Cast: Furukawa Yuuta, Daito Shunsuke
Rating: PG-13
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: I do not own anyone
Note: Iseng aja nih :p
Yun melirik sekilas. Tangannya sibuk mencampur gula dan susu ke dalam cangkir kopi lalu menuang susu ke dalam cangkir kopi yang lain. Ia melirik lagi sebelum membawa dua cangkir berisi kopi yang menguarkan asap tipis dan aroma yang begitu harum itu ke ruang tengah. Shunsuke mendongak dari kesibukannya: kertas-kertas, handphone, iPad juga beberapa lembar foto dan pamflet; ia tersenyum saat Yun meletakkan sebuah cangkir di dekat iPad-nya.
"Arigatou." Gumamnya lalu kembali berkutat pada berkas di atas pangkuannya.
Yun mengecup pelipisnya sekilas lalu menempatkan dirinya di sebelah pengacara tampan itu. Cukup dekat hingga ia bisa melihat apa yang sedang dibaca Shunsuke.
"Kasus pembunuhan itu jadi tanggung jawabmu?" Tanyanya sekilas.
Shunsuke mengangguk. "Lusa sidang terakhir."
Yun ikut mengangguk. Mereka memang tak banyak membicarakan pekerjaan masing-masing. Terutama karena pekerjaan Shunsuke yang mengharuskannya menyimpan banyak berkas rahasia. Shunsuke pun tak banyak bertanya kecuali Yun bercerita tentang pekerjaannya. Seperlunya. Yang penting mereka tahu apa yang dilakukan pasangan mereka.
Shunsuke mendesah seraya menjangkau cangkir kopinya. Disesapnya perlahan dan dinikmatinya cairan hitam itu. Sesaat Yun mengira ia akan berhenti karena Shunsuke menyingkirkan berkas di pangkuannya ke atas meja, tapi ia malah meraih tumpukan kertas lain. Kali ini berisi sebuah daftar dan deretan angka. iPad-nya berbunyi dan dalam sekejab, Shunsuke langsung sibuk chatting dengan beberapa orang.
Beberapa pesan disertai foto, Yun langsung mengerti kali ini urusannya sudah berganti dengan urusan pernikahan teman Shunsuke. Yun mengangguk-angguk.
"Pink dan merah? Apa tidak terlalu perempuan?" Celetuk Yun saat sebuah gambar contoh dekorasi muncul di layar iPad Shunsuke. Pengacara itu terkekeh dan mengetikkan komentar Yun.
-My thought exactly- komentar seseorang bernama Aoki Tsunenori muncul di layar.
Yun tersenyum miring. Shunsuke tertawa sambil menggelengkan kepala. Beberapa saat kemudian ia mematikan aplikasi ngobrol itu lalu mengangkat kedua lengannya ke udara untuk meregangkan badan. Kepalanya digerakkan ke kiri dan ke kanan, menimbulkan bunyi keretak pelan dan pengacara tampan itu pun mendesah.
Jari-jari panjang Yun menyentuk tengkuk Shunsuke dan mulai memijat lembut. "Sudah semakin dekat ya?"
Shunsuke mengerang pelan, "Iya."
"Semuanya lancar?"
"Sejauh ini." Shunsuke mengangguk. "Ngomong-ngomong, Tori berterima kasih sekali karena kau mengenalkan Takiguchi-kun padanya."
Yun mengedikkan bahu. "Aku cuma mengenalkan. Bagus kalau memang bisa membantu."
Shunsuke tersenyum dan memajukan kepalanya untuk mencium Yun. Rubah besar itu pun dengan sigap merengkuh Shunsuke dalam pelukannya, memiringkan kepala agar ia bisa mencium Yun dengan sedikit lebih leluasa. Aroma kopi, susu dan mint bercampur jadi satu, berpadu dengan sentuhan lembut dan penuh hasrat. Shunsuke melingkarkan lengan ke sekeliling leher Yun, bergerak merapat lebih dekat dan mengerang pelan.
Yun tampak sedikit bingung meski bibirnya tersenyum saat Shunsuke mundur. "Untuk apa yang barusan?" Dikecupnya ujung hidung Shunsuke, tepat di tahi lalat imut yang bertengger di situ. Shunsuke nyengir. "Tanda terima kasih?"
Rubah itu tertawa. "Jadi kalau Matsuzaka-sensei menyampaikan terima kasihnya secara langsung, aku juga akan mendapatkan ciuman seperti tadi?"
"Maumu." Cibir Shunsuke.
"Tak ada salahnya berharap, dong." Yun menjulurkan lidahnya dan langsung mengaduh karena Shunsuke menggigitnya.
Shunsuke lalu merebahkan kepala di lengan Yun, bersandar nyaman pada tubuh Yun yang kurus. Yun menoleh, mengecup sekilas rambut Shunsuke yang beraroma apel.
"Mengurus pernikahan itu seru juga ternyata ya." Ujarnya pelan. "Waktu kau menikah dulu, apa juga seseru ini?"
Yun menyesap kopinya. "Hmm... Tidak. Aku kan masih muda sekali waktu itu. Sederhana saja. Cukup keluarga dan teman dekat. Sudah. Lagipula, almarhum ibunya Hide sudah mengandung Hide waktu itu."
"Ah, begitu." Shunsuke mengerutkan dagu. "Tapi mau yang sederhana ataupun yang mewah, pernikahan tetap saja sesuatu yang sakral dan indah ya?"
Yun mengangguk. Sejenak kemudian, mata rubahnya bersinar nakal. "Kenapa, Pak Pengacara? Kau mau menikah juga jadinya?"
Shunsuke tertawa pelan. "Tidak. Cuma mengucapkan pendapat saja kok." Pria beralis tebal itu mengangkat kepalanya, menatap Yun dengan penasaran. "Apa kau sendiri ingin menikah lagi?"
Yun kembali mengedikkan bahu. "Terserah padamu."
"Terserah aku?" Shunsuke mengangkat alisnya. Ditatapnya Yun dalam-dalam, mencari-cari apakah rubah jahil itu benar-benar serius atau tidak. Yun menggenggam tangannya lalu mengecup pergelangan tangannya dengan lembut. Senyum Shunsuke melebar. Direbahkannya kembali kepalanya, beringsut mencari posisi yang lebih nyaman dalam pelukan Yun. Diputarnya tangannya yang masih digenggam Yun agar ia bisa mengaitkan jemari mereka.
"Nanti." Jawab pengacara itu. "Kalau Halu dan Hide sudah lulus, punya pekerjaan dan bisa berdiri sendiri. Kalau kau sudah pensiun jadi guru dan kalau aku sudah punya firma hukum sendiri. Kalau sepuluh tahun dari sekarang aku masih merasa seperti ini padamu, saat itu, aku mungkin akan menikahimu, Pak Guru."
Yun meletakkan dagunya di atas kepala Shunsuke, memperhatikan jemari mereka yang bertaut dan diletakkan dengan nyaman di atas perut Shunsuke. Bibir tipisnya membentuk senyum lebar mendengar kata-kata Shunsuke.
"Oke."
-end-
nnnnngggghhhhhhhhhhhhh aku kangen alistebel dan rubah besar. *ndusel ndusel*
ReplyDeleteKENAPAAAAAAAAAAAAAAAAA????!!!
ReplyDeleteKenapa 10 tahun, Shunsuke?!! SEKARANG saja, langsung menyusul ;3
*ditabrak Sapi Petinju*
KENAPA HARUS MENUNGGU SEPULUH TAHUN, KENAPAAAA? Sekarang aja gapapa, kok. Urusan dua anak itu kan bisa ditata sambil jalan.
ReplyDelete*ditinju Halu*
@Icha: Kita nyaris melupakan mereka nih XDDDD
ReplyDelete@Riri: Shunsuke males ngangon rubah mini dan sapi petinju? XDDDDD
*dihajar*
papa rubah yang jarang nongol. Alis tebel sih sering nongol bareng celeng dan beruang. XD
ReplyDeleteMaksudnya as a couple, Cha XDDD Papa rubah juga cukup sering disebut-sebut koook
ReplyDeleteMmmmhmm. *ndusel ke papa rubah*
ReplyDeleteLama skaliiii! Kburu tua oi! Ntar gak bisa bikin dd lagi! Ato mau bikin dd dulu baru nikah? #eh
ReplyDeleteAnaknya sudah duwaaaa. Sudah cukup! XDDDDD
ReplyDeleteTapi tapi... kan shunsuke blum ad anak kanduuuuung #gakrela *digiles author* XD
ReplyDeleteKan ada Sudacchi....
ReplyDelete*diseruduk* *dilempar bor* *ditabrak motor*
.......ada 'dilempar bor'nya ya di situ. *guling guling*
ReplyDeleteJadi sebenarnya sudacchi anak siapaaaa? #OOT
ReplyDeletePffffffffffttttttttttttt. Halu berserk deh kalau denger ini sekarang. Aaawwww, ada yang sudah memikirkan settle down juga yaaaaaaaaaaaaaa.
ReplyDelete... *kemudian melirik Kuma*
Kuma: ........beda dengan kalian, pacarku masih kecil!
ReplyDeleteTrus di sana ada sepasang monyet jepang yang kawin aja belum tapi anaknya udah bererot-rerot. XD
ReplyDeleteSalah sendiri kau macarin anak kecil, Kuma! XDDDD
ReplyDelete@ren: anaknya si celeng sama beruang *pokerface*
ReplyDeleteMa-kun: ANAKKU! POKOKNYA ANAKKU!
ReplyDeleteSudacchi: syapa bilang aku mau jadi anak dari bocah2 kyk kalian~ *melenggang pergi* | *ren digebugin author* XDXD~
ReplyDeletelolol..pada rebutan anak.. pungut gw ajaaaa.....!!!! *diinjek-injek komentator*
ReplyDelete*ndusel ke papa rubah* diresmiin sekarang, juga bisa kan......
ReplyDeleteMereka sibuk *ninja*
ReplyDeletesibuk apaan? *towel2*
ReplyDeleteTanpa menikahpun masih bisa begini dan begitu, dan masih bisa nambah anak, eeerrr. . . . . Siapa yang hamil? *plak*
ReplyDelete