu? Rasanya toh juga sama saja." Takuma dan Shunsuke hanya tersenyum-senyum menanggapi omelan teman mereka itu. Dalam hati mereka maklum kalau Tori kesal. Sudah nyaris dua bulan dan mereka belum menemukan jasa katering yang bagus. Banyak di antaranya ditolak Tori dan Masahiro menolak beberapa yang lain karena tak suka melihat wajah si pemilik.
Shunsuke mengusap remah kulit pie yang menempel di pipi Tori dengan ibu jarinya. "Aku baru ingat, Yun bilang juniornya di Prince Agency jago masak loh. Konon orang tuanya dulu punya restoran Italia. Kau mau coba menemuinya? Mungkin dia bisa membantu."
Tori mendesah sesaat sambil mengunyah apple pie-nya dengan pelan. "Aku sebenarnya tak ingin terlalu banyak melibatkan kakak-kakaknya Masahiro." ujarnya sambil mengernyit.
Shunsuke mengangguk mengerti. "Tapi ini kan proyek pribadi loh. Kau tidak akan menggunakan Prince Agency untuk menghubungi dia."
"Memangnya mereka boleh ambil pekerjaan di luar Agency?" Tori mengerutkan kening.
Shunsuke menggeleng seraya mengedikkan bahunya dengan acuh. "Yun bilang sih tak apa. Dia juga sering memberi les privat di luar agency kok."
Takuma menggelengkan kepalanya. "Kau ini. Kau kan memacari adik pemiliknya. Masa yang begitu saja tidak tahu."
"Kan tak ada hubungannya!" Protes Tori. "Ryuji-san jarang ada di rumah kalau aku datang ke rumah mereka. Kalau sedang bertemu pun pasti ngobrol hal lain. Tidak sopan kan tanya-tanya yang seperti itu."
"Iya, tahu kok." Takuma mengusap-usap rambut Tori dengan sayang dan Shunsuke mencubit pipinya dengan gemas.
3. The next step is to interview the wedding caterers - again, this will confirm a 'feeling' for the company, and also allow you to tell them about you and your wishes, and get their feedback.
"Tidak."
Masahiro mendelik. "Tapi mereka bisa membuat kue pengantin yang tinggi lima tingkat loh."
"Untuk apa?"
"Tamunya kan banyak. Kalau kue-nya tidak besar, nanti kalau ada yang tak kebagian bagaimana?"
Tori mengangkat sebelah alisnya. Masahiro menggaruk bagian belakang kepalanya. "Umh... kuenya dipotong-potong kecil lalu dijadikan dessert? Jadi kita bisa mencoret dessert dari daftar pesanan kita. Katanya Tori ingin hemat kan?"
Sebuah sandal rumah mendarat tepat di kening Masahiro.
4. Once you have a list of three or four wedding caterers to choose from, call, email or visit the website for each of them. Apart from getting a 'feel' for the company, you can also find out other specifics
Masahiro menyilangkan kedua lengannya di depan dada sementara keningnya dikerutkan dengan tak yakin. "Serius? Anak buahnya Ryuuji-nii?"
Tori mengangguk. "Orangnya baik sekali. Masakannya juga enaaaaak sekali." Dokter itu mendesah. "Wajahnya juga tampan."
Masahiro mendengus tak suka. "Oh, begitu. Jadi kemarin itu pergi untuk bergenit-genit dengan tukang masak ganteng, begitu?"
Tori memukul bagian belakang kepala pemuda jangkung itu. "Jangan sembarangan kalau bicara! Mana aku tahu kalau ternyata orangnya tampan."
Masahiro mengusap kepalanya dengan gusar. "Kalau begitu, aku tak suka."
Tori terperangah sampai mulutnya terbuka. "Apa-apaan itu?"
"Mana bisa aku membiarkan calon suamiku sibuk merayu pria lain. Maaf saja ya."
"Ma-kun."
"Tori."
Mereka bertukar pandangan tajam selama beberapa saat sampai akhirnya Tori mendelik. "Pokoknya kalau bukan Takiguchi-kun yang menangani kateringnya, aku tak mau. Kalau Ma-kun tak suka, lebih baik lupakan saja pernikahan ini."
"KOK BEGITU?"
Tori melengos lagi.
Masahiro mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. "Baiklah. Terserah. Mau Takiguchi, Takizawa, apapun, terserah Tori!"
Tori melirik tunangannya itu dan nyengir penuh kemenangan. Dikecupnya bibir Masahiro yang masih merengut dengan lembut. "Atta boy."
5. In order to do a process of elimination, the final step you can take is to do a 'taste test' of some food samples from one or two of them. Ask for an appointment, and let them know you'd like a couple of samples of the type of food you would order for your wedding.
"350 orang?" Takki bertanya. Matanya berkedip bingung mendengar jumlah yang disebutkan Tori.
Masahiro mengangguk. "Itu sudah dikurangi loh. Tadinya sih 500."
Tori menyikut perut Masahiro dan mendorongnya minggir. "Umh, tidak sanggup ya?"
Takki menggaruk keningnya seraya meringis. Pria tampan itu tampak berpikir sejenak. "Full course?"
Tori mengangguk. "Ya. Karena nanti semua tamu akan duduk di meja. Mungkin beberapa penganan kecil juga minuman selama pesta."
"Champagne, wine, spritzer, bir, soft drink, air putih, orange juice, cocktail?"
Tori mengedikkan bahunya sementara Masahiro menganggukkan kepalanya. "All that jazz." ujarnya dengan gaya.
Takki menggigit bibir, tampak berpikir lagi. "Tak masalah kan kalau aku mengajak teman untuk membantuku? Dia punya kafe di dekat sini. Jadi aku akan sangat terbantu untuk urusan bar dan pelayannya nanti."
Tori menoleh pada Masahiro. "Kurasa tak masalah ya?" Masahiro kembali mengangguk-angguk. "Yang penting, kami mempercayakan urusan katering padamu, Takiguchi-kun. Termasuk pelaksanaannya nanti."
Takki tersenyum lebar dan Tori membalas dengan tak kalah manis. "Baiklah, kalau begitu. Biar kubicarakan dengan temanku dulu ya. Minggu depan aku akan memberikan beberapa pilihan menu pada Anda, Sensei."
Tori mengangguk puas.
"Ah, kue pengantinnya bagaimana?" Takki bertanya lagi sambil menuangkan teh mengisi ulang gelas tamunya yang kosong. Tori sangat menyukai teh apel buatan tuan rumahnya itu.
Tori menggelengkan kepalanya. "Untuk masalah itu, sudah ada orang lain yang mengurus kok."
"Oh? Kalau boleh tahu, siapa?"
Masahiro menyesap tehnya dengan cepat. "Kami punya teman di La Petite."
"La Petite? Oooh, yang di dekat stasiun itu ya? Kue-kue di sana memang luar biasa enak. Aku tak bisa menyarankan yang lebih baik lagi." Takki mengangguk-angguk, seolah setuju dengan pilihan kedua tamunya. "Semoga semuanya lancar ya."
"Terima kasih, Takiguchi-kun." Tori tersenyum sumringah. Senyumnya makin lebar saat Takki menyodorkan sebungkus lemon cookies sebagai oleh-oleh.