Fandom: Samurai Sentai Shinkenger/TeniMyu 2nd Season
Cast: Matsuzaka Tori, Ogoe Yuuki
Pairing: mention of Ma-kunxTori & TakumaxYuuki
Rating: G
Warning: BL, AU, OOC.
Disclaimer: I do not own any of the characters. No profit gained. No harm intended.
Note: Neeei, maaf bukan KumaxYuuki. Dan maaf kalo gejeh.
Tori memiringkan kepalanya saat melihat sosok mungil yang mulai familiar mondar-mandir di lorong poligigi. Tampak bingung dan cemas sementara tangannya sibuk membuka-tutup telepon genggamnya berkali-kali. Dokter itu mendekat dan memanggil untuk memastikan, ”Ogoe-kun?”
Anak laki-laki itu menoleh dan Tori tersenyum. ”Konnichiha.”
”Ah, Matsuzaka-sensei. Konnichiha.” balas anak itu. Senyumnya terlihat begitu lega dan dia berlari-lari kecil mendekat pada Tori.
“Sedang apa? Kok mondar-mandir di sini?” tanya Tori sambil melipat tangan di belakang punggung.
Yang ditanya menggigit kuku ibu jari dan mengalihkan pandang ke arah sebuah pintu dengan papan nama Takuma di depannya. “Ng... Kuma hilang.”
Sepasang mata kecoklatan milik Tori mengerjap. ”Eh? Hilang?”
Yuuki mengangguk. ”Un. Sama sekali tak bisa dihubungi. Aku tanya ke Koseki-kun tapi dia juga tidak tahu. Lalu aku datang ke sini karena khawatir tapi ruangan terkunci dan dari tadi tak ada jawaban meskipun pintunya kuketuk berkali-kali. Bagaimana ini?”
Tori membungkuk dan menepuk lembut kepala Yuuki yang sudah tampak ingin menangis. ”Hei, hei. Tenang ya, Ogoe-kun. Wada tidak hilang kok.” Dikulumnya senyumnya dan dicubitnya pelan pipi Yuuki yang tampak menggemaskan. ”Wada tadi diminta menemani Katou-sensei. Sepertinya acara penting. Mungkin karena mendadak sekali jadi dia tak sempat memberitahumu.”
”Oh.” Yuuki menghela nafas. ”Pergi dengan Katou-sensei ya?”
Tori mengangguk. ”Sudah janjian dengan Wada?”
Yuuki menghela nafas dan menggeleng. ”Tidak janjian sih. Tapi aku mau memberikan ini.” Anak itu mengangkat bungkusan plastik yang sejak tadi dibawa-bawanya. Tori mengendus; tercium bau manis dari plastik itu. Matanya langsung melebar dengan antusias begitu bisa mengira apa isinya. Melihat itu, Yuuki tertawa dan menyodorkan plastik itu ke depan wajah Tori. ”Sensei mau?”
”Eh? Boleh? Tapi ini kan untuk Wada.” Tori masih berusaha menolak.
Yuuki menggeleng dan melesakkan plastik itu ke tangan Tori. ”Tak apa. Aku diberi teman juga sih. Katanya membuat terlalu banyak saat pelajaran PKK jadi satu kelas kebagian. Tapi katanya harus langsung dimakan karena ada bahannya yang gampang basi.”
Tori menatap anak laki-laki di hadapannya dengan mata berbinar-binar dan senyum manis. Diusapnya kepala Yuuki. ”Terima kasih. Oh ya, Ogoe-kun mau makan denganku? Pasti lapar sekali kan karena menunggu sejak tadi?”
Yuuki menggeleng sungkan. ”Tak usah, Sensei. Aku tak mau merepotkan.”
Tori mengibaskan tangannya dan mengangkat plastik yang tadi diberikan Yuuki. ”Tidak repot kok. Anggap saja sebagai balasan untuk ini. Lagipula, Ogoe-kun pasti sekarang sedang sebal sekali pada Wada kan? Makan bisa menyembuhkan mood yang tidak enak loh.” ujar Tori panjang sambil mengerling.
Wajah Yuuki memerah. Memang, meskipun sudah diberitahu kalau Takuma menghilang untuk urusan pekerjaan, Yuuki masih sedikit kesal karena dibuat begitu khawatir. Kepalany menunduk dan ujung-ujung kakinya beringsut canggung. Tori memperhatikannya dan tertawa pelan. Pacar temannya itu memang manis sekali. Ditepuknya pelan punggung Yuuki dan mendorongnya pelan meninggalkan lorong itu. ”Ogoe-kun tunggu di lobi saja. Aku ganti baju sebentar.”
”Hai.” jawab Yuuki pelan, hanya bisa mengangguk sementara Tori berlalu dengan agak setengah berlari.
-----
”Ogoe-kun, kenapa mau pacaran dengan Wada?”
Pertanyaan Tori nyaris membuat Yuuki menyemburkan okonomiyaki yang sedang dikunyahnya. Dilihatnya Tori yang sedang menopang dagu dengan punggung tangan yang memegang sumpit dan matanya memandang dengan penuh minat pada anak laki-laki di hadapannya.
”Umh... anu... memangnya Kuma bilang kalau kami pacaran?”
Tori mengangkat alis. ”Memangnya mau dibilang apa? Wada menjemputmu, mengantar dan menemanimu kesana kemari. Yah, meski tidak tiap hari, tapi apa namanya dong? Dan,” Tori memajukan badannya, berhati-hati karena ada panggangan panas di atas meja, ”Aku lihat loh, yang di ruangan Wada tempo hari.” godanya.
Tori tertawa saat melihat wajah Yuuki memerah dengan sangat cepat. Pemuda itu mengacak-acak adonan okonomiyaki yang masih tersisa dan menuang ke atas panggangan. ”Kami kan cuma berpelukan.”
Dokter itu menggunakan ujung sumpitnya untuk menusuk hidung Yuuki. ”Jangan berkilah. Aku ini jauh lebih tua darimu jadi aku tahu apa yang kulihat.”
”Anu...” Yuuki berujar setelah beberapa saat. ”Kuma bilang Matsuzaka-sensei dan Kuma berteman. Benar?” Tori mengangguk. Yuuki menelan makanannya dan bertanya lagi. ”Sensei tidak keberatan teman Sensei pacaran dengan anak SMU?”
Tori menggeleng. ”Siapapun yang dipilih Wada, aku yakin pasti orang yang membuatnya merasa dicintai dan bisa balas menyayanginya. Dan aku akan ikut senang kalau dia bahagia. Kalau untuk masalah pacar yang jauh lebih muda, aku yakin aku tak berhak berkomentar apa-apa.” Tori tersenyum lembut.
Yuuki memiringkan kepalanya.
Tori membalik okonomiyaki milik Yuuki yang nyaris gosong. ”Ogoe-kun tidak tahu? Masahiro dan aku berbeda lima tahun loh.”
Yuuki merengut. ”Kan cuma lima tahun. Aku dan Kuma beda delapan tahun.”
Tori mengangkat bahu. ”Sama saja kan? Waktu pertama bertemu, Masahiro masih seumuran dengan Ogoe-kun loh.”
Mata Yuuki yang sudah lebar itu membesar. “Yang benar?”
Tori mengangguk seraya tertawa. “Benar kok. Mungkin lebih tua setahun? Aku tak begitu ingat. Aku menyapanya karena dia sendirian berdiri di depan ruangan Katou-sensei dan kami bicara sebentar. Dia langsung mengajakku kencan malam itu juga.”
“Sugeeee~” ceplos Yuuki dan tertawa. “Sensei mau?”
“Hahaha, aku tidak menolak sih dan Masahiro menungguku sampai jam praktek selesai. Memang memalukan tapi itu malam yang menyenangkan. Kalau tahu kami akan jadi begini, aku pasti akan mengiyakan dengan senang hati.”
”Ih, Sensei~ Wajahnya sampai kira-kira seperti itu.” Yuuki mencela dengan bercanda.
Tori langsung tersipu. ”Maaf, maaf. Kesannya pamer sekali ya. Maaf ya.”
Yuuki menggeleng. ”Tak apa, kok. Aku sudah biasa mendengar Micchi dan fukubuchou berceloteh tentang hal seperti ini. Yah, fukubuchou malah terdengar mesum sekali.”
Tori berjengit khawatir. Yuuki tertawa melihatnya dan melambaikan tangan pada pelayan meminta es teh-nya diisi ulang. “Mereka teman yang baik kok. Lagipula, Micchi sepupuku.”
Tori mengangguk-anggukkan kepalanya. “Hmm. Lalu? Kenapa tiba-tiba tanya apa aku keberatan atau tidak? Wada bilang, kamu tak terlalu peduli dengan jarak umur kalian?”
Terdiam sejenak, Yuuki mengangkat bahu. Dipotong-potongnya okonomiyaki-nya sampai kecil-kecil sekali dan menjumputi pelan. Tori memiringkan kepalanya. ”Ogoe-kun?”
”Tidak apa-apa sih. Hanya saja, Kuma sepertinya sayang sekali pada Sensei. Kuma cerita macam-macam dan katanya Sensei selalu menanyakan kabarku kalau sedang ngobrol dengan Kuma jadi kupikir, Sensei pasti bukan sekedar teman biasa untuk Kuma kan? Pasti seseorang yang penting untuk Kuma kan? Jadi aku tak ingin Sensei tidak berteman lagi dengan Kuma karena Sensei tak suka padaku.”
Mulut Tori melebar karena terperangah dan buru-buru dikatupkannya. Sejurus kemudian, Tori mengernyit. ”Apa selama ini aku kelihatan tidak suka pada Ogoe-kun?”
Buru-buru, Yuuki mengibaskan tangannya. ”Bu, bukan! Maksudku bukan begitu. Anu, umh, bagaimana ya?” Anak laki-laki itu menggaruk bagian belakang kepalanya. ”Aku tak begitu paham tapi...”
Tori menopang dagu dengan kedua tangan. “Wada tahu aku ini terlalu baik dan tak mungkin bilang terus terang kalau aku tak suka pada seseorang. Tapi untuk apa dia mengenalkan Ogoe-kun padaku kalau tahu aku tak akan suka padamu kan?” Tori tersenyum manis. ”Tak usah berpikir macam-macam. Ya?”
Yuuki mengangguk. ”Hai. Arigatou, Sensei.”
Tori balas mengangguk dan menepuk-nepuk kepala Yuuki dengan lembut. “Habiskan makanannya ya.”
“Hai! Aku boleh pesan es krim juga, tidak?”
Tori tertawa dan mengangguk. ”Tentu saja boleh.”
-----------------
”Kuma...”
”Hmm?”
”Matsuzaka-sensei baik ya.”
”Memang.”
”Tapi Kuma tetap tidak boleh naksir dia.”
”........................”
----------------
Tidak boleh naksir celeng yaaaaaa Kuma-pon. Naksir kucing sajaaaa. XD
ReplyDeleteAH GIGI GW SAKIIIITTTT. XD
Ini kan celeng ngangon kucing ceritanya *berguling*
ReplyDeleteUNYAAAA LUCUNYAAAA!!! Ih ada babi makan bareng kucing. Yuuki, jangan bawa bawa makanan manis di dekat babi, ya.
ReplyDelete'kami cuma berpelukan' ----> sebenarnya ngapain hayo? (gyay)
dan gw kasian sama Tomo, maafkan kami Tomo. XD
yang terakhir itu, Yuukinya posesif banget! XD
...........haungggg. Tori dan Yuuki. Mati dah. Moe~.
ReplyDeleteAh si celeng berlatih mengasuh bayi celeng niyeeeeeeeeeee XDDDD
ReplyDelete@Nei: Itu minta dibeliin es krim, pasti celengdebu juga ikutan mesen XDD
ReplyDeletesebenernya ngapain hayo, Neeeiiii? *sikut*
Bagaimanapun masih ngerasa gak bisa menang dari celengdebu? XDD Jangan, Yuuki~!! Tenang sajaaa~~ Beruang yang ini doyannya kuciiiing~~
@Anne: persis kaya posenya Tori dan Yudai buat Shinken vs Gosei?
@Icha: dan gue jadi inget bayi celeng yang lu post di tumblr ituuuu~~~
intinya yuuki, beruangnya ga doyan yang keling dan debu.
ReplyDelete/plak
sebenarnya chu chu leher gitu. ahe.
Iiiiih, Kumapon nakaaaaaaal~~~ *dorong ke tebing*
ReplyDeletecuma leher! bibir nggak! XD
ReplyDeleteitu kan lebih N.A.K.A.L~~ nfufufufufufu
ReplyDeletepikiran Kuma: asal gak bibir, boleh.
ReplyDelete/plak
berarti yang di bawah boleh dong ya, Kumaaaaaaa? Kan bukan bibir.
ReplyDeleteTUH KAN~~!! N.A.K.A.L!!
BETUL ITU! Yang di bawah kan bukan bibir! *tari udel menyemangati Kuma*
ReplyDelete*melihat beruang memiringkan kepala kanan kiri karena perang batin*
ReplyDelete*timpuk Kuma* perang batin apaaaa?
ReplyDeleteantara ingin begini begitu dan antara tidak ingin dicekik mitsuya
ReplyDelete*lmaolmaolmao*
ReplyDeleteKumaaaaa, hati2..., kalian nanti bisa makin tertular pasangan eksibisionis itu! Itu Yuuki nanti diajari begini dan begitu tanpa sadar oleh Tori, & sadar lahir batin oleh Tomo XD
justru itu tujuannya, ri LOL
ReplyDeleteawwwwwwwwwwwwwwwww....................... ada yang lagi jeles ya....... *uyel2 yuuki* manisnyaaaaaaaaaaa....... sini sama tante, tante beliin es krim deh... *lambe2*
ReplyDeleteitu ditraktir tori kah? 8D
ReplyDeletemau eskrim ♥
APHIN!!! *woot*
ReplyDeleteIyalah, ditraktir Toriii celengdebu itu mana tega nyuruh anak kecil bayar sendiri LOL
Nanti kalo ketemu lagi, aku traktir es krim. Mau? *angkat2 alis*
Cih, ada obaasan mengincar brondong kasep. XDD
ReplyDeletejangan mau Phin, nanti es krimnya dikasih sesuatu! #ala Stronza
ReplyDeleteMAUUU!!! *lemah sama gratisan*
ReplyDelete@Icha & Nei: tak usah sirik *evilsmirk*
ReplyDelete@Aphin: sini, siniiii~