Cast: Inoue Masahiro, Matsuzaka Tori
Rating: R
Warning: BL, AU, OOC, NSFW
Disclaimer: I own nothing
Note: Ini tak lain tak bukan adalah bentuk penebusan rasa bersalah pada Bocchan yg gue yakin lagi ngambek di sana itu XDDDD
Angka penghitung waktu bergerak mendekati nol dan mesin itu pun mengeluarkan bunyi melengking menandakan pekerjaannya sudah tuntas. Sambil bersiul, Masahiro membuka tutup microwave dan mengeluarkan secangkir susu coklat hangat dari dalamnya. Diambilnya sebuah piring berisi sandwich yang sudah disiapkannya sembari menunggu susunya dihangatkan tadi. Dengan piring dan gelas di tangan, pemuda jangkung itu berlalu, berhati-hati agar tak terantuk kursi atau meja pajangan saat melewati lorong dan ruang tengah yang gelap dan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.
Dia nyaris saja menjatuhkan piring dan gelas itu saat memasuki kamar. Tunangan tercintanya tengah berbaring di tempat tidurnya yang besar. Tori tampak nyaman berbaring tengkurap di antara tumpukan selimut putih dan bantal yang berantakan. Satu bantal didekap di bawah dada sebagai penyangga sementara ia membaca sebuah buku. Tapi masalahnya bukan itu. Masalahnya adalah Tori memilih untuk berbaring di sana tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Selimut putih itu hanya menutupi sampai bagian pinggul, pun agak tertarik turun saat Tori beringsut. Dokter itu seolah hanya bergerak untuk mengambil kacamatanya sejak mereka selesai bercinta tadi dan Masahiro bilang ia lapar lalu turun ke dapur mencari sesuatu untuk dikudap.
Masahiro memastikan ia menutup pintu dengan benar sebelum menarik nafas dan mendekat. Tori mendengarnya dan menoleh sambil tersenyum manis.
"Ma-kun buat apa?"
"Cuma susu dan sandwich," ujarnya pura-pura acuh. Tori membalik badannya sedikit agar ia bisa mengintip apa yang dibawa Masahiro. Mau tak mau, mata Masahiro tertuju pada pada bagian bawah tubuh Tori yang terancam kelihatan dari bawah selimut. Ia buru-buru bergerak ke sisi lain tempat tidur dan duduk di sebelah Tori. Pun, langsung sibuk mengunyah sandwich-nya dan pura-pura sibuk dengan ponselnya. Tori mengulurkan tangan untuk mencuri sepotong sandwich dari tangan Masahiro. Pemuda itu merengut sekilas dan Tori hanya tertawa lalu melanjutkan membaca.
Masahiro melirik lagi. Sungguh, ia tahu ia laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan orang seseksi dan semenarik Tori sebagai pasangannya. Meski Masahiro jadi lebih sering mengenakan celana cargo-nya dibanding jeans ketat kesukaannya.
"Tori tadi katanya mau mandi." Komentar Masahiro kemudian, tak tahan diam saja.
"Hmm?" Tori membalik sebuah halaman. "Sudah, kok. Begitu Ma-kun ke bawah tadi aku langsung mandi."
"Lalu kenapa tak pakai baju?" Protesnya pelan.
"Malas." Tori meleletkan lidah.
Masahiro mengerutkan kening. Tori tertawa pelan. "Tak apa kan? Toh, yang lihat cuma Ma-kun."
Masahiro nyaris tersedak sandwich-nya dan buru-buru menyesap susu hangatnya. Lagi-lagi tangan Tori terulur ingin ikut mencicipi. Masahiro memandangnya seolah tak percaya. Ia kemudian mencibir.
"Dulu sebelum kupacari, Tori sok pemalu. Sekarang saja begitu."
Tori terbahak dan menusuk pinggang Masahiro dengan ujung jarinya. "Itu intinya kan? Waktu itu kan aku belum yakin benar dengan niatmu. Rugi dong kalau ternyata kau cuma menjadikan aku sasaran ke-playboy-anmu lalu kau tinggal pergi begitu saja."
Masahiro masih mencibir sembari beringsut menjauh dari serangan Tori. "Itu namanya manipulatif, tahu."
"Kalau bisa mendapatkan orang setampan Ma-kun, aku tak keberatan jadi manipulatif." Tori mengerling.
"Dasar genit." Masahiro melengos seraya menggigit potongan terakhir sandwich-nya.
"Heeeei!" Tori memprotes setengah hati. Diamatinya sang pacar yang masih ngambek tanpa alasan itu. Biasanya pemuda itu akan dengan bersemangatnya melupakan makanannya dan langsung menggoda Tori untuk bercinta lagi kalau melihatnya dalam kondisi seperti itu. Bukannya ia sengaja tak pakai baju untuk memancing Masahiro, dia memang sedang malas saja dan yah, tak ada ruginya kan?
"Ma-kun," panggilnya ramah. "Lihat sini, dong."
Pemuda itu menoleh dan sekali lagi menelan ludah. Ia tak akan pernah bisa menolak Tori. Sampai kapanpun. Pemuda itu menyingkirkan piring dan gelasnya ke atas meja di samping tempat tidur sebelum beringsut mendekat pada Tori. Dokter itu menyandarkan tangan dan dagunya di atas lutut Masahiro dan memandangnya dengan lembut.
"Apa aku salah bicara?" Tanyanya sambil menusuk-nusuk pelan paha Masahiro.
Masahiro menggeleng. "Tidak."
Tori memiringkan kepalanya. "Lalu?"
"Tori tahu aku pasti jadio bersemangat lagi melihat Tori seperti ini kan?"
Tori terbahak dan Masahiro pun tak bisa menyembunyikan cengirannya. Pemuda itu menarik Tori ke dalam pelukannya sementara ia bersandar nyaman ke tumpukan bantal besar di belakang punggungnya. Kedua tangannya melingkar posesif di pinggang Tori sementara Tori meletakkan kedua tangannya di masing-masing bahu Masahiro.
"Lalu sejak kapan itu jadi masalah untukmu, Bocchan?" Godanya sambil mengecup ujung hidung Masahiro dengan gemas.
"Masalah karena besok Tori harus berangkat pagi-pagi sekali dan kalau aku memaksa, Tori pasti marah padaku kan?"
Tori mengangkat sebelah alisnya. "Dan kapan kau pernah mendengarkan omelanku?"
"Umh, tidak pernah?" Masahiro meringis. Dielusnya punggung Tori dengan sayang dan mau tak mau tersenyum saat Tori makin merapat padanya. Beringsut pelan di pangkuannya, seolah menikmati tonjolan hangat di antara selangkangan Masahiro. "Tori sengaja ya?" Bisiknya parau.
"Tidak."
"Bohong."
"Sungguh." Tori tertawa pelan dan mengecup kekasihnya itu. Dipagutnya pelan bibir Masahiro yang penuh dan bergumam senang saat Masahiro membalas ciumannya. "Aku tidak bawa piyama." Bisik Tori di antara ciuman.
"Tori kan bisa pinjam punyaku." Balas Masahiro, mengecup dagu Tori lalu kembali menciumnya.
Tori mengedikkan bahu. "Terlalu panjang untukku."
Masahiro mendengus. "Tori pakai saja kausku ini."
"Tidak, ah. Ma-kun saja yang buka baju juga."
Pemuda jangkung itu mendengus. "Tuh kan. Kau memang sengaja ya, sensei?"
"Dibilang tidak. Aku kan hanya kasihan padamu." Ujarnya meski sinar jahil di matanya sama sekali tak meyakinkan Masahiro.
Pemuda itu mendengus. "Pokoknya aku tak mau dengar Tori marah-marah besok pagi karena pegal-pegal ya?"
"Ma-kun." Potong Tori cepat dan tegas.
"Ya?"
"Kau terlalu banyak bicara."
Pemuda itu nyengir lebar dan menyambut ciuman Tori. Kali ini lebih dalam dan bergairah. Ia beringsut menurunkan celananya namun tak benar-benar melepas dan mendesah keras saat kulitnya bergesekan halus dengan kulit Tori. Tanpa banyak persiapan karena tubuh mereka masih cukup terbiasa dari sesi bercinta sebelumnya, Tori membawa Masahiro dalam-dalam dan membuat mereka lupa diri dalam sekejab. Beberapa hentakan dan bisikan penuh cinta sudah cukup membawa mereka mencapai kenikmatan yang membutakan itu.
Tori membelai dan mengecupi wajah Masahiro dengan penuh sayang, menikmati tubuh mereka yang masih sesekali tersentak pelan sebelum akhirnya benar-benar kembali tenang. Masahiro pun memeluk Tori erat-erat dan menciumnya sekali lagi sebelum rela melepaskan Tori untuk merapikan celana piyamanya sambil terbahak setengah tersipu.
"Jadi, kenapa tadi pakai acara ngambel?" Tori menyentil ujung hidung Masahiro saat mereka sudah berbaring bersebelahan dan Tori beringsut mencari posisi yang lebih nyaman dalam pelukan Masahiro, secara insting mengaitkan kaki dengan sepasang yang sangat panjang.
Masahiro meringis. "Habis Tori terlalu menggoda sih."
Tori nyengir. "Baiklah. Aku memang sengaja kok."
"Tuh kan!"
-end-
Oh, jadi terbayang pose2 celeng dengan kain putih itu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! XD.
ReplyDeletePose saat dilihat pacar ya, Tori? PACAR?
<3<3<3
Ternyata fotografer Junon itu Ma-kun? *salah*
ReplyDeleteOi Oi CELENG GENIIIIIITTTTTT! Awas ya kalau gara-gara ulahmu kami jadi tak bisa menikmati jeans ketat Ma-kun XDDDD
Ternyata fotografer Junon itu Ma-kun? *salah*
ReplyDeleteOi Oi CELENG GENIIIIIITTTTTT! Awas ya kalau gara-gara ulahmu kami jadi tak bisa menikmati jeans ketat Ma-kun XDDDD
@Riri mungkin kalo gak ada Ma-kun, boleh diliat siapapun XDDDD
ReplyDelete@Nei: daripada kejepit?
DASAR CELENG GENIT MESUM!!! *pukpuk piyo Ma-kun* #lho
ReplyDeleteHeh, tanuki! Jangan curi2 kesempatan! *elus2 piyo Ma-kun*
ReplyDeletehei kalian, nanti celengnya ngamuk kalau propertinya disentuh orang lain!
ReplyDeleteBiar! Properti celeng juga diapa-apakan orang lain terus! *dusel2 piyo Ma-kun*
ReplyDeleteDua2nya mesum... lol
ReplyDeleteLoh, memang XDD
ReplyDeleteYang penting mantabh, lbh mantabh lg klo explicit... wkwkwk~
ReplyDeleteYang Nulis dan baca juga mesum~ #kabursebelumditimpukin XDXD~
Mama-san kalo tidak mesum nanti jualannya gak laku~ *sisiran*
ReplyDeleteYay! Hidup mesum!!!! *tebar confetti*
ReplyDeletegyakakakakakaka..... lama ga buka multi, tau2 disuguhin hidangan pembuka kyaka gini..... *pandang 2 orang mesum di sebelah*
ReplyDeleteTuh kan!! *mesem2 gaje*
ReplyDeletedikit lagi, menuju adegan NC tuh wkwkwkwk XDD
barusan aq googling Tori, dan cakep sangat >/////////<)/
Udah ada itu adegan NC-nya! XDD gak ngeh ya? XDDD
ReplyDeleteMemaaaaang!! Dan dia harem-nya banyaaaaaaak