Fandom: Tenimyu 2nd Season
Pairing: Wada Takuma x Ogoe Yuuki
Rating: NC-17
Warning: BL. AU. OOC. NSFW.
Disclaimer: I do not own any of the characters
Note: dibikin di tengah shooting, maaf kalo gejeh dan tak bagus. Buat Icha yg lg pengen stensilan.
Celana pendek harus dimasukkan dalam daftar barang yang dicekal negara. Begitulah yang disimpulkan Takuma sambil balik badan dan menutup hidung karena takut mimisan saat melihat Yuuki, mengenakan kaus dan celana pendek setengah paha, nungging di depan lemari es yang terbuka; mencari minuman kaleng dingin. Sedikit saja Yuuki bergerak lebih rendah dan garis celana itu akan naik lebih tinggi sampai Takuma nyaris bisa melihat garis bokong anak laki-laki itu.
Sambil menarik nafas, dokter gigi itu meraih pundak Yuuki dan menariknya menjauh dari depan lemari es. "Biar aku yang ambilkan. Fanta strawberry kan?"
Yuuki mengerjap bingung meski tetap mengangguk. "Kulkas Kuma penuh sekali." Rajuknya.
Takuma menyerahkan minuman yang dicari Yuuki. "Kemarin aku belanja dengan Matsuzaka."
Yuuki menarik cincin pembuka kaleng dan menyesap minumannya. Satu alisnya terangkat. "Kenapa tidak ajak aku?"
Takuma mengangkat bahu. "Kemarin Yuuki latihan sampai malam kan? Matsuzaka sekalian minta ditemani makan malam karena Inoue-kun sibuk." Diikutinya Yuuki ke ruang tamu dan mereka duduk bersebelahan di sofa. Sesaat tak ada jawaban dan Takuma melirik ke arah Yuuki. Anak itu menyesap minumannya pelan-pelan sementara kepalanya mengangguk-angguk.
Pria itu mengusap kepala Yuuki sambil tersenyum. Mau tak mau, matanya kembali tertuju pada sepasang paha putih yang terekspos begitu saja tanpa malu-malu. Takuma menusukkan telunjuknya ke paha samping Yuuki.
"Tidak dingin? Celanamu pendek sekali." Gumamnya sambil membuang muka.
Seolah tak paham, Yuuki hanya mengangkat bahu. Kembali menikmati minuman dinginnya tanpa rasa bersalah. Takuma menggerundel pelan. "Ganti baju sana."
"Kenapa sih?" Sela Yuuki sedikit sebal. "Aku suka pakai celana ini."
"Terlalu pendek." Tukas Takuma.
".............."
Pelan, Yuuki meletakkan kaleng minumannya ke atas meja, berdiri dan melepas celananya lalu duduk lagi sambil mendengus. "Puas?"
Takuma terperangah. Mulutnya terbuka tutup beberapa kali. "A..apa yang kau lakukan? Pakai lagi!"
Yuuki merengut. "Tadi katanya Kuma tak suka celanaku. Sekarang disuruh pakai lagi. Yang mana yang benar?"
"Aku tidak menyuruhmu buka celana, tahu! Aku memintamu ganti baju!" Seru Takuma, agak histeris. Tanpa sadar beringsut ke sudut sofa dan merapatkan kedua kakinya. Mendadak bagian bawah tubuhnya jadi bersemangat.
"Hmph." Yuuki mendengus. "Dasar om-om mesum. Pasti berpikir yang tidak-tidak deh."
"Bukan salahku." Tukas dokter itu sambil membuang muka. Telinganya dan lehernya memerah dan Yuuki menganggap Takuma yang seperti itu sangatlah manis. "Takuya-kun bilang kalau fukubuchou-mu itu tahu ini itu. Kamu terlalu banyak bergaul dengannya ya?" Omel Takuma.
Yuuki mengangkat alis. "Apa? Kuma tak suka lihat aku begini? Tak mau melakukan ini dan itu denganku?" Tanyanya sambil beringsut mendekat.
Takuma nyaris saja naik ke atas sandaran lengan sofa. "Aku bisa masuk penjara, tahu."
"Memangnya Kuma tidak tahu kalau di negara kita umur 16 sudah boleh menikah?" Yuuki beringsut makin dekat.
"Itu kan untuk anak perempuan!" Tukas Takuma cepat, menahan pundak Yuuki agar anak itu tak bisa bergerak lebih dekat lagi. "Lagipula kan masalahnya bukan itu."
Yuuki menggembungkan pipinya dan merengut dengan imutnya. Takuma benci kalau sudah begitu. Terlalu sulit untuk tidak mencium Yuuki kalau pacarnya itu sudah pasang tampang begitu.
"Kalau begitu yang tempo hari itu apa? Aku sampai bolos latihan karena punggungku sakit."
Takuma mengerang. "Jangan diingatkan. Itu khilaf."
Yuuki mendengus. "Baiklah. Kalau begitu, Kuma harus buat surat perjanjian kalau Kuma tak akan menyentuhku sedikitpun, termasuk menciumku atau aku cerita pada Micchi."
"Kau gila ya!" Sergah Takuma. "Aku bisa dibunuh Mitsuya!"
"Jadi? Mau bikin surat perjanjiannya? Yakin Kuma bisa tahan?"
Takuma membenturkan kepalanya ke sandaran sofa. Jelas tidak mungkin dia akan bisa menahan diri kalau terus menerus berdekatan dengan anak semanis Yuuki. Toh, Yuuki sudah SMU. Wajar kalau punya hasrat yang sama dengan dirinya yang berusia 25 tahun. Lagipula mereka sudah terlanjur melakukannya. Satu kali. Itupun sampai membuat Takuma tak bisa tidur berhari-hari karena berpikir seharusnya dia bisa lebih bertanggung jawab. Meskipun Takuma tak bisa menyangkal kalau dia juga senang.
"Aku ini apanya Kuma sih?" Anak itu memiringkan kepalanya dengan penasaran. Beringsut mendekat dan membuka kaki untuk ditumpangkan di atas masing-masing paha Takuma. Takuma meletakkan tangannya di atas lutut Yuuki dengan hati-hati.
"Umh...pacar?" Gumam Takuma tak yakin.
Sudut-sudut bibir Yuuki melengkung membentuk cengiran lebar. Wajahnya bergerak maju dan Takuma berkedip merasakan bibir Yuuki menyentuh ujung hidungnya. "Kalau begitu, Kuma harus tanggung jawab karena sudah membuatku seperti ini."
Tanpa banyak bicara, Yuuki mengambil satu tangan Takuma dari atas lututnya dan membimbingnya ke antara kaki Yuuki. Dokter itu menarik nafas tajam. Tonjolan hangat dibalik celana dalam biri tua bergaris fuschia itu berdenyut pelan saat tersentuh tangan Takuma. Yuuki menggigit bibir dengan penuh hasrat saat tangan yang besar itu menangkup secara reflek. Pria itu menelan ludah.
"Masih siang..." Bisik Takuma parau.
"...aku tak akan mengadukan Kuma ke polisi kok..." Goda Yuuki, berusaha tertawa pelan yang langsung tertelan tergantikan desahan pelan seraya menggerakkan pinggulnya.
Tak ada jalan lain untuk Takuma selain menyerah. Cekikikan senang Yuuki terdengar saat Takuma akhirnya mendorongnya sampai anak laki-laki itu terbaring di sofa dan Takuma menggigit pangkal leher Yuuki seraya menggeram.
"You're impossible." Gumam Takuma seraya menarik lepas kaus yang dikenakan Yuuki sampai rambutnya berantakan. Lagi-lagi Yuuki terkikik senang. Kedua lengannya dilingkarkan ke leher Takuma dan dijilatnya bibir pria itu seraya nyengir nakal. Takuma menciumnya sekilas dan Yuuki masih tak bisa menyembunyikan senyumnya saat Takuma bergerak turun, bibir dan lidahnya menggelitik kulit dada dan perut Yuuki.
Satu persatu kaki Yuuki dikaitkan ke pundak Takuma dan pria itu tak membuang waktu untuk mengelus paha putih mulus dan menggigit gemas paha bagian dalam seperti yakin kalau rasanya pasti manis. Desahan dan erangan tertahan Yuuki membuat bagian bawah tubuh Takuma ikut bersemangat dan melonjak gembira.
Memang sudah terlanjur, pikir Takuma. Mau diapakan lagi. Jemarinya melingkar di seputar selangkangan Yuuki dan erangan Yuuki memang sesuatu yang juga harus masuk daftar cekal. Pun, dokter gigi itu tersenyum miring ketika tumit Yuuki menekan punggung dan jari-jarinya yang menyusup di antara helai rambut Takuma mencengkeram: Takuma mengulum pangkal kemaluannya sementara menggoda Yuuki dengan menekan celah bokongnya dengan dua jari.
"Kumaaa..." Yuuki mengerang panjang.
Takuma mengecup kemaluan Yuuki yang berdiri tegak di depan wajahnya. Jari-jarinya menekan sekali lagi dan dengan sengaja digetarkan. Yuuki mendengkur seksi dan menarik rambut Takuma sekali lagi.
"Kuperingatkan ya. Aku sedang tak punya persediaan pengaman. Yuuki harus puas dengan ini." Takuma meniup ujung kemaluan Yuuki, nyengir melihat kemaluan Yuuki berdenyut karena perbuatannya.
Kedua tangan Yuuki bergerak untuk menangkup pipi Takuma. Mata lebarnya menatap mata Takuma dalam-dalam dan mengangguk. Punya pacar semuda itu tapi bisa tampak begitu menggiurkan, Takuma tak tahu dia harus bersyukur atau mengutuk Siapapun Di Atas Sana.
Kepala Yuuki menengadah, mengerangkan nama Takuma sembari merasakan bibir dan mulut Takuma menyelimuti kemaluannya perlahan-lahan. Yuuki nyaris menjerit karena tak siap dengan jari-jari Takuma yang menekan masuk, bergerak pelan dan menekuk sampai menyentuh bagian dalam tubuhnya yang membuat Yuuki melengkungkan punggung, mengangkat pinggul dengan tak sabar dan membuat jari-jari kakinya melengkung. Juga bintang-bintang yang dilihatnya di balik matanya saat Yuuki menjerit dan semuanya berubah jadi putih.
-----
"Apa ini?"
Yuuki menyembunyikan cengiran di balik kausnya.
"Kenapa kau bawa-bawa ini di tasmu?" Takuma mengacungkan bungkusan persegi kecil di tangannya. Dipungutnya dari antara isi tas Yuuki yang berserakan karena tertendang.
"Diberi fukubuchou." Yuuki masih nyengir dan menggigit kausnya. "Katanya aku harus harus siap setiap saat."
"Siap apa? Dan memangnya kau tidak takut kena razia sekolah? Bagaimana kalau ibumu sampai tahi? Aaargh, aku akan benar-benar masuk penjara!" Takuma menggerut rambut dengan frustrasi.
"Bercanda. Itu tadi beli waktu kita mampir ke conbini kok." Sergah Yuuki.
"Itu lebih buruk lagi." Takuma melolong.
Yuuki menutup mulut Takuma dengan punggung tangan dan memanjat ke pangkuannya. "Daripada itu, Kuma tak mau membawaku ke tempat tidur?" Tanyanya sambil mengangkat alis dan senyum menggoda.
"Yuuki....."
-end-
..............YUUKI. AMPUN, TUHAN. *ROFLMAO* OH MY GOD.
ReplyDeleteBeruang ganteng, mampuslah dirimu, sampai kapan juga gak akan bisa menang.
Siang2 panas gini dikasih pr0n, tambah panaaaaaaaaaaaaaaaaasssss. *ngadem depan kipas angin*
Abis, tampang kaya begitu PASTI manipulatif *di-smash* ditambah cerita lu yg dia suka memanipulasi beruang hitam dan mas2 ganteng satunya buat jajanin dia, ya sudahlah.
ReplyDelete*timpuk Anne pake es batu*
See? Gue beneran masuk neraka duluan iniiiiiiiii LOL
INI ADA TIGA ORANG TERKURUNG HUJAN DERAS NYENGIR MESUM SAMBIL DUDUK MELANTAI ADU-ADUAN PANTAT XDDDDDD
ReplyDeleteOH MY GOD. YUUKI. YUUKI KENAPA JADI NAKAL BEGITU YUUKI. LANJUTKAN!
*berserk*
*nyengir mesum di tengah2 ujan*
ReplyDeleteARGGGHHHHHHHHHH........ yuukiii... anda ini.... *uyel2*
*melipir ke kuma* saya ucapkan selamat pada anda karena telah (sekali lagi) mengalahkan pak nelayan itu. wkwkwkwk...
takuya : kazuki, kapan kita bisa kayak mereka??
LMAO awas nanti digusur satpam karena nyengir mesum gak jelas
ReplyDeleteSemoga ini bisa memuaskan hasrat lu ya, Cha :p
Curaaaaang!!! Di sini panaaaaaaassssss
Bilang sama Nei aku masih utang prompt-nya dia ya
OH MY GAWD ASTAGA GUE GA BUKA MULTI DARI SIANG DAN UJAN UJAN DAPAT BEGINIAAAAANN!!!
ReplyDeleteKuma, itu bukan Yuuki, Kuma, itu Ramon! #eh
besok pergi ke gereja, Kuma, kuil, atau apalah itu. Berterima kasih pada Siapapun Di Atas Sana.
@Mom: kenapa lu manggil Yuuki pake 'anda'? LOL gak panteeees anak kucing gitu kok dipanggil 'anda' XDDDDDDD
ReplyDelete@Nei ahik ahik akhirnya kebuka multinya? XDDDD
ReplyDeleteMaaf ya, Kazuki, bukan aku tak cinta padamu, tapi beruang itu terlalu ganteng untuk tak diapa-apain
Paling dikira lagi tukaran doujin yaoi *LMAO*
ReplyDeleteGw ga puas karena ga bisa guling-guling XDDD
Di sini acaranya ga bisa kelar karena ujaaaaaaaan.
karena dia emang udah menjadi 'anda'. kalo takuya, masih belum pantes di panggil anda.. *guling2*
ReplyDelete@seishirou99 LOL namanya juga di acara jepang ya XDDDDDDDD
ReplyDeleteBergulinglah di tengah hujan, Ichaaa!! Jangan nanggung!!! *gelindingin*
Masih ujan? Di sini tetep panaaassss
APA INIIIIIIIIIIII~~~???!!!!
ReplyDeleteGw tertinggal apa ini?!!!! (woot)
(dance_okok) Bahagia! Bahagia! Bahagia!
Yuuki~~~...., mari....mari sering2lah begini dan begitu dengan Kuma-chan..... Nfufufufufu....
Yak, & otak saya gosong *jilat2 Magnum*
Ini di-postnya blom lama-lama banget kok, Ri LOL
ReplyDeleteIhihihihihihihi semoga mereka tak jadi eksibisionis seperti yang dua di sana itu *melirik*
Tomo, betapa besar jasamu, Tomo.
ReplyDeleteDia tahu dia sudah pupus harapan sama Takuya karena pak nelayan pendiriannya kuat XDDDDD
ReplyDeleteYuuki-nya sendiri manipulatif banget, dan Kuma imannya lemah. Diapun masih muda.
ReplyDeleteYokatta ne, Kumapooon.
ReplyDeleteKazuki: jadi karena aku sudah tua?
Yokatta ne, Kumapooon.
ReplyDeleteKazuki: jadi karena aku sudah tua?
Yokatta ne, Kumapooon.
ReplyDeleteKazuki: jadi karena aku sudah tua?
Yokatta ne, Kumapooon.
ReplyDeleteKazuki: jadi karena aku sudah tua?
Nggak, nasibmu saja sial.
ReplyDeleteDalem banget wakakakakak
ReplyDeleteIya, ih, Nei jahat sama pak nelayan LOL *gelantungan di pak nelayan*
ReplyDeleteIya, pak nelayan kan ganteng. *menjilat*
ReplyDeleteAku hanya mengatakan kenyataan. *jalan kanan-kanan ala Tsukasa*
ReplyDeleteZZZZZZZZZZZZZZZ *BRAINDAMAGED*
ReplyDeletehihihihihi....aphin korslet.
ReplyDelete*poke poke Aphin*
ReplyDeleteAh, pingsan ya?
*bungkus bawa pulang*