Friday, May 27, 2011

[fanfic] AU KumaxYuuki - Lemonade I Scream

Fandom: Prince of Tennis Musical 2nd Season
Pairing: Wada Takuma x Ogoe Yuuki, mention of Ma-kunxTori
Rating: NC-17
Warning: BL, AU, OOC, NSFW
Disclaimer: I do not own anything
Note: Prompt dari Nei. It's very dirty. Maafkan aku m(_ _)m

ETA: poster made by Nei. Thanks, dear~ *kisses*





"Mmmngh...Kumaaa..."

Takuma tersenyum miring mendengar erangan Yuuki. Matanya diarahkan ke atas, menatap wajah Yuuki yang bersemu merah dan sibuk menggigit bibir agar tak mengerang terlalu keras. Bagaimanapun mereka sedang ada di luar ruangan dan sepertinya pemuda itu berusaha keras tak terlalu berisik karena takut ada yang mendengar. Lagipula, ini masih siang.

Liburan ke onsen memang ide yang menyenangkan. Apalagi kalau gratis. Ini semua karena Tori yang datang padanya dan bercerita kalau seorang fotografer sedang ingin memotret Masahiro dan Tori jadi mereka diajak ke onsen.

"Katanya boleh bawa teman. Jadi karena aku tahu kau tak pernah liburan, aku mau mengajakmu dan Yuuki-chan. Siap-siap saja akhir minggu nanti ya. Dijemput kok."

Yah, karena Yuuki pun menyambut dengan senang, Takuma tak bisa menolak tawaran itu. Meski akhirnya dia agak risih karena fotografer kenalan Masahiro itu terus menerus menatapnya dan tak berhenti berkata kalau Takuma tampan sekali. Tori dan Yuuki sampai terkikik geli melihat ekspresi Takuma sementara Masahiro hanya cengar-cengir. "Tampaknya Yuzawa-sensei suka pada Wada-sensei." Komentar pemuda jangkung itu singkat.

Seharian kemarin dirinya dan Yuuki hanya memperhatikan Yuzawa memotret Masahiro dan Tori tanpa henti. Fotografer gaek itu mengajak mereka jalan-jalan ke bukit kecil di dekat ryokan tempat mereka menginap dan tak berkata apa-apa, hanya memotret apapun yang dilakukan pasangan yang tak segan-segan pamer kemesraan itu.

"Kau tak malu ya?" Tanya Takuma sekilas saat makan malam.

Tori hanya mengangkat alis. "Awalnya sih malu. Tapi sekarang sudah biasa kok. Lagipula yang seperti ini biasanya hanya disimpan sendiri oleh Yuzawa-sensei. Dia tahu aku tak mau muncul di manapun. Aku kan bukan Masahiro."

Takuma hanya mengangguk-angguk. Dia bukannya menuduh Tori tukang pamer tapi temannya itu memang begitu. Dengan pacarnya yang dulu pun Tori tak pernah berniat menutupi apapun. Tanpa maksud membuat orang lain merasa risih atau mungkin iri. Apalagi sekarang mereka sudah menikah. Yang satu memang tukang pamer, sementara yang satu lagi tak berniat untuk menutupi. Jadinya ya memang ajang pameran kemesraan yang Takuma pikir apa mereka tak bosan melakukannya.

Karena itu, Takuma jadi agak tergoda untuk mencoba hal-hal yang sedikit nakal dengan pacar mungilnya. Yuuki memang sudah tidak bisa dibilang mungil. Umurnya sudah 18 tahun, baru saja masuk kuliah dan bulan depan akan masuk pelatnas. Pun, makin tampan dan menggoda. Sungguh.

Yuuki hanya sanggup terperangah saat Takuma mulai menciuminya, membuatnya lupa akan es loli yang masih tergenggam di tangan dan tengah dinikmatinya sebelum Takuma bergabung dengannya. Yuuki sempat mengolok Takuma karena cara makan es lolinya aneh: dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam gelas untuk dimakan dengan sendok.

"Ini lebih baik dibanding caramu mengulum esmu dengan menggoda begitu." Ujar Takuma sebelum akhirnya tak tahan untuk tidak mencium pacarnya itu.

Jadi di situlah dia berada sekarang, berlutut di antara kedua paha Yuuki yang terbuka dengan yukata yang tersingkap sampai pinggang. Dia senang karena Yuuki tak merasa perlu untuk pakai dalaman hari itu.

Takuma melirik pada es loli yang masih tergenggam di tangan Yuuki, sudah mulai meleleh dan menetes-netes ke atas rumput. Pria itu mengulurkan tangan, menadahi tetesan es rasa lemon itu dan mengusapkannya ke ujung kemaluan Yuuki yang sudah merah sekali karena digoda sejak tadi.

"Dingin~" Yuuki mendesis, pinggulnya menyentak menjauh. Takuma menahan dengan sigap dan memandang Yuuki dengan penuh makna. Yuuki menggigit bibir, menahan erangan dan memperhatikan Takuma melumurkan cairan manis lengket itu. Nafasnya yang agak terengah kembali memburu karena pijatan-pijatan lembut telapak Takuma. Dia tak bisa tidak mendesah keras saat Takuma menjulurkan lidahnya dan mulai menjilatinya dengan begitu nikmat. Seperti menjilati es loli.

Yuuki tersengal-sengal. Kedua tangannya ditangkupkan di sisi wajah Takuma, mengikuti gerakan kepala Takuma sekaligus memberi isyarat di bagian mana ia ingin disentuh. Pinggulnya pun mulai bergerak pelan saat Takuma mulai menelan dan menghisap dengan keras.

"Ah..ah..anngh...ah...mmnh... Ah, soko~"

Takuma memiringkan kepalanya, menggigit kecil sepanjang kemaluan Yuuki sementara pergelangan tangannya berputar di bagian pangkal. Lidahnya meluncur di permukaan kulit yang panas dan basah sebelum kembali menghisap kuat-kuat.

Sontak, pinggul Yuuki menyentak, punggungnya melengkung nikmat dan jemari Yuuki mencengkeram rambut Takuma dengan erat. "Ku- Kuma... Dame! Aaangh... Sonna ni...suttara...I-icchau... MMMMMNGH~"

Takuma menekan pangkal kemaluan Yuuki keras-keras, mencegahnya mencapai klimaks terlalu cepat. Pemuda mungil itu tersengal, matanya mengerjap cepat karena nyaris saja dibutakan cahaya yang begitu terang. Dipukulnya bahu Takuma dengan kesal sementara Takuma hanya nyengir lebar.

Takuma menciumnya dengan lembut, membiarkan Yuuki melampiaskan hasratnya dengan memagut bibir Takuma, membiarkan lidahnya menari dengan lidah Yuuki yang tak sabaran dan membuat pemuda itu mengerang dengan menciumnya sedalam yang ia bisa. Takuma masih belum ingin ini berakhir. Ia masih ingin bersenang-senang dengan Yuuki.

Diraihnya gelas berisi potongan es loli yang diletakkannya di dekat Yuuki. Diambilnya sepotong dengan dua jari lalu disentuhkannya ke bibir Yuuki. Mata besar kekasihnya itu mengerjap, sesaat memandang Takuma tak mengerti. Takuma mengangkat alis sambil tersenyum. Dengan patuh, Yuuki membuka mulut, menjepit potongan es itu di antara bibirnya dan Takuma merunduk. Lelehan es itu mengalir dari bibirnya dan bibir Takuma, terasa dingin dan sedikit asam tapi Yuuki sama sekali tak keberatan. Yang seperti rasanya seksi sekali. Apalagi Takuma tampak begitu bersemangat. Dia pun melupakan kekhawatirannya didengar orang dan mengerang tanpa malu-malu.

Takuma menghisap lidah Yuuki sekali lagi. Nyengir, saat merasakan ujung kemaluan Yuuki yang masih tegang menusuk pahanya. Diambilnya lagi sepotong es loli dari dalam gelas. Sekali lagi menyentuhkannya ke bibir Yuuki. Tapi kali ini diusapkannya potongan es itu sepanjang bibir, dagu, leher sampai ke dada pemuda mungil itu. Yuuki mendesis karena rasa dinginnya terasa nikmat sekali di kulitnya yang panas dan membuatnya jadi lebih sensitif dari biasanya.

Takuma menelusuri jejak basah yang manis itu dengan bibir dan lidahnya. Mengecup dan mengecap tiap inci kulit yang dilewati dan jadi makin bergairah sampai selangkangannya terasa begitu nyeri.

Ditariknya pinggul Yuuki dengan satu sentakan lembut, membuat kekasihnya itu setengah berbaring di atas lantai kayu. Takuma berlutut lagi, tangannya sudah menggenggam potongan es yang lain. Yuuki menggelengkan kepalanya keras-keras saat merasa ia bisa menebak apa yang ada dalam kepala Takuma. Sebaliknya, Takuma malah mengangguk sambil tersenyum nakal dan menyentuhkan potongan es itu di depan jalan masuk ke tubuh Yuuki.

"Dingiiiiiin!" Jengit Yuuki dan langsung menjerit saat Takuma mendorong pelan potongan es itu ke dalam tubuhnya. "Dame! Dame! Aaaaaaaangh~!!"

Takuma menggigit bibir dan mengambil sepotong lagi. Yuuki mengangkat tubuhnya dan menumpu dengan dua siku. "Tidak mau!" Serunya. Rasa dingin yang menyengat berpendar melawan dinding tubuhnya yang otomatis mencengkeram. Rasanya agak tak nyaman dan Yuuki tak bisa memutuskan apakah ia akan menyukai ini atau tidak.

Kadang Takuma memang suka berlaku aneh. Yuuki menyangka kejutan di ulang tahun ketujuh belasnya dulu itu tak akan terulang lagi. Tapi rupanya ia salah.

"Tidak. Pokoknya tidak!" Serunya kala melihat Takuma pura-pura tak tuli pada protesnya. "Aku akan menendang Kuma kalau berani!"

Takuma hanya mengangkat bahu dan menahan kedua lutut Yuuki dengan satu lengan. Yuuki menjerit lagi saat potongan es lain menyusul masuk. "Baka! Baka! Bakaaa!!" Dan benar-benar ditendangnya pundak Kuma tanpa ampun sampai tubuh pria itu terlontar sedikit.

Takuma mendekat pada Yuuki yang bergelung dan berusaha menciumnya. Pemuda itu memberontak dan memukul-mukul dada Takuma. "Baka! Dingin tahu!! Keluarkan! Pokoknya keluarkan!" Rontanya.

"Hei," Takuma menangkap kedua pergelangan tangan Yuuki sampai pemuda itu berhenti bergerak. Takuma mengecup kening Yuuki yang terisak pelan. "Aku tidak akan menyakiti Yuuki. Yuuki tahu itu kan?" Bisiknya dengan sayang dan begitu lembut.

Yuuki menggigit bibir Takuma dengan keras. "Tapi dingin sekaliiiii! Memangnya Kuma pikir rasanya enak? Keluarkaaaan!"

Takuma terkekeh kecil, beringsut ke antara paha Yuuki dan memposisikan pinggulnya. Ujung kemaluannya menekan pelan lingkar pertahanan tubuh Yuuki dan mulai mendorong masuk. "Memang mau kukeluarkan, kok." Cengirnya seraya menyerbu masuk dalam satu tekanan panjang dan cepat.

Kepala Yuuki terlempar ke belakang, nyaris membentur lantai kayu. Tangannya mencengkeram kerah yukata yang dikenakan Takuma seraya mengerang panjang. Takuma menggeram. Ujung kemaluannya menyentuh potongan es yang dingin di dalam tubuh Yuuki yang hangat. Tubuhnya berdenyut pelan dan Yuuki pun, seperti biasa, menyambutnya dengan erat dan akrab meski bibirnya sibuk mengerang protes.

"Iku yo~" bisiknya seraya menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Menyentak pendek dan tajam dari sudut tertentu. Tubuh Yuuki menggeliat di bawahnya. Erangannya makin keras dan tak terkendali karena titik sensitifnya tersentuh sesuatu yang dingin dan keras. Lambat laun ia mulai bisa hanya merasakan Takuma di dalam tubuhnya meski sensasi dingin dan hangat masih menyelimutinya. Menggandakan gelitik geli dan gelenyar nikmat di seluruh tubuhnya yang mau tak mau meminta lebih.

Takuma pun mengerang lebih keras dan melihat Takuma yang seperti itu, Yuuki jadi tak bisa berbuat apapun kecuali menghentikan protesnya karena kalau mau jujur, rasanya memang luar biasa nikmat. Karena itu diraihnya tubuh kekasihnya itu dan sekuat tenaga membalik posisi mereka. Takuma hanya sempat mengerjap bingung karena detik berikutnya sudah sibuk menggeram. Yuuki menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan melesakkan tubuh mereka makin erat dan rapat. Mengundang kekasihnya untuk masuk jauh lebih dalam dan meledak di dalam tubuhnya dengan keras.

------

Yuuki masih merengut saat mereka duduk di dalam rotenburo. Takuma memeluk pundaknya dari belakang dan mengecup leher Yuuki sebagai usaha meminta maaf.

"Jangan ngambek terus dong. Yuuki harus mengakui kalau yang tadi itu luar biasa loh." Bisiknya sambil menariknya mendekat dan bersandar ke dadanya.

"Masalahnya kan bukan itu! Kuma aneh!" Sembur Yuuki.

"Apanya yang aneh? Itu kan cuma es loli. Orang lain banyak loh yang melakukan yang lebih aneh." Takuma pasang tampang tak mengerti.

Yuuki mencubit sisi tubuh Takuma. "Tapi kan kita bukan orang lain! Ini kedua kalinya Kuma begini! Aku tidak suka!"

Takuma mengerjap. Tak menyangka kalau Yuuki akan benar-benar marah. Dieratkannya pelukannya dan menunduk untuk menyentuhkan keningnya di pundak Yuuki.

"Maaf."

Yuuki mencibir. Pun, dia tak bisa benar-benar marah karena ia sayang Takuma dan ia tahu Takuma sebenarnya tak bermaksud buruk. Yuuki menarik nafas. "Setidaknya... Kuma harus tanya dulu padaku."

"Eh?" Takuma mengangkat wajahnya.

Yuuki menatapnya dengan tegas. "Tak boleh memaksa seperti tadi! Kalau aku tak mau, Kuma harus menurut! Kalau tidak, aku akan mengadu pada Micchi! Terserah Kuma!"

Takuma mengerjap. "Jadi, aku hanya perlu bertanya?" Ucapnya memastikan dengan hati-hati.

Yuuki mengangguk.

"Kalau..." Takuma menelan ludah. "Kalau kubilang saat ini aku sangat ingin bercinta dengan Yuuki di dalam sini, apa Yuuki mau?"

Yuuki memukul lengannya. "Dasar oom-oom mesum! Memangnya belum puas sama yang tadi?"

Takuma mengedikkan bahu. "Aku ingin tahu apa Yuuki serius atau tidak."

Pemuda mungil itu menghela nafas. Dilepasnya dekapan Takuma dan beringsut menjauh. Takuma hanya sanggup memperhatikan pemuda itu mendekati sebuah batu pembatas yang berukuran lumayan besar di depan mereka. Yuuki mengangkat tubuhnya, menumpukan berat badannya ke batu itu dengan kedua lengan. Pinggulnya diangkat agak tinggi seperti menawarkan dan dia menoleh pada Takuma melewati bahu.

"Oide."

Takuma menelan ludah.

-end-

26 comments:

  1. *menggigit telunjuk sendiri sambil nyengir ecchi di dalam kamar*

    Gue sampe berhenti ngeliatin Tori berwig pirang demi ini.

    Mampus.

    Kuma, mengapa lama2 kau seperti Asami-nya Viewfinder atau sejenisnya.

    No, seriously. TEWAS.

    EH, PROMPT DARI NEI LOH, BUKAN DARI GUE. XDDDDDDDDDDDDDDDD

    ReplyDelete
  2. EH? Majiiiii? Aduh, MAAFKAN AKU, NEI!! Matanya sudah siwer *ngumpet* nanti diedit deh *mindik2*

    Hoahahahahahaha tapi kesan seksinya bedaaaaa!! Kenapa Kuma jadi nakal begini, aku pun tak tahu kenapa XDDD dan Asami mah gak peduli ukenya (siapa itu namanya? Wakaba? *lupa*) mau ngomong apa. Hajar truuussss!! *jilat2 Asami*

    Aku mau Tori rambut piraaaaaaaaaaaaang *menggapai*

    ReplyDelete
  3. Ashkbdgtjhkbjhnbkshydsbjhbdjkdb BENERAN YA MESUM BANGET KAMU, KUMA-CHAN! *anjir gue baru bangun disambuut ginian*
    Yuuki juga makin manipulatif, lebih ekshibionis ini mah. XDDD

    ReplyDelete
  4. Nggak eksibisionis lah, wong nggak ada yg liat XDDD Belum kaya pasangan yang satu itu *melirik ke celeng dan ridernya yg kepanjangan kaki*

    ReplyDelete
  5. kalau yang itu udah menikah kan gapapa. sebelumnya juga udah begitu sih jadi gak heran
    tapi Kumaaaa, dulu awalnya kau kan sampai takut banget mau begini dan begitu, ini pasti ajaranmu kan, celeng mesum?!

    ReplyDelete
  6. *mati tergenang darah*

    Kuma, inget tuh kolor...

    Bener2 Pedo Bear...

    Yuuki-nya jg neko bgt sih, ngomel ngomel kucing...

    Lama2 bkin daftar prompt kink ya... Wkwk...

    ReplyDelete
  7. Nani kore? Eh? Maji nani koreeeeeeeee?! 8DDDD *baru bangun bobo langsung suegeerrrr*

    Waktu bacanya juga gw kebayang Asamiiiii LMAO

    Trus gw tewas gara2 "Oide"-nya Yuuki dan keinget Umeda-sensei ber-ichaicha di onsen bwahahahaha

    ReplyDelete
  8. GYAHAHAHA...OIDE!

    *tewas*

    Graaaa, gw cekikikan. Menahan jeritan! Mesum ih, Kuma!

    KINKY! (gyea)

    ReplyDelete
  9. Diajak ke rumah juga gak, Kuma-chan? XDDD

    ReplyDelete
  10. NNNNNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHH *gaplok sayang Anne*

    ReplyDelete
  11. Yang dia berlagak jadi tour guide itu loh, MY GOD. *jitak Kuma*

    ReplyDelete
  12. Gapapaaaa kan kereeeen tuh liat Yuuki ngeliatinnya ampe gitu bangeeet XD

    ReplyDelete
  13. Aku kan hanya berusaha membuat kalian senang *pegang pipi goyang-goyang*

    Vdksnxvskfbvxgskfvbxhsdkf foto-fotonya dipajang di sini jugaaaaaaaaa!!!!

    Iya, yg dia berlagak jd tour guide itu, mosoloooooooh! NORAK, KUMAAAAAAAAA!!!!

    ReplyDelete
  14. Baidewei outfit Yuuki lucu banget yaaaaaaaaaaaaaaaa *napsu shota menggelora*

    ReplyDelete
  15. Kuma-chan, lain kali kucingnya diajak jalan-jalan pribadi dengan BAJU BARU ya.

    ReplyDelete
  16. Iyaaaaa!! Bajunya nampak seperti bergambar BERUANG dari layar blekberi tak berguna ini. Iya gak sih?

    ReplyDelete
  17. Kaya'nya panda sih, atau Mickey Mouse dari belakang ya? XDDD

    ReplyDelete
  18. kayaknya panda ngadep belakang

    ReplyDelete
  19. Well, panda kan masuk spesies beruang, so it counts!! #maksa

    XDDDDDD

    ReplyDelete
  20. Yuuki ayo sini buka bajunya kita mau liat gambarnya!

    ReplyDelete
  21. Well played, tanuki. Well played. *evilsmirk*

    ReplyDelete
  22. Tanuki kan ngebo'ongnya setingkat di bawah rubah fufufufu~

    ReplyDelete
  23. ...Apa itu, ekspresi kucing puas gitu semuanya, LMAO

    ReplyDelete
  24. YANG MANA PUN OKE ASAL BAJUNYA DIBUKAAAAAAAA *gyay*

    ReplyDelete