Rating: R
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: I am but a humble fangirl. Do not own anything or anyone
Di waktu-waktu seperti ini, Kenki merasa seperti orang bodoh. Padahal ada hal penting yang harus dilakukan. Berkonsentrasi belajar karena ia sedang ujian akhir, misalnya. Hanya saja otaknya seperti tak ingin bekerja sama dan terus menerus menampilkan bayangan tunangannya. Ia tak bisa berhenti melirik jam, mengingat-ingat apa yang biasanya dilakukan Mitsuya pada jam itu.
Kenki tertawa geli lalu menepuk-nepuk pipinya sendiri. Mitsuya pun sekarang sedang sibuk mempersiapkan diri untuk pertandingan nasional. Tak ada gunanya ia merengek minta bertemu. Meskipun tidak disepakati secara langsung, mereka berdua membatasi diri dengan telepon dan email seolah sadar ini waktu yang sangat penting dan mereka butuh konsentrasi penuh.
Sebenarnya, Kenki tak pernah punya masalah menjaga fokusnya. Ia bisa dengan mudah melakukannya, kalau ia mau. Tapi tak ada salahnya berjaga-jaga kan?
Tapi lagi, sudah seharian ini ia tak bisa berkonsentrasi sama sekali. Lelah sudah mulai mengambil alih dan bahan yang harus dipelajarinya seperti tak habis-habis. Mengambil waktu sejenak untuk istirahat, membuat kopi dan sarapan, pikirannya malah jadi melayang kemana-mana. Mitsuya belum mengiriminya email atau menelepon sejak semalam dan Kenki jadi agak bertanya-tanya. Tanpa ragu, disambarnya ponselnya dan mengirim email pada tunangannya itu.
Balasannya datang setengah jam kemudian.
-Gomen! Seharian kemarin aku diajak ke Osaka untuk mengunjungi sekolah lain dan ponselku kehabisan batere. Semuanya baik-baik saja? Jangan lupa makan dan tidur yang cukup ya? Ada seleksi regular di klub hari ini. Ganbarou!! XOXO-
Kenki tersenyum lebar dan membalas hanya dengan ucapan sayang.
Menjelang tengah hari, keadaannya tak menjadi lebih baik. Kedua pundaknya terasa berat, tegang dan mulai sakit. Untung saja ia bisa menyelesaikan ujian hari itu dengan baik. Oumi, teman sekelasnya, menepuk pundaknya dengan prihatin dan Kenki harus tertawa melihat lingkaran hitam yang begitu tebal di bawah mata temannya itu. Setelah gelas kopi ketiganya, Kenki tahu hanya ada satu yang harus dilakukannya.
*****
"Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh?"
Nyaris semua orang di dekat situ, tak hanya yang berseragam putih biru tapi juga yang bergakuran dan berseragam sailor, menoleh karena teriakan terkejut Mitsuya. Kenki hanya tertawa lebar seraya melambaikan tangannya.
Yuuki, yang kebetulan berdiri paling dekat dengannya, langsung melambaikan tangan dengan semangat ke arah Kenki dan baru saja hendak mendekat tapi didului Mitsuya yang melesat cepat ke arah pagar pembatas.
"Eh? Nande? Nande? Kenapa datang ke sini? Ujiannya bagaimana? Eeeh?" Mitsuya merepet tanpa jeda. Kedua tangannya mencengkeram besi pagar pembatas. Kenki nyengir.
"Ujiannya hari ini cuma satu. Karena tak ada kerjaan, jadi kupikir aku mau lihat Micchi latihan saja."
"Tapi Kenki kan harus belajar. Ujiannya masih ada dua hari lagi kan?"
Kenki menjulurkan jarinya, menyentil ujung hidung Mitsuya dari antara besi pagar. "Tak usah khawatir. Aku sudah memperhitungkan kok."
Kedua pipi pemuda cantik itu menggembung sebal. Kenki tersenyum meyakinkan. "Daijoubu."
"Hontou?" Mitsuya masih tak percaya.
"Hontou."
Meski belum sepenuhnya yakin, Mitsuya tak tega juga mengusir Kenki pergi dan terus terang, dia senang karena Kenki datang. "Tapi kami belum mulai loh. Nanti Kenki menunggu terlalu lama."
"Aku bilang apa tadi? Aku datang karena ingin melihat Micchi." Kenki mengerling.
Mitsuya melengos, mencoba menyembunyikan telinganya yang memerah. "Ini kan bukan pertandingan," gerutunya.
"Kenki-nii!" Sapaan ceria Yuuki memotong balasan Kenki. "Sudah selesai ujiannya?"
Kenki menggeleng. "Aku punya waktu, jadi mampir sebentar."
"KENKI-NII!!!" Satu sapaan ceria lagi, kali ini datang dari tengah lapangan, dari Yuuta yang sepertinya sedang bersiap bertanding. Anak itu melompat-lompat senang seraya melambaikan kedua lengannya. Kenki balas melambai dan tertawa saat melihat kepala anak itu disambit bola oleh Ikepi yang kesal menunggu.
"Sudah mau mulai ya?" Tanya Kenki pada Mitsuya dan Yuuki. Kedua pemuda itu mengangguk.
"Aku nanti lawan Micchi loh." Yuuki tersenyum miring seraya memasang topi putihnya. "Aku ke lapangan duluan ya."
"Ganbatte, Yuuki-chan."
"Chi-zu."
Sementara itu sudut bibir Mitsuya berkedut, dagunya terangkat sementara matanya memicing berbahaya. "Hih. Kupukul jatuh nanti."
"Tampaknya seru ya." Komentar Kenki. "Aku iri deh."
Mitsuya mengerjap tapi tak berkomentar apapun. "Kenki duduk di dalam saja. Nanti aku bilang Kapten."
"Di sini saja tak apa, kok."
"Dame." Mitsuya menggeleng tegas. "Udaranya dingin. Duduk di pinggir lapangan saja. Yanagi-senpai tadi bawa sup dan teh hangat banyak sekali. Sepertinya ibunya khawatir kami akan kena flu. Ya?"
Nada yang digunakan Mitsuya sama sekali bukan nada yang bisa dibantah. Kenki mengangguk dan Mitsuya membukakan pintu pagar lalu melesat ke arah kaptennya yang duduk bersebelahan dengan Takuya. Dilihatnya mereka berbicara sejenak dan pemuda pucat ber-coat merah itu pun mengangguk.
Rasanya seperti melihat pertandingan yang biasa ditontonnya. Hanya saja semua orang yang bertanding memakai seragam yang sama. Kenki dibuat sangat kagum dengan persaingan di dalam tim itu. Tak seorang pun yang suka mengalah dan bisa dibilang bahkan lebih serius dibanding saat mereka maju ke pertandingan sebenarnya.
Si Kapten yang tadinya nampak tidur pun tak lama membuka matanya dan memperhatikan dengan serius. Dua lapangan, dua pertandingan. Entah mana yang benar-benar diperhatikannya tapi pemuda pucat itu tersenyum tipis.
Kenki, tentu saja, hanya memperhatikan Mitsuya yang tengah melawan Yuuki. Lucu juga melihat sepupu yang biasanya akrab itu saling berhadapan dengan gigihnya. Mitsuya yang biasanya protektif terhadap Yuuki pun tampak begitu serius. Seperti biasa, setiap kali sebelum mulai bertanding, Mitsuya akan menoleh ke arah Kenki dan mengerling. Kenki selalu mengacungkan ibu jarinya sebagai balasan.
Kali ini pertandingannya berlangsung cepat sekali. Yuuki merengut kesal, jatuh terduduk di dekat net dengan nafas tersengal. Mitsuya mendekat, mengulurkan tangan yang disambut Yuuki dengan sedikit kasar. Pemuda cantik itu nyengir.
"Boku ni katsu no ha, mada hayai yo." Komentarnya yang dibalas Yuuki dengan pukulan di lengan. Mitsuya kemudian tertawa dan merangkul sepupunya dengan erat.
"Hamburger pakai saus demi-glass!" Sungut pemuda mungil itu. "Apple pie juga!"
"Hai, hai." Ujar Mitsuya sambil menggeretnya ke pinggir lapangan.
"Otsukare," ucap Takuya sambil mengulurkan handuk dan botol air pada dua anak itu sementara Kenki berdiri memberi tempat agar Yuuki juga bisa duduk.
"Lututnya tak apa-apa?" Tanya Kenki pada Mitsuya yang tengah memutar-mutar kakinya.
Mitsuya mengangguk. "Un." Ia lalu melompat-lompat kecil. "Matsuzaka-sensei menyuruhku untuk menemuinya sebelum pertandingan. Hanya untuk mengecek saja, kok." Mitsuya buru-buru menambahkan karena dahi Kenki mengerut sekilas.
Kenki mengangguk lalu seperti biasa pula, dipeluknya tunangannya itu, mengucap "Otsukare" seraya mengecup kening Mitsuya. Ia kemudian menoleh pada Yuuki yang masih tampak agak ngambek. Ditepuknya kepala anak itu dengan lembut. "Don't mind."
"Bhu~"
"Nanti kutraktir parfait kesukaannya Yuuki-chan itu. Bagaimana?" Kenki menawarkan.
Wajah Yuuki langsung berubah cerah dan tanpa basa-basi, dipeluknya orang yang sudah dianggapnya kakak sendiri itu. "Kenki-nii daisuki!"
"Kenki-nii, aku ikut yaaa!" Yuta mendadak muncul entah dari mana dan bergelayut di leher Kenki.
"Yuta-chan kan tidak kalah. Kenapa ikut-ikut sih?" Yuuki memprotes.
Yuta menjulurkan lidah. "Tak apa dong. Boleh ya, Kenki-nii? Ya? Ya?"
Mitsuya menarik lepas lengan Yuuta dari leher Kenki. "Hai, hai. Lepas atau Kenki tak akan bisa menraktir kita parfait karena kau cekik, Yuta-chan."
"Daijoubu?" Mitsuya melirik tunangannya saat mereka berjalan ke arah mobil satu jam kemudian. Kenki balas melirik ke arahnya dan mengangkat bahu.
"Shouganai deshou?" Ujarnya sambil tertawa senang. Dan ia memang tak keberatan. Yang penting, Mitsuya ada di dekatnya. Kenki pun menggamit tangan Mitsuya dan menggenggamnya hangat. Pemuda cantik itu melirik tersipu dan berjalan lebih rapat dengan tunangannya.
*****
Satu hentakan dan semuanya lepas begitu saja. Gelombang itu membawanya melayang begitu tinggi, membuat seluruh tubuhnya bergetar dan bibirnya membisikkan nama orang yang paling disayanginya. Terasa hangat, penuh, bahagia, berputar dan menghantam dengan cepat.
Kenki mengerjap, membiarkan kesadarannya kembali dengan perlahan. Nafasnya masih memburu dan seluruh tubuhnya basah oleh peluh. Satu persatu indranya mulai bekerja kembali. Mendapati sosok cantik dalam pelukannya, hangat dan terasa begitu wajar. Wangi yang khas dan perasaan yang familiar. Disambutnya bibir Mitsuya yang mencari, menghujani dengan kecupan-kecupan kecil penuh sayang dan pujian.
Dijatuhkannya tubuhnya ke atas kasur, membawa Mitsuya berbaring di atasnya karena Kenki belum rela melepasnya dari pelukan. Didengarnya Mitsuya mengerang lirih dan Kenki tertawa pelan.
"Daijoubu?" Tanyanya dengan suara agak serak, diiringi kecupan di dahi yang tertutup helaian rambut yang lembab.
Mitsuya terkekeh pelan. Kepalanya mengangguk. "Daijoubu."
Kenki mengusap rambut Mitsuya dengan sayang, sekali lagi mengecup kening tunangannya.
Beberapa saat kemudian, Kenki baru rela melepaskan Mitsuya. Dibiarkannya kekasihnya itu berbaring di sebelahnya, menatapnya dengan matanya yang besar. Kenki menyentil ujung hidungnya. "Apa?"
"Kenki baik-baik saja? Ujiannya lancar kan?"
Kenki mengangguk, mengerti kekhawatiran Mitsuya yang sama sekali belum terjawab sejak ia datang tadi sore. "Aku hanya sedang suntuk. Jadi kupikir, daripada aku memaksa, lebih baik aku bertemu Micchi saja."
Mitsuya tersenyum dan beringsut mendekat untuk mengecup pipi Kenki. "Syukurlah kalau tak ada apa-apa."
Kenki mengangguk, ditariknya Mitsuya mendekat agar ia bisa mencium Mitsuya dengan leluasa. Mitsuya tertawa pelan dan membalas ciumannya dengan tak kalah bersemangat.
"Aku harus pulang." Bisik Kenki tak lama kemudian.
Mitsuya melirik ke arah jam di dinding. Sudah hampir jam sebelas dan besok Kenki masih ada ujian. Meski tak rela, ia mengangguk mengerti. Meskipun begitu, mereka tetap mengambil waktu untuk berlama-lama di kamar mandi dan bercumbu lagi sebelum akhirnya Mitsuya mengantar Kenki ke pintu (tak lupa membekali Kenki dengan apple pie sisa makan malam tadi).
"Ngomong-ngomong, Micchi manis sekali hari ini, loh." Bisik Kenki sebelum memberikan ciuman selamat malam pada Mitsuya yang langsung tersipu dan memukul lengannya.
"Sayang Micchi ya."
"Sayang Kenki juga." Balas Mitsuya sambil melambaikan tangan dan menutup pintu.
-end-
Kenki-nii, Kenki-nii, besok malam mampir ke tempatku yaaa, ada nasi goreng enak!! *diseplak Mitsuya*
ReplyDeleteaduh Kime perhatian sekali, dan tetap ya, vampir itu magabut cuma duduk2 aja. *tarik jubahnya*
HIIIIRGGGGGHHH AKU IRI IRI IRI IH IRI IIIIIIIIIIHHH KENAPA SEMUA PASANGAN DI AU INI MEMBUATKU IRIIIIIIII!!
AKU INGIN PUNYA PACAR!!! #plak
@Nei Kenki sedang menginap seminggu di rumahku selama ditinggal Micchi ke Fukuoka *ninja*
ReplyDelete*menyaksikan Nei digigit Kanata karena narik2 jubahnya*
Aitai kimochi ga tameiki ni tokete yuku~ *nyanyi* lol
ReplyDeleteManis skali sih! Benar2 bikin iri!
Aku juga mau ditraktir parfait!!! #eh XD
Nei, nanti kau dislepet Gackt kalau macam2 pada anaknya yg main tenimyu outdoor XDDDD *ninjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa forever*
ReplyDeleteBtw, Kenki-nii ajak aku juga, tapi numpang makan di tempat duo koki sungut ganteng saja. Ya? Ya?
*gigit2 baju* Omaera! Tsubusu yo! #lho
ReplyDeleteXDDDD
Dan di Fukuoka, Micchi akan mojok setiap malam untuk video call dengan Kenki. Mungkin nyamber netbook-nya Ikepi buat Skype. XDDD
ReplyDeleteMicchi, kau emang beruntung. Partner yang lain aja jarang dateng nonton kalau 'cuma' pertandingan internal. XDD
Halah, Kenki, ntar kalau TeniMyu balik ke Tokyo, awas ya kalau gak nonton. Ajak juga anak2! =P
@ren: ahik ahik ketauan ya? LMAO akhir2 ini emang lg sering muter lagu2 lama dan temanya pas nih, kmrn lg ada yg kangen berat XD
ReplyDelete@Riri: tenimyu outdoor!! *ngakak guling2*
Aku ikut ke kafenya dua sungut ganteng ituuuu *accio Tuti* *biar makin rame*
@Icha: nandeee? XDDDD
@Anne: kalau sudah cinta, dunia milik berdua ya? XDDD
Nonton, pasti nonton!! Kemarin aja nonton berapa kali tuh? XDD
Wkwkwkwk! Emank lagu2 GLAY dapat membangkitkan inspirasi manis, sedih, maupun cute #OOT
ReplyDeleteKlo kenki sama micchi lagi pisah jauh krn tenimyu dll, lagunya 'Tsuzutreori~So Far Yet So Close' yah? wkwkwkwk #abaikan
@aneki
ReplyDeletejahaaaaat, Kazuki kan nonton.....kalau lagi suntuk XD
@ren: well, sebenernya apa aja bisa sih, tapi ini kebetulan aja lagi nyetelnya GLAY XD
ReplyDeletePisah jauh pun ya gitu, pasang2 poto yg lagi dikangenin di blog. NORAK!! XDDDDD
@Nei: itu pun Takuya biasanya... Tidur sama Kanata? #eh
............Takuya doyan karena pucatnya sejenis, Kanata doyan karena tampaknya enak? XD
ReplyDeleteAwas nanti dimamam sama Kanata, loh, gyuunyuu-chan
ReplyDeleteMuanisnya. . . . .
ReplyDeleteKalo sudah suntuk memang ga bisa dipaksa ya Kenki, mending merefresh otak dulu sejenak, dan Micchi, yakin tuh besoknya kuat jalan? XP
ceritanya besoknya gak ada latihan #authorsuperiority XDDD
ReplyDeleteKapten Kanata pengertian kok.
ReplyDeleteendingnya lucuuu, manis banget, gemes deeeeeeh >////<)o *googling poto mitsuya dan kenki*
ReplyDeleteOhohohohohohohoho mereka ini sudah mengaku seperti married couple loh
ReplyDeletepfftttt....memang sudah menikah ini. *yay*
ReplyDeleteTrus gw jadi baca lagi ini fic pasangan monyet menyebalkan. XDDDDD
ReplyDeleteAh, kau hanya iri saja *evilsmirk*
ReplyDeletebetul, betul~
ReplyDeleteHrrrrrrnnnnnnnngggggggghhhhhhhhhhhhhhhhh
ReplyDeleteIiiiiiiiih, kaliaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan *gigit*
ReplyDelete