Fandom: Tennis no Oujisama Musical, Kamen Rider Decade, Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Akiyama Shintaro x Kubota Yuuki, cameo Inoue Masahiro x Matsuzaka Tori
Rating : PG
Warning: BL, AU, OOC
Disclaimer: I do not own anything
Note: ah, hanya ingin saja menulis mereka lagi ehehehe maaf pendek saja.
"Pacarnya Kubo-nii?" Masahiro mengangkat alis pada pacarnya yang mengangguk. Pemuda itu menusukkan garpunya ke buah bit di piring salad Tori karena tahu Tori tak suka. "Kenapa Tori mau tahu?"
Tori mengedikkan bahunya. "Ingin tahu saja. Katou-sensei kan punya Takuya-kun dan kalau Ryuuji-san aku mengerti. Kurasa tak mungkin Kubota-sensei tak punya seseorang yang istimewa."
"Kenapa?"
Tori mengulum garpunya dengan imut. "Umh... entahlah. Karena dia tampan?"
Masahiro mencibir, tak rela mendengar Tori memuji pria lain meski itu kakaknya sendiri. Tapi tak urung keningnya membentuk kerutan kecil seraya mengunyah lamat-lamat. "Hmm... Aku tak begitu tahu. Memang ada sih yang dekat sama Kubo-nii. Tapi sepertinya hubungan mereka agak rumit. Aku tak begitu paham. Kazu-nii yang mengerti. Tanya saja sama dia."
Tori menusuk lengan Masahiro dengan satu jari. "Mana mungkin aku tanya sama Katou-sensei?"
Masahiro tertawa dan menggeliat menjauh dari jari Tori yang masih menusuk lengannya. "Ya tak usah ingin tahu saja kalau begitu."
Melihat Tori merengut, Masahiro memajukan wajahnya untuk mencuri kecupan dari bibir Tori. Lengannya dicubit sebagai tanggapan.
"Aduh, aduh! Hahaha iya, maaf. Aku bercanda kok." Masahiro berdeham dan Tori menghentikan serangannya. "Tapi aku benar-benar tidak begitu tahu. Kalau bertanya, aku pasti dipukul."
Tori tertawa dan mencubit pipi Masahiro yang menggembung seraya mengangguk-angguk.
"Apa orang yang selalu ditemui Kubota-sensei di Osaka?"
Kali ini pemuda itu mengangguk. "Kami sih kenal orangnya. Tapi karena Okaa-sama dan kakak-kakakku yang lain tak pernah meributkan soal itu jadi ya sudah, aku juga tak tertarik untuk bertanya."
Di satu sudut, sesosok tinggi mengenakan seragam tim medis memandang ke arah mereka. Bibirnya membentuk senyum simpul.
Orang lain memang tak akan mengerti.
----
Kubota mengenal pria itu sejak mereka masih di bangku sekolah. Punya selera humor yang nyaris sama anehnya dengan Kubota dan sepertinya satu-satunya orang yang bisa menolak semua keinginan Kubota kalau sedang merasa tidak mood untuk menuruti. Kedua orang itu pun langsung jadi mencolok karena selalu berdua kemana-mana. Juga karena keduanya tampan tapi mungkin lebih kepada tingkah keduanya yang suka bikin onar di sekolah.
Kubota juga tak begitu ingat sejak kapan persisnya mereka mulai tidur bersama. Kalau tak salah sekitar musim panas di tahun terakhir mereka atau setelahnya? Entahlah. Tapi tak pernah ada janji yang diikat. Mereka bebas datang dan pergi semau mereka. Tak ada tuntutan, tak ada sakit hati. Kubota hanya tahu dia bisa tenang tiap kali bersama Shintaro. Pria itu pun tak pernah mengusirnya pergi. Ketika Shintaro memutuskan untuk kembali ke Osaka pun tak ada ribut-ribut yang terjadi.
Sesekali berkirim pesan kalau sedang ingin atau menelepon kalau Kubota sedang tak ingin dapat kabar dalam bentuk tulisan. Kadang bisa berjam-jam, kadang hanya tiga menit. Shintaro hanya akan tertawa. Kubota pun tak pusing ketika Shintaro bercerita tentang Naito juga tak bertanya siapa ibunya. Selama Shintaro masih menyambutnya tiap kali Kubota muncul di depan apartemen atau rumahnya, Kubota tak akan berpikir macam-macam. Dia tak berminat untuk itu.
Kalau ditanya apa dia ingin menikah, sekali dua kali tentu saja hal itu terlintas di benaknya tapi langsung dikesampingkan begitu saja karena merasa pernikahan bukan untuknya. Kalau ditanya apa dia tidak lelah dengan hubungan seperti itu, Kubota hanya akan tertawa dan mengangkat alis. Orang kebanyakan akan merasa seperti itu tapi seperti yang selalu dikatakannya, Kubota bukan orang kebanyakan.
Kalau ditanya apa dia puas, jelas saja dia akan menjawab tidak. Mana ada manusia yang puas dengan segala sesuatunya kan? Meski jujur, Kubota tak akan tahu jawabannya jika ditanya bagaimana seandainya dia tak pernah bertemu dengan Shintaro. Kubota pria yang santai. Dia tahu apa yang dia mau dan tahu bagaimana cara mendapatkan keinginannya. Seandainya tak ada Shintaro, mungkin akan ada orang lain. Entahlah.
Tapi kenyataannya, ada Shintaro di suatu tempat dalam kehidupannya. Kubota tak suka menyia-nyiakan apa yang dia punya. Mungkin Shintaro juga berpikir hal yang sama. Toh untuk beberapa hal mereka memang mirip. Kalau dibilang memanfaatkan, toh mereka berdua sama-sama dapat untung. Manusia butuh teman untuk berbagi; perasaan senang, bahagia, sedih, kesal, hasrat, impian dan lain-lain. Dengan caranya sendiri, Kubota membaginya dengan Shintaro. Tidak dengan kata-kata atau curhat panjang bahkan sentuhan lembut dan kadang cukup hanya duduk bersebelahan melewatkan malam.
-------
"Kupikir kau sudah kembali ke Tokyo." Shintaro berkata sambil tersenyum simpul pada Kubota yang sibuk bermain dengan Rhyme.
"Memang. Tapi ada yang harus diantarkan." Ujar Kubota sambil mengulurkan sesuatu pada temannya.
Shintaro mengangkat alis. Diambilnya amplop dari tangan Kubota. "Apa ini?"
"Undangan pernikahan Masahiro." Ucap Kubota singkat, sibuk menggelitik perut Rhyme dengan gemas. "Kamu tambah ndut yaaa..."
Shintaro tertawa. Dilemparnya undangan itu ke atas meja tanpa berniat membukanya dan menghempaskan pantat ke atas sofa. "Anak bengal itu? Sama siapa?"
"Kolegaku di rumah sakit. Nanti lah aku cerita." Sahutnya tanpa menoleh.
Shintaro menyenggolkan lututnya ke bahu Kubota yang duduk di lantai. Kubota melengos. Shintaro tertawa lagi. Tangannya terulur mengelus rahang Kubota. Kubota mengangkat satu tangannya dan merengkuh tangan Shintaro. Pria berkacamata itu tersenyum.
"Ne, Aki."
"Hmm?"
"Pernah berpikir untuk menikah lagi?"
Shintaro terdiam sesaat. Bergerak pelan untuk memeluk temannya dari belakang. Bibirnya mengecup lembut telinga Kubota.
"Tidak."
-------
Saat-saat mereka berdua hanya jadi milik mereka. Apa yang dirasakan pun hanya jadi milik mereka. Entah itu cinta atau hanya sebatas saling menyenangkan, hanya mereka yang tahu. Tak perlu dibahas, tak perlu diuucapkan.
--end--
Uwaaaaaa aura dua orang ini memang dewasa dan seksi yaaaa? kok gue jadi ingat Umeda sensei dan temannya yg jaman sekolah di Hanakimi~ :3
ReplyDeleteaw ada Rhyme! Dan benar kok, Kubota tampan, Ma-kun. (trus apa apaan undangan perkawinan ituuu?!!)
gak usah nikah, kan udah punya Rhyme.XD
Btw namanya Naito, mama~
Huehehehehe, idenya emang dari situ *ninja*
ReplyDeleteItu..... Colongan sementara untuk fanfic persiapan pernikahan? *ninja*
Ups, huhehehehehe, besok akan kuedit. Gomen. m(_ _)m
entah mengapa pendek begini pun tetap sangat seksi.
ReplyDeleteaku menuntut persiapan pernikahan yg manis ya mamaaaa~ adududuh pasti ramai sekali~
Sa... Sabar ya. Itu ribet sekali soalnya
ReplyDeletegak usah buru2, mari intermezzo saja.
ReplyDeletebtw itu pasangan ekshibionis gak ada kerjaan? gosip mulu.
Kan dalam rangka usaha mengenal lebih baik calon ipar, Nei XDDD
ReplyDeleteJumawa banget deh mereka. Udah mau nikah jd berasa gak ada masalah lagi. Dibikinin masalah aja gimana? *gosok2 tangan*
*dilindes motor pink*
. . . . .tolong ya, itu Ma-kun dan Tori dari dulu yg paling bermasalah loh, XD kasian dikit dong mama~
ReplyDeletedan Ryuuji itu, memang yg paling normal ya?
mungkin.
Ihi, iya juga. Yang lainnya aman damai sejahtera sementara mereka ribut melulu ya? XDDD
ReplyDeleteNggak tau. Nggak pernah ada ceritanya sih LOL
Nggg! Nnnnnngggggggggg!! Sekushi sugiru!
ReplyDelete*poke2 celengdebu yang entah kenapa jadi tukang gosip lol*
pasti karena gaul sama Kuma-chan.
ReplyDeleteKuma: oi!
Arigatou, Cha!
ReplyDeleteDakara~ dia kan cuma pengen mengenal calon iparnyaaa
Kuma: Jadi memang bukan salahku!
AKU MAU CULIK RHYME-CHAAAN! *ganyambung*
ReplyDeleteAKU JUGA!!! MAU GUE PAKEIN PITA!!!! *lospokus*
ReplyDelete