Pairing: Totani Kimito x Murai Ryouta
Rating: PG-13
Warning: BL. AU. OOC. Cheesy.
Disclaimer: I do not own anyone.
Note: Lanjutan dari fic-nya Icha dan Nei. Maafkan aku karena gak bikin fanfic Natal-nya Sensei dan Bocchan m(_ _)m itu kuserahkan pada Icha dan Nei saja *dibuang*
Dengan perlahan dan hati-hati, Ryouta mencampur susu yang baru mendidih dengan bubuk coklat. Mengaduk perlahan dengan penuh perhatian agar jangan sampai ada gumpalan coklat yang bersisa. Dia sedang menimbang-nimbang untuk mencampurkan sedikit rum saat Kimito mengejutkannya dengan mengintip dari atas kepala Ryouta.
"Baunya enak." Pemuda itu mengendus perlahan.
Ryouta nyengir senang. "Tentu dong. Ini sama kok dengan yang suka kamu pesan kalau datang ke toko."
"Hmm..." Kimito bergumam. "Aku juga harus membayar untuk yang ini?"
Ryouta tertawa. "Ini gratis. Sebagai bayaran karena memberikan tempat menginap."
Kimito membalas dengan cengiran jahil dan mengecup puncak kepala Ryouta. Sekilas, nyaris tak kentara. Ryouta pun sepertinya tak sadar karena sibuk meneruskan menuang coklat ke dalam mug. Kimito pun melipir ke sofa dan duduk sambil menjulurkan kaki. Tangannya meraih bungkusan berisi cookies yang dibuatkan Ryouta, masih skeptis dengan warna biru glazingnya, tapi harus diakuinya kalau rasanya memang enak. Sekejap, dia pun sibuk mengunyah.
Ryouta menyusul dan meletakkan mug di atas meja, tepat di depan Kimito. Memegang mug bagiannya, Ryouta duduk dan melipat kaki di sebelah pemuda jangkung itu. Dia menoleh ke arah jendela, memperhatikan salju yang turun dengan derasnya. Cuacanya berubah drastis hanya dalam beberapa jam. Itulah sebabnya dia tak bisa pulang. Kereta pasti diberhentikan sementara taksi atau bus pun pasti tak akan ada yang beroperasi juga.
Ibunya juga tak menganjurkannya untuk pulang saat Ryouta menelepon ke rumah lima belas menit yang lalu dan diwanti-wanti agar "Jangan terlalu merepotkan Totani-kun, ya". Ryouta hanya menggerundel. Dia kan tahu sopan santun. Lagipula, Kimito sama sekali tak keberatan. Sebaliknya, temannya itu malah tampak senang.
"Kenapa?" Suara Kimito membuyarkan lamunannya.
Ryouta buru-buru menggeleng dan tersenyum manis. "Semoga tidak badai ya?"
Kimito menyesap coklatnya. "Kamu takut badai? Seperti Ouji saja." Cengiran nakal di bibir Kimito membuatnya menerima tinju pelan di lengan. Kimito tertawa sementara Ouji, anjing mungil milik Kimito, meras dipanggil dan melompat naik ke sofa, menyelip di antara Kimito dan tamunya. Mau tak mau, Ryouta jadi ikut tertawa. Direngkuhnya anjing mungil itu dengan satu tangan.
"Kalaupun takut, Ouji akan menemaniku kan?" Tanyanya dengan nada manis.
Anjing itu menyalak pelan dan menjilat ujung hidung Ryouta. Ryouta memeluknya dengan gemas. Melihat itu, Kimito juga gemas dan ingin merengkuh manusia dan anjing itu dengan sayang. Terutama si manusia karena terlihat terlalu imut dan manis. Tanpa banyak kata, dilakukannya itu.
"Kimi-chan?" Ryouta terdengar bingung tapi tak menolak.
Satu tangan Kimito merengkuh tengkuk Ryouta, membuatnya menengadah hingga Kimito bisa menciumnya dengan mudah. Bibir dan mulut Ryouta hangat, beraroma dan berasa coklat. Kimito makin bersemangat untuk menjilat dan memagut pelan. Ryouta agak terkejut tapi membalas ciuman Kimito tanpa ragu. Bibirnya terbuka sedikit saat lidah Kimito menjilat bibir bagian bawahnya, menggoda Kimito untuk lebih memaksa dan menyusupkan lidah sambil bergumam protes. Ryouta terkekeh pelan dari dalam tenggorokannya dan getarannya membuat Kimito senang. Ketika akhirnya Ryouta membuka mulut, Kimito tak membuang waktu untuk menjilat dan menjelajahi setiap sudut sampai Ryouta mengerang pelan.
Dengkingan Ouji membuat mereka memisahkan diri. Mereka menatap anjing kecil yang rupanya protes karena terjepit di antara tubuh mereka. Ryouta tertawa sambil menyentuhkan keningnya dengan dahi Kimito dan melepaskan Ouji dari pelukannya. Anjing itu langsung berlari menuju tempat tidurnya di sudut ruangan. Kimito geleng-geleng kepala dan mengecup rahang Ryouta dengan sayang.
"Coklatnya enak." Bisiknya.
"Kan?" Ryouta tersenyum bangga. Dia melepaskan diri dari pelukan Kimito, menyesap coklatnya lagi sambil menyandarkan pundaknya ke lengan Kimito. "Kamu tahu? Ini pertama kalinya aku merayakan Natal di luar toko loh."
Kimito mengangkat alis. "Yang benar?"
Ryouta mengangguk. "Kurasa aku harus berterima kasih pada Inoue-kun."
"Kenapa?"
"Yaa, kan karena Inoue-kun memesan kue dan minta diantarkan jadi Ibu menyuruhku keluar. Ibu kan penggemarnya Inoue-kun." Ryouta nyengir. "Mungkin akan kubuatkan sesuatu untuknya dan Matsuzaka-sensei."
Kimito buru-buru mengibaskan tangannya. "Tak perlu. Nanti dia keenakan."
Ryouta mendorong Kimito pelan dengan bahunya. "Jahat sekali sih." Godanya sambil tersenyum geli.
"Dia sudah biasa hidup enak lagipula, sungguh deh, semua ini bukan berkat dia." Sanggah Kimito buru-buru. "Bagaimanapun, aku pasti akan membuatmu keluar denganku malam ini." Ujarnya dengan penuh keyakinan dan buru-buru meminum coklatnya lagi untuk menyembunyikan semu merah di wajahnya karena Ryouta memandangnya dengan berbinar-binar.
Karena tak tahan, Kimito menciumnya lagi. Meletakkan mug mereka di atas meja dengan satu tangan sebelum menarik Ryouta dalam pelukannya dan berbaring. Mau tak mau, Ryouta harus berbaring di atasnya. Wajah pemuda itu memerah tapi tak bisa lari karena Kimito memeluknya dengan erat.
Pertama kalinya mereka seintim ini dan Ryouta tak bisa tak berpikir macam-macam. Wajahnya dijauhkan dari Kimito dan dibenamkan ke dada pemuda itu. Tapi itu malah membuat wajahnya makin memerah karena dia bisa mendengar degup jantung Kimito dengan jelas.
"Aku tak akan berbuat macam-macam, kok." Bisik Kimito sambil mengecup puncak kepala Ryouta. "Tidak kalau kamu tak mau."
Dada Ryouta sepertinya mau pecah karena merasa tersanjung. Dia mungkin tak punya kemampuan seperti Kimito, tapi tanpa itu pun, dia tahu kalau Kimito menganggapnya berharga. Diangkatnya kepalanya dan matanya menatap mata Kimito dengan penuh perasaan. Sambil berbisik lembut, Ryouta mengecup pipi temannya itu.
"Selamat Natal, Kimi-chan."
Kimito tersenyum dan mengeratkan pelukannya, seperti tak ingin melepaskan. "Selamat Natal, Ryouta."
----
Awwwwwwwwwwwwww. *guling2* Pake "Oide~." sambil smoldering look juga gak, Kimi-chan? XDDD
ReplyDeleteawwww gw henshin jadi Ouji ya? ya? mau dijepit di tengah-tengaaaah.
ReplyDeleteManisnya Ryouta! ~guling.guling~ (dan gw pun tergoda melanjutkannya dari sudut sensei, kyuuuun)
ADUH NGILU!
Semoga Ouji ga usil gangguin mereka kayak Pearl di fic2 BuchouHime gw XDDD *digigit Pearl*
ReplyDeleteManis iniiii, maniiiissss! Kalo Ryouta-nya ga boleh keluar mau diapain, Kimi-chan? Diculik? 8DDDD
Aaaaah fic side Sensei-Bocchan belom jadi gara2 semalem ngantuk. ...eh tapi ga ada Natal2nya sama sekali sih itu *LMAO*
@Anne: whuahahahahahah ketauan deh idenya dari mana
ReplyDelete@Nei: eh, tapi Ouji itu kan... Maltese? Kalo elu mgkn jadinya... Goldie? *disambit* tapi aku lebih suka Goldie kooook *uyel2 Nei*
@Icha: kan otakaramono, hrs diakuisisi menggunakan segala cara XDD
*evilsmirk*
Dengan seluruh daya dan upaya! 8D
ReplyDeleteOuji itu bukan toy poodle ya? XD Mau chow choooowwww
mama-saaannnn... uhuk uhuk. manieeessss banget. XD maap belum sempet upload lanjutan pasangan nista itu gara2 lagi terkapar dan ga bisa bangun.
ReplyDelete@Icha: pastinya!
ReplyDeleteEntahlah. Mirip Maltese. *ngeles*
@Mom: kamu cepet sembuh yaaaaaa *peluk*
Ahahaha, manis! Ini manis! XDDD
ReplyDeleteJadi kepengen hot choco juga =9. Plus Kimi-chan & Ryouta!<3
*kasih Riri hot choco*
ReplyDelete