Fandom: Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Kadoya Tsukasa x Shiba Takeru
Cast: Kusakabe Hikoma, Kadoya Tsukasa, Shiba Takeru
Rating: PG
Warning: BL. OOC.
Disclaimer: I do not own any of the characters
Note: Untuk menghibur Nei sayang. Maaf gejeh.
Akhir-akhir ini Kusakabe Hikoma merasa umurnya berkurang dengan sangat cepat.
Tidak hanya karena momongan sekaligus junjungannya selalu menolak ide apapun yang disodorkannya untuk melewatkan waktu dan memperluas wawasan, masalahnya bertambah satu lagi. Masalah itu tak lain tak bukan adalah seorang rider jangkung berambut kecoklatan yang selalu bilang kalau dia hanya sekedar mampir. Tentu saja Hikoma-san tak pernah keberatan kedatangan tamu. Rumah itu selalu sepi dan satu atau dua tamu mungkin bisa menghidupkan suasana. Para kuroko pun akan dengan siap sedia menyediakan hidangan atau kamar jika ada tamu yang menginap.
Masalahnya, rider (apapun artinya itu, Hikoma-san tak terlalu mengerti) itu selalu terlihat menempel dengan Touno. Datang tiba-tiba dan menghilang tanpa bekas juga. Yang dia heran, Touno tampak tak keberatan sama sekali. Sering kali pula Tsukasa-dono menginap tapi Hikoma-san tak melihat satu pun kuroko sibuk menyiapkan kamar tamu.
Hikoma-san tak berniat bertanya kenapa junjungannya tak pernah tampak terganggu dengan tingkah junjungannya itu. Touno selalu tampak begitu gembira kalau Tsukasa-dono mampir meskipun hanya untuk satu atau dua jam saja. Kadang sendiri kadang bersama dua pemuda lain yang dikenalkan sebagai ‘Yuusuke-dono’ dan ‘Kaitou-dono’ - “Panggil Daiki saja.”
Hikoma-san nyaris terkena serangan jantung di suatu pagi yang cerah beberapa bulan yang lalu. Saat hendak menuju kamar Touno untuk mengucapkan selamat pagi, langkahnya terhenti di belokan karena melihat tuannya di lorong, tepat di depan pintu kamarnya yang terbuka. Touno tak melihatnya karena dia berdiri membelakangi Hikoma-san, sudah mengenakan hakama latihannya, berciuman dengan Tsukasa-dono. Lengan Tsukasa-dono melingkar posesif di pinggang Touno, matanya terbuka dan melihat Hikoma-san. Pemuda itu tersenyum sinis, merengkuh bagian bawah kepala Touno dan memperdalam ciumannya sampai Touno mengerang.
Hikoma-san memilih untuk beristirahat di kamarnya sampai sore dan hanya menjawab kalau sakit pinggangnya kumat saat Touno mencarinya.
Setelah itu, sekali dua kali, Hikoma-san memergoki mereka sedang berduaan - sering kali wajah Touno terlihat memerah dan memukul lengan Tsukasa-dono dengan pedang bambunya. Kadang ditemuinya Touno duduk di beranda dan Tsukasa-dono tiduran di sebelahnya dengan kepala direbahkan di pangkuan Touno. Atau saat sore hari, mereka berjalan berdua di taman belakang sambil bercakap-cakap dan tak kembali sampai matahari benar-benar tenggelam. Hikoma-san tak berani menegur. Tak tega menghilangkan senyum dan binar cerah yang terbentuk di wajah tuannya.
Tidak hanya karena momongan sekaligus junjungannya selalu menolak ide apapun yang disodorkannya untuk melewatkan waktu dan memperluas wawasan, masalahnya bertambah satu lagi. Masalah itu tak lain tak bukan adalah seorang rider jangkung berambut kecoklatan yang selalu bilang kalau dia hanya sekedar mampir. Tentu saja Hikoma-san tak pernah keberatan kedatangan tamu. Rumah itu selalu sepi dan satu atau dua tamu mungkin bisa menghidupkan suasana. Para kuroko pun akan dengan siap sedia menyediakan hidangan atau kamar jika ada tamu yang menginap.
Masalahnya, rider (apapun artinya itu, Hikoma-san tak terlalu mengerti) itu selalu terlihat menempel dengan Touno. Datang tiba-tiba dan menghilang tanpa bekas juga. Yang dia heran, Touno tampak tak keberatan sama sekali. Sering kali pula Tsukasa-dono menginap tapi Hikoma-san tak melihat satu pun kuroko sibuk menyiapkan kamar tamu.
Hikoma-san tak berniat bertanya kenapa junjungannya tak pernah tampak terganggu dengan tingkah junjungannya itu. Touno selalu tampak begitu gembira kalau Tsukasa-dono mampir meskipun hanya untuk satu atau dua jam saja. Kadang sendiri kadang bersama dua pemuda lain yang dikenalkan sebagai ‘Yuusuke-dono’ dan ‘Kaitou-dono’ - “Panggil Daiki saja.”
Hikoma-san nyaris terkena serangan jantung di suatu pagi yang cerah beberapa bulan yang lalu. Saat hendak menuju kamar Touno untuk mengucapkan selamat pagi, langkahnya terhenti di belokan karena melihat tuannya di lorong, tepat di depan pintu kamarnya yang terbuka. Touno tak melihatnya karena dia berdiri membelakangi Hikoma-san, sudah mengenakan hakama latihannya, berciuman dengan Tsukasa-dono. Lengan Tsukasa-dono melingkar posesif di pinggang Touno, matanya terbuka dan melihat Hikoma-san. Pemuda itu tersenyum sinis, merengkuh bagian bawah kepala Touno dan memperdalam ciumannya sampai Touno mengerang.
Hikoma-san memilih untuk beristirahat di kamarnya sampai sore dan hanya menjawab kalau sakit pinggangnya kumat saat Touno mencarinya.
Setelah itu, sekali dua kali, Hikoma-san memergoki mereka sedang berduaan - sering kali wajah Touno terlihat memerah dan memukul lengan Tsukasa-dono dengan pedang bambunya. Kadang ditemuinya Touno duduk di beranda dan Tsukasa-dono tiduran di sebelahnya dengan kepala direbahkan di pangkuan Touno. Atau saat sore hari, mereka berjalan berdua di taman belakang sambil bercakap-cakap dan tak kembali sampai matahari benar-benar tenggelam. Hikoma-san tak berani menegur. Tak tega menghilangkan senyum dan binar cerah yang terbentuk di wajah tuannya.
Meskipun begitu, kepalanya selalu sakit kalau mendadak Tsukasa-dono datang dan mereka berdua tak bisa ditemukan di mana pun. Kadang di malam-malam tertentu, Hikoma-san –sambil memijat keningnya- akan menasehati para kuroko untuk tidak mendekati kamar Touno sampai pagi. Lebih bagus lagi, sampai tengah hari.
Tentu saja Hikoma-san senang karena akhirnya Touno menemukan seseorang – kalau memang bisa diartikan seperti itu - tapi dia tak tahu harus berkata apa seandainya Kaoru-sama mendengar kabar ini dan bertanya. Mungkin sebaiknya dia menulis surat dan menjelaskan dengan baik dan hati-hati bahwa ada kemungkinan kalau penerus ke-20 keluarga Shiba akan merupakan anak angkat lagi.
. . . . . . . . . . . . . . .Bunda Kaoru, mari saya bantu memijat kepalanya, bunda pasti pusing ya?
ReplyDelete"tidak kembali sampai matahari terbenam."
oh, you guys feels like did it outside? kinky. . .
'ada kemungkinan kalau penerus ke-20 keluarga Shiba akan merupakan anak angkat lagi.'
ReplyDeleteBWAHAHAHAHAHAHAHA. *ROFLMAO*
Kaoru-hime, mohon pengertiannya ya. Kasian putra tunggalmu itu. XDDDD
KALIMAT TERAKHIR ITU. *gelundungan*
ReplyDeleteGapapa Kaoru-sama, Takeru sudah punya anak di dunia lain, separuh rider, jenius pula. 8D
benar, Philip pasti akan dengan senang hati jadi penerus, Kaoru haha! Dia lucuuu sekali, mirip Takeru, cuma tidak keling.
ReplyDeletebenar, Philip pasti akan dengan senang hati jadi penerus, Kaoru haha! Dia lucuuu sekali, mirip Takeru, cuma tidak keling.
ReplyDeleteyang pasti sih bukan idenya Takeru *haha*
ReplyDeletesebenernya mungkin yang paling ribet sebenernya bukan Kaoru tapi Tanba ya LMAO
ReplyDeletedan abis itu selama beberapa generasi, keluarga Shiba gak berdarah murni LMAO
ReplyDeleteAh apalah arti darah murni dibanding cinta dan kebahagiaan. *dibuang karena dangdut*
ReplyDeletebenar, muggle kadang lebih qualified, bunda!
ReplyDelete~jadi ini cerita apa?~
Anak angkat lagi ya, Jii? XD
ReplyDeleteOh mai...., kalimat terakhir itu FTW!!!!!!!! *lmaolmaolmao*
'‘Kaitou-dono’ - “Panggil Daiki saja.”' "danitubajubesiyangdipojokanbuatakuakuambilsekarangyaaaaa." \:D/
ReplyDeletedan Tsukasa gak dapet jatah sampai baju besinya dibalikin? *dibuang*
ReplyDelete"ohambilsajatapitinggalkandiendrivermuyaaa."
ReplyDeleteDaiki: "YADA!"
ReplyDeleteKAWAIIII! ~uyel uyel gemas~
ReplyDeleteOh ya, bagaimana kalau disiapkan satu kamar untukmu dan yusuke, daiki?
Yuusuke: *tampang polos* kenapa harus sekamar sama Daiki?
ReplyDeleteTsukasa: *rolls eyes* Supaya kuroko-tachi berkurang kerjaannya.
ReplyDeleteYuusuke: Oh baiklah! Yuk bobo, Daiki! *seret ke kamar*
Daiki : 89
"YADA! >:| "
ReplyDeleteDaiki: *pergi nyolong minyak vanilla*
ReplyDeleteMINYAK VANILA. XD
ReplyDeleteYusuke: buat apaan itu? ~gunyu gunyu mendekat~
Daiki: .......aromaterapi.
ReplyDeleteYuusuke: *ndusel* tapi kan di kamar udah ada aromaterapi...
ReplyDeleteDaiki: itu kan buat kamar, yang ini buat kita. ~nyengir~
ReplyDelete