Saturday, March 19, 2011

[fanfic] Ma-kunxTori -a birthday fic-

Fandom: Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Inoue Masahiro x Matsuzaka Tori
Rating: NC-17
Warning: BL. AU. OOC. NSFW
Disclaimer: I do not own the characters. No profit gained and no harm intended.
Notes: Happy Birthday, Inoue Masahiro!! Semoga makin ganteng dan tatapan matamu makin membuatku hamil XDDDDD dan semoga langgeng selalu dengan celeng keling seksi di sana itu <333


Masahiro mendesah seraya menyandarkan punggungnya ke dada Tori. Seulas senyum miring menghiasi bibirnya saat lengan Tori melingkari pinggangnya dengan lembut. Air hangat, sabun beraroma jeruk dan kekasih memang paduan yang tepat untuk mengusir lelah dan rasa penat setelah hingar bingar pesta sore tadi. Masahiro bergeser turun agar bisa menyandarkan kepalanya di lekuk leher Tori dan Tori beringsut meletakkan dagunya di atas kepala Masahiro. Pemuda itu mendesah lagi, senang dengan jemari Tori yang mengusap pelan perutnya.

"Capek?" Tanya Tori, mengecup rambut Masahiro yang kini pendek dan berwarna hitam. Bosan dengan rambut coklatnya katanya.

Masahiro meletakkan tangannya di atas tangan Tori. "Biasa saja sih. Cuma aku senang akhirnya bisa berduaan dengan Tori. Dari tadi kan susah. Apalagi Tori terus-terusan nempel dengan Wada-sensei."

Tori terkekeh. "Habis Masahiro kan dimonopoli orang banyak."

"Seharusnya kan Tori menemaniku." Sungut pemuda itu dengan pipi menggembung. Melengos saat Tori mengecup pipinya.

"Iya, maaf ya. Tapi aku sudah cukup beramah tamah dengan semua kolega keluargamu." Tori menukas dengan nada yang tetap lembut. Mood-nya sedang bagus dan Tori tak ingin merusaknya dengan argumen yang menurutnya tak penting.

Masahiro mendengus. Memang benar sih dan dia tahu keramahan kekasihnya itu tak berlaku begitu lama kalau untuk urusan bisnis. Tori akan melangkah mundur perlahan lalu menghilang dan orang tak akan sadar kalau dia sudah tak ada. Kalau bukan pesta ulang tahun Masahiro, Tori mungkin tak akan mau datang. Dia pernah berkata sambil berkelakar kalau memang tak salah dia memacari Masahiro yang anak bungsu karena itu artinya dia tak perlu sering-sering berurusan dengan ramah tamah bisnis seperti itu.

Kakak-kakaknya pun tampaknya mengerti dan beberapa kali sebelum Takuma datang, Sainei menarik Tori untuk ngobrol dengan beberapa anak buahnya yang kebetulan diundang. Toh, Masahiro tak bisa benar-benar kesal karena sepanjang pesta Tori tetap mencarinya dan tak menolak tiap kali dikenalkan. Juga tersenyum ramah dan mempesona semua orang sampai Masahiro cemburu sendiri.

Masahiro mengangkat kepalanya untuk mencium Tori yang tertawa pelan menyambutnya. Masahiro menggerundel dan langsung memasukkan lidahnya tanpa permisi. Tori meladeninya dengan tak kalah antusias. Seharian itu dia sudah ingin sekali menarik Masahiro ke tempat sepi karena kekasihnya itu terlihat begitu tampan dengan paduan jeans, sweater hitam dan jas, juga sedikit cemburu tiap kali ada orang yang bersikap terlalu akrab dengan Masahiro.

Pemuda itu mengerang dan memasukkan lidahnya lebih dalam ke mulut Tori, menggoda lidah Tori dan mengecap tiap sudut mulut Tori yang bisa dijangkaunya. Pelan dirasakannya selangkangannya mulai bereaksi. Dia menggerung protes saat Tori perlahan menjauh dan memilih untuk mengecupi rahang dan leher Masahiro.

Tori tersenyum, menarik Masahiro lebih erat dalam pelukannya. "Hatachi ni omedetou." Bisiknya di telinga Masahiro. Terdengar begitu tulus sampai wajah Masahiro memerah. "Aku sudah boleh minum sake loh." Tukasnya, kembali menyandarkan kepalanya ke pundak Tori.

Tori mengangkat alis. "Sudah kan? Habis berapa gelas tadi?"

Masahiro nyengir. "Cuma tiga kok. Aniki tak mau aku mabuk di tengah pesta."

Tori terkekeh. "Kalau begitu besok malam kita minum ya."

Masahiro mengerutkan kening. "Kenapa harus besok malam? Di bawah kan banyak."

Senyum miring Tori terlihat begitu jahil dan menggoda. Merendahkan suaranya sampai terdengar begitu seksi. "Karena aku tak mau Masahiro mabuk saat aku membuatmu menjerit berkali-kali malam ini."

Masahiro menelan ludah. Duduk tegak dan memutar tubuhnya menghadap Tori. Satu alisnya terangkat. "Oh ya?" Tanyanya parau.

Tori mengangguk. "Un. Aku ingin mendengar Masahiro menjerit saat Masahiro klimaks di tanganku, di dalam mulutku dan... di dalam tubuhku."

Pernyataan yang begitu mesum itu membuat Masahiro tak berpikir dua kali untuk menarik Tori ke tempat tidur saat itu juga. Menghempaskan tubuh mereka yang basah ke atas seprai meski Tori sempat protes tapi Masahiro tak peduli. Dilumatnya bibir kekasihnya dengan penuh nafsu dan sama sekali tak memprotes ketika Tori mengambil alih kendali dan membuktikan perkataannya. Mencumbu Masahiro dengan bibir, mulut dan lidahnya yang terasa seperti surga sementara tangannya menggenggam erat dan menyentak pelan. Menekan di tempat yang strategis sampai benar-benar membuat Masahiro mengerang dan melenguh nikmat. Tak butuh waktu lama untuk Masahiro mencapai klimaks pertamanya.

Tori sama sekali tak memberinya waktu untuk bernafas. Begitu Masahiro selesai dan baru saja menarik nafas panjang, Tori sudah membuka mulut dan menjulurkan lidahnya untuk membersihkan sisa-sisa semen sekaligus membuat kemaluan Masahiro melonjak hidup lagi. Mata Tori yang sayu sesekali melirik ke atas untuk melihat ekspresi Masahiro dan tersenyum lalu mendengkur pelan sampai Masahiro nyaris merenggut rambut Tori dan menghunjamkan kemaluannya dalam-dalam karena dia sudah tak tahan.

Tori nyaris tersedak. Dengan kesal digeseknya kepala kemaluan Masahiro dengan giginya sampai Masahiro mendesis kesakitan. Masahiro harus menyerah atau menerima resiko ditinggalkan Tori begitu saja. Pun begitu, Tori merunduk begitu rendah dan menghisap kuat-kuat sementara jemarinya meremas bagian bawah.

"To...Tori... Iku...ARGH!"

Tori menarik mundur kepalanya agar tak tersedak, membiarkan Masahiro menyembur dan memenuhi mulutnya. Jemarinya menyentak dan memijat lembut sampai Masahiro selesai. Ditelannya dengan sukarela dan mengelap bibir dengan punggung tangan. Terlihat begitu puas melihat Masahiro yang terbaring lemas dan terengah.

Masahiro kembali berusaha mengatur nafasnya. Orgasme dua kali berturut-turut benar-benar menguras tenaga. Sekujur tubuhnya bersimbah peluh dan percikan-percikan nikmat menjalari tiap sendi tubuhnya. Tapi Tori benar-benar tak berniat membiarkannya beristirahat barang sejenak. Dokter muda itu menciumnya, penuh nafsu dan gairahnya makin meluap. Masahiro mengerang, kemaluannya kembali bereaksi karena tergesek lutut Tori.

Tori menjauh untuk mengambil pelumas, melumuri dua jarinya lalu menjangkau ke bawah, mempersiapkan dirinya sendiri. Dua jarinya bergerak keluar masuk dan bibirnya mengeluarkan desahan lirih. Kemaluan Masahiro langsung berdiri tegak. Tori kembali berbaring di atasnya dan Masahiro menyambut gembira ciumannya. Tori mengerang ke dalam mulut Masahiro, tangannya masih terus bergerak sampai dia merasa cukup. Saat Tori menggenggam kemaluan Masahiro, membimbingnya ke jalan masuk tubuhnya lalu perlahan menelan seluruh kemaluan Masahiro ke dalam tubuhnya, Masahiro berharap dia berulang tahun setiap hari.

Tori begitu seksi. Kulitnya yang kecoklatan bersinar karena lapisan keringat. Bibirnya terbuka dan melepaskan desahan atau erangan, sesekali nama Masahiro. Matanya tak sekalipun lepas dari Masahiro dan menatap dengan penuh cinta dan hasrat. Pinggulnya bergerak kadang pelan kadang cepat, memaksa Masahiro untuk menyamakan irama dengannya. Tubuhnya yang hangat mencengkeram erat dan sesekali membiarkan kemaluan Masahiro menemukan titik sensualnya. Semuanya menurut kehendak Tori dan meski selangkangannya sudah mulai nyeri, Masahiro tak bisa berbuat apa-apa.

Dan memang tak sia-sia karena ketika akhirnya Masahiro sudah tak kuat lagi dan Tori mencengkeram dengan begitu keras, Masahiro merasa dia nyaris buta karena cahaya putih yang memenuhi pandangannya begitu terang. Dan ya, dia menjerit keras. Samar didengarnya Tori menyusul jeritannya tapi Masahiro sudah tak ingat apa-apa lagi.

Entah berapa lama lewat setelah itu karena sepertinya dia tertidur. Himpitan berat di dadanya memberitahunya kalau Tori masih berbaring di atas tubuhnya. Masahiro mendesah. Dikecupnya dahi Tori dengan penuh sayang dan tersenyum saat mendapati Tori ternyata masih sadar.

Mereka berciuman, panjang dan lama. Hanya ingin menyalurkan hasrat yang tersisa yang kemudian berubah jadi penyampaian rasa cinta dan terima kasih. Tori tertawa pelan, kembali mencium Masahiro dan Masahiro mendekapnya erat.

"Ma-kun berisik." Tori berkomentar sambil menyusuri dada Masahiro dengan ujung jarinya.

"Oh, aku tak terima dibilang begitu olehmu, Sensei." Sanggah Masahiro. "Biasanya kan Tori juga berisik."

"Hmm... Habis pacarku seksi sekali."

"Sama dong."

Tori tertawa, terdengar begitu bahagia dan Masahiro merasa dia tak butuh semua hadiah yang diterimanya hari ini. Cukup mendengar dan melihat Tori tertawa senang (tentu saja ditambah permainan cinta yang panas dan hebat seperti yang barusan) sudah merupakan hadiah yang hebat untuknya.

"Selamat ulang tahun, Ma-kun." Ujar Tori sambil menatapnya penuh cinta. "Terima kasih karena sudah jadi Ma-kun yang seperti ini dan membuatku bahagia." Tori menggigit bibir sebelum menambahkan dengan lebih lembut. "Aku mencintaimu."

Dada Masahiro terangkat bangga dan cuping hidungnya terangkat sombong. Tapi sejurus kemudian pandangannya melunak dan diciumnya Tori seraya berbisik "Aku juga cinta Tori" dengan wajah memerah.

-end-

25 comments:

  1. Bocchaaaaannnnnnn lucu sekali siiiiih! *gigit-gigit idung Bocchan* Tanjoubi omedetooooo!!! Udah boleh mabu'-mabu'an niyeeeee!! Ihiy!

    btw itu UST gara2 dianggurin seharian jadi kayak gini ya pelampiasannya *dibuang*

    ReplyDelete
  2. Kau harus bertanggung jawab, tanuki mesum! *gigit*

    ReplyDelete
  3. Bocchan, kau perkasa sekali bisa orgasme tiga kali. #loh
    NAMBAH!!! NAMBAAAAAAAHHH!!! Kan lagi ultah jadi boleh nambaaaaaaaaaaaaah!! Aduh pasti maido-maidonya pada cekikikan itu di lantai bawah. Mama Keigo yokatta na!!! XDDD
    hureh!! Udah bisa minum!! dan kawin!!

    ReplyDelete
  4. Tapi abis itu dia pingsan, Nei LOL Belum seperkasa Papa Yun ihiy~

    Mama Keigo datang gak ya di ultah Bocchan? *garuk2 pipi*

    ReplyDelete
  5. Bocchan kan masih muda. (Yun : maksud lo apa heh? *acung pistol*)
    Gak datang palingan, ngirim sms doang. XDD

    ReplyDelete
  6. Tapi kau tidak setua pak nelayan kok, Papaaaa!! *gelantungan di motor merah*

    Waduh! XDDD

    ReplyDelete
  7. Kadonya panas banget ya? *kipas.kipas* matahari yang lagi obral kalah d, untung Masahiro ga sampe overdosis, coba Takuya dikasih ilmunya Tori setengah aja, biar Kazuki ga makin menua

    ReplyDelete
  8. BIRTHDAY FIIIIIIIIIIIIIIIIIIIC. Bisa menghibur gue yang lagi pengen nabok tumblr! *kisses*

    Ayo, Masahiro, bangun lagi staminamu. LMAO

    ReplyDelete
  9. *tanuki mindik2 menjauh ngumpet di kolong ranjang satriabajapink*

    ReplyDelete
  10. @Rey: ihihihihihi

    @Anne: *blush* Musti banyak berolahraga biar ulang tahun berikutnya gak pingsan lagi XD

    @Icha: *colok*

    ReplyDelete
  11. Ulang tahun berikutnya udah ada bayi celeng yang musti dijagain, kcuali kalo memberdayakan sudachi dan aneki2nya buat jadi pengasuh

    ReplyDelete
  12. Ah, mereka tak secepat itu kok punya bayi celengnya LOL Nunggu Ma-kun 30 tahun dulu XD

    Ma-kun: WOI!!!!

    ReplyDelete
  13. *jilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat*

    ReplyDelete
  14. Mugyaaaaaaaaaaa!!!!! Stensilan!

    Yun, kau perkasa! Ma-kun, perkasa juga! Kubota, siap sedia diajak "Lagi, yuk!"

    Kazuki: .........................

    Hadiahnya kayak gini sih, jelas hadiah terhebat, eh, Ma-kun? Panas dan bergelora XD

    ReplyDelete
  15. kalau begitu sih sampai kapanpun kau tak akan dapat bayi kelinci, Kazuki.

    dan gue baru sadar itu kan Tori tengkurep di atas Ma-kun ya? KASIHAN BOCCHAN *diseruduk*

    ReplyDelete
  16. sudah biasa, Nei. Perut Ma-kun jadi berotot kan karena sering ditiban celeng XDDD

    ReplyDelete
  17. Ma-kun : IYEY! (^^)v *puk-puk perut yang udah berotot*

    ReplyDelete