Fandom: D2/Tennis no Oujisama Musical 2nd Season
Pairing: Yamaguchi Kenki x Mitsuya Ryou
Rating: PG
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: Watanabe Pro, MMV, etc. I do not own anything.
Note: slash of life fic. Maaf kalau gejeh. Dan semuanya karena GC19
Kucuran air perlahan berhenti bersamaan dengan keran yang diputar untuk menutup aliran air. Kenki menyapukan kedua tangannya ke rambutnya, menyebabkan tetasan air mengalir ke leher dan pundaknya. Sambil mengusap wajahnya dengan satu tangan, tangan yang lain menjangkau handuk di gantungan di dekat shower. Telinganya menangkap bunyi samar deru hujan sementara ia mengeringkan tubuhnya. Ia menyambar legging hitam dan kaus oblong tanpa lengan, mengenakannya dan menggosok rambutnya yang basah sambil menyikat gigi.
Aroma kopi menyambutnya saat Kenki membuka pintu kamar mandi. Matanya tertuju pada sosok Mitsuya yang berbaring tengkurap di atas tempat tidur, sebuah majalah terbuka di hadapannya. Barulah kemudian matanya tertuju pada secangkir kopi yang diletakkan di atas meja di samping tempat tidur. Pemuda itu tersenyum dan baru saja hendak menghampiri Mitsuya ketika telepon berdering. Mitsuya ikut mengangkat kepalanya dan sudah akan bangkit tapi urung saat melihat Kenki berjalan ke arah ruang depan dan melambaikan tangannya, menyuruh Mitsuya tetap di tempat.
Tak berapa lama, Kenki sudah kembali ke tempat tidur dan duduk di atas ranjang, menggosok rambutnya sekali lagi dan melempar handuk ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Mitsuya menoleh dan Kenki nyengir.
"Salam dari ayahku."
"Oh. Kok tumben? Ada apa?"
"Tak ada apa-apa. Hanya menanyakan mau titip apa dari Filipina. Aku mungkin harus menjemput mereka di bandara lusa." Jelas Kenki sembari menata dua bantal untuk menyangga punggungnya.
Mitsuya membalik halaman majalahnya. "Sekalian pulang ke Aichi?"
"Mungkin hanya dua hari. Micchi mau ikut?" Tawarnya.
Bibir Mitsuya mengerucut dan kepalanya dimiringkan. "Lihat nanti ya. Aku belum tahu kapten mau mengadakan latihan akhir minggu atau tidak. Tapi sudah lama aku tidak bertemu paman dan bibi ya."
Kenki tersenyum. "Yang terakhir Natal tahun kemarin ya?" Tangannya menjangkau cangkir kopi dan menyesap sedikit. Mitsuya mengangguk. Majalahnya ditutup dan disingkirkan lalu beringsut mendekat pada tunangannya. Kepalanya disandarkan ke bahu Kenki sementara tangannya mengelus dada dan perut kekasihnya. Kenki merangkul pundak Mitsuya dan mengecup keningnya dengan lembut.
Mitsuya mengangkat wajahnya, menatap Kenki dengan matanya yang besar dan berbinar, yang perlahan meredup saat Kenki menunduk mencari bibirnya. Satu kecupan lembut cukup untuk membuatnya mendesah dan merasa begitu nyaman.
"Sepertinya akan hujan semalaman ya." Gumamnya tak jelas sambil merebahkan kepalanya di bahu Kenki lagi.
"Sepertinya." Sahut Kenki sambil menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga tunangannya. "Sudah memikirkan dekorasi untuk pernikahannya Inoue-kun?"
Mitsuya meringis. "Sudah sih. Tapi aku tak tahu apakah Masahiro-kun akan suka atau tidak. Meskipun dia bilang pendapatnya tak terlalu penting. Yang penting, katanya, aku tak boleh membuat Matsuzaka-sensei merengut sedikitpun sekaligus meyakinkannya kalau apapun yang kulakukan adalah perlu. Aku sama sekali tak mengerti apa maksudnya." Pemuda itu tertawa geli.
Kenki mengelus punggung Mitsuya. "Aku dengar gosip kalau Matsuzaka-sensei itu baik sekali orangnya. Mungkin maksudnya karena terlalu baik itu dia jadi bersikap tak ingin merepotkan atau terlalu segan. Hehehe mirip Micchi ya." Dia kemudian mengaduh karena dadanya dipukul dengan keras oleh Mitsuya.
"Kugigit nih." Ancam pemuda cantik itu, memamerkan deretan putih giginya.
Kenki tertawa dan menyentuhkan pinggiran cangkir kopi yang masih dipegangnya ke hidung Mitsuya. Pemuda itu memekik protes. "Mou~" sungutnya sambil menggosok ujung hidungnya yang terasa panas.
Tunangannya tergelak dan Mitsuya tak bisa melanjutkan protesnya karena Kenki mengecup hidungnya dengan lembut. "Tapi aku heran, kenapa Inoue-kun tidak memintamu membantu mengurus baju pernikahan mereka ya? Kurasa Micchi lebih pantas untuk itu."
Mitsuya mendengus. "Sainei-san sepertinya memperlihatkan foto beberapa ruangan yang kudekor ulang. Lagipula, mereka sudah memesan baju di Blossam loh! Pasti hasilnya luar biasa! Aku iri deh. Kapan ya, bisa beli baju di Blossam?"
"Kenapa memangnya?"
"Kenki tidak tahu? Blossam itu merk terkenal loh! Dan mahal sekali. Aku tak tahu mereka membuat pakaian untuk pernikahan juga tapi sepertinya koneksi Inoue-kun membuatnya jadi mungkin." Pemuda itu mendesah. "Iri deh."
Kenki manggut-manggut. "Kalau begitu, kita harus menabung lebih banyak ya."
Satu alis Mitsuya yang tertata rapi terangkat.
"Supaya Micchi bisa pakai baju dari Blossam kalau kita menikah nanti."
Sontak, semburat merah menjalar mulai dari telinga hingga ke leher Mitsuya. Pemuda itu menunduk. "Umh....yah...kalau....kalau dari sekarang kurasa memang bisa." Ungkapnya terbata.
Kenki meletakkan cangkirnya di atas meja agar bisa memeluk Mitsuya dengan dua tangannya. Diremasnya tubuh langsing itu dengan gemas. "Kenapa kalau aku menyebut-nyebut pernikahan, Micchi selalu tersipu-sipu begini?" Ujarnya geli.
"Malu, tahu! Aku kan masih SMU." Tukas Mitsuya, agak teredam karena wajahnya dibenamkan ke dada Kenki.
"Hmmm," Kenki menepuk-nepuk punggung Mitsuya. "Micchi harus membiasakan diri. Karena aku tak akan bosan menyebut-nyebut soal ini."
Mitsuya akhirnya mengangkat wajahnya, masih begitu merah dan terlihat manis sekali.
"Apa alasannya masih sama?" Tanya Mitsuya pelan, matanya menatap lurus-lurus ke dalam mata Kenki.
Kenki mengelus pipinya dengan buku jari. "Hmm?"
Mitsuya beringsut, sedikit memaksa Kenki untuk berbaring lebih rendah supaya ia bisa berbaring di atasnya. Tangannya diletakkan di atas dada Kenki dan digunakan untuk menumpu dagunya. "Dulu...Kenki bilang kalau Kenki tertarik karena mataku. Sekarang aku jadi berpikir apa alasan itu cukup untuk menikah dengan seseorang."
"Cukup kok." Sahut Kenki sambil tersenyum. Terdengar begitu mudah, seolah itu bukan jawaban yang harus dipikirkan masak-masak. Mitsuya memiringkan kepalanya, meringis.
"Sungguh?"
"Tak percaya padaku?"
"Maksudku bukan itu." Sahut Mitsuya. "Aku tahu tiap orang punya alasan masing-masing untuk... melangkah lebih jauh. Tapi aku tak pernah tahu kalau alasan sesederhana itu benar-benar bisa jadi dasar untuk menikah."
"Micchi mau aku memberi alasan apa?"
Mitsuya mengangkat bahu. "Entahlah."
Kenki mengelus helai lembut rambut Mitsuya. "Kamu tahu aku bukan orang yang suka berbasa-basi. Terutama denganmu. Tentu saja sekarang aku punya banyak alasan untuk menikahimu suatu hari nanti. Orang tua kita pun tak memaksa kita untuk bergerak cepat karena mereka sudah cukup senang dengan pertunangan kita dan kita masih muda. Aku bisa saja menahan diri dan memberikan kesempatan padamu untuk mengenal lebih banyak orang. Tapi aku tak mau. Kau tahu kenapa?"
Mitsuya mengedikkan bahunya. "Karena?"
Kenki tertawa. "Benar. Karena."
Mitsuya memutar kedua bola matanya. Kadang dia benci kalau Kenki menjawab begitu. Di saat seperti ini, dia tak ingin menebak-nebak.
"Sama sekali tak mau memberitahu aku alasannya?" Mitsuya menarik-narik kaus yang dikenakan Kenki.
Kenki tersenyum. Ditariknya kepala Mitsuya mendekat untuk mengecup keningnya. "Karena mata Micchi membuatku tak menoleh ke arah lain." Dikecupnya kedua kelopak mata Mitsuya lalu menatap ke dalam lautan gelap kecoklatan yang meskipun tak pernah dikatakan Kenki, selalu membuat jantungnya berdebar lebih cepat.
"Karena aku suka Micchi. Suka sekali."
-end-
AWWWWWWWWWWW
ReplyDelete~meleleh jadi genangan air~
Dakara, dakara Nagayan! GRATISKAN BAJUNYA!
MMMMHHH. MMMMMMMMMMHHHHHHHHHHHHHHHH! Manis banget iniiiiiii!!! Micchi lagi kumat ya dere-derenya?
ReplyDeleteKENAPA GUE BANYAK KERJAAN AMAT HARI INI! *gigit2 buntut sendiri*
Jadi ini ceritanya Kenkinya sebenernya udah ngebet tapi Micchinya malu2? *salah tangkap* XDDDD manisnya si Micchi pake merah kalo ngomongin pernikahaaaaan. XDD Nikahnya ala apa, Micchi?
ReplyDelete@Nei: LOLOLOLOL Bikin kali ya Micchi ketemu Nagayan dan jalan bertiga Kime. Hihihihihi girls' day out abis! Pasti rusuh!!
ReplyDelete@Icha: begitulah *sundul tanuki*
@tacchin: Ihi~ gue kebayang aja sih dia begitu LOL *nikahnya ala jepaaaang. Micchi pasti cantik pake kimono putiiiiih* *dilempar sempac ungu*
Asal pergi belanjanya ga ada suami masing-masing yang ikut, bisa bunuh diri para om-om itu. XD;
ReplyDelete*masih gigit2 buntut, sekarang pengen liat Micchi berkimono*
Terutama Buchou ya. Dia pasti langsung bunuh diri di tempat! LMAO
ReplyDelete*aku jugaaaaaa* <-- punya fetish pria berhakama
Kasihan Buchou, nanti bisa naik darah melulu. XDD
ReplyDelete*pria berhakama itu bikin moeruuuuu*
Aichiiiikkk!!!
ReplyDelete*gila cowo Aichi*
*pergi baca*
Ah, musim semi emang musim nikah ya... *ngeces*
ReplyDeleteSaya tunggu pernikahan kalian smua...
Iya, klo nabung yg bener ya, ntar baru kekumpul sdikit uda abis dibliin brg2 ungu...
Pasti Micchi pas nikahan pake gaun ungu... /janda kali
Kalo Ma-kun pake pink?? *ditabrak*
Kenapa? Kenapa malam2 dini hari gw jadi mood deredere. Kyaaa~!! *berguling bahagia*
ReplyDeleteMicchi lagi krisis PeDe nih kayaknya.. Hyahyahya...
ReplyDeleteKenki : karena.... !
@Icha I knooooooooow~ *swoons*
ReplyDelete@abuchan Micchi nanti pake unitard ungu........
@Riri: *timpuk okra*
@an99a: bukan krisis pede sih. Cuma pengen tau aja dia XD
This is.
ReplyDeleteTHIS IS.................
bkHSYIgUASgUSAG!!!! Tapi matanya Micchi emang baguuuuuuuuuuuuuuusssss banget ya. XDD
Nikah ala jepang kayaknya cocok ya imagenya buat mereka. XDDD tapi trus Micchi ga terima karena kimononya ga boleh ungu. Huahaha
ReplyDeletesangaaaaaaaaad~
ReplyDeleteone way or another, dia pasti maksa tetep ada bagian dari kostumnya yang warnanya ungu LOLOLOL
ReplyDeleteObi-nya dan hiasan rambutnya ungu!
ReplyDeleteJadi bukan kimono tradisional yang buat kawinan ya XDDD Pasti minta dimodif abis deh, Micchi XDDDD
ReplyDeleteIyaaaaaaaaa~~~ Hiasan rambutnya bisa dikasih bunga wisteria ungu gituuu~
*trus kok gue jadi pengen punya juga*
pasti nanti banyak bantuan kok micchi, Ma-kun, Yuuki, Tomo, bos juga, tenanglah. XDD
ReplyDeletejangan lupa dekor kamarnya ungu!
Ma-kun: KAWINAN GUE DULU WOI!
ReplyDelete*ngumpet*
ReplyDeleteMa-kun: *mutung sambil bikin kare* #eh
~ngantri sambil bawa piring~
ReplyDelete