Monday, February 21, 2011

[fanfic] AU KenkixMitsuya - Irresistible

Fandom: D2 / Prince of Tennis Musical - 2nd Season
Pairing: Yamaguchi Kenki x Mitsuya Ryou
Rating: PG-13
Warning: BL. AU. OOC
Disclaimer: I do not own any of the characters
Note: Buat tacchin dan Nei. ORZ Maafkan karena tidak seimut punya Nei ya. Aku akan berusaha di kesempatan berikutnya. YOSH~!



Mitsuya sebenarnya tak pernah terlalu suka menginap di apartemen Kenki. Menurutnya tempat itu terlalu... hambar dari segi penataan ruangan dan warna. Apartemen itu terlalu monokrom untuk seleranya. Berkali-kali dia mencoba mendekor ulang apartemen mungil itu dan berkali-kali pula Kenki hanya senyum-senyum melihatnya mondar-mandir mengganti korden atau lampu duduk dan begitu Mitsuya kembali ke situ, semuanya kembali ke sedia kala. Kalau Mitsuya sewot dan menggerundel sepanjang hari sambil berusaha (lagi) mencerahkan isi apartemen itu, Kenki hanya akan duduk di meja makan dan minum kopi atau kalau dia sudah merasa cukup, menggamit pinggang Mitsuya dan menghempasnya ke sofa. Atau menarik Mitsuya keluar untuk karaoke.

Bukan berarti Mitsuya benci sih. Toh Kenki akhirnya merelakan karpet di depan TV-nya diganti dengan motif checker-box hitam-fuschia dan Mitsuya menyukai boneka-boneka Kenki yang memang berwarna-warni. Juga satu bantal kursi berwarna ungu yang selalu dipeluk Mitsuya saat menonton televisi dan Kenki tak tega menyingkirkan atau Mitsuya akan bawel sepanjang hari. Entah kenapa urusannya lebih fatal dibanding lampu duduk atau korden yang diganti. Ditambah lagi, sepasang mug berwarna ungu yang dibiarkan Kenki terpajang di dekat mesin pembuat kopi.

Pagi itu pun Mitsuya bangun lebih dulu, seperti biasa. Malas mencari pakaiannya yang tercecer, Mitsuya menyambar kemeja biru yang tersampir di punggung kursi. Melindungi kakinya dengan selop kamar, Mitsuya tersuruk-suruk menuju dapur sambil menguap. Rambutnya acak-acakan karena digosok asal sementara tangan yang lain meraba-raba mencari tombol lampu dapur. Langit masih belum terang dan jalanan di depan bangunan apartemen Kenki masih lengang. Memang masih pagi sekali dan Mitsuya agak sebal dengan jam badannya yang terbiasa bangun pagi meski di akhir minggu. Badannya pun otomatis bergerak mengaktifkan mesin pembuat kopi, membuka kulkas untuk mengambil roti, bacon, telur dan sekotak susu. Mencemplungkan roti ke alat pemanggang dan mulai menggoreng telur dan bacon. Usianya memang masih 16 tapi kebiasaan mengurus sepupunya dan tinggal jauh dari orang tua membuat Mitsuya cekatan untuk urusan dapur dan bersih-bersih. 

Ditumpuknya roti yang sudah matang ke atas piring, mengangkat telur dan bacon yang sudah renyah menggoda, lalu menuang kopi dan mencampur susu. Mitsuya mulai makan dalam diam sambil menatap ke jendela dapur yang dibiarkan terbuka semalaman karena Kenki lupa menutupnya; terlalu asyik berusaha menggeret Mitsuya ke kamar sementara Mitsuya sendiri masih mau menonton peragaan koleksi musim semi-musim panas Marc Jacobs di tv kabel. Mitsuya merutuk. Pokoknya nanti dia tak boleh ketinggalan siaran ulangnya. Peduli setan Kenki mau bilang apa.

Suara langkah kaki yang diseret-seret dan kuapan yang tak ditutupi membuat Mitsuya menoleh. Tunangannya mendekat sambil menggaruk rambut dan perut. Entah bagaimana Kenki berhasil memakai celana dan tank top padahal dia terlihat lebih mengantuk dibanding Mitsuya. Dengan lemas, pemuda itu duduk di bangku tinggi di sebelah Mitsuya lalu menyandarkan kepala di atas meja makan dan tertidur lagi. Mitsuya memutar matanya.

“Kenapa keluar kalau masih ngantuk?” Mitsuya bergumam dari tepi mug-nya.

“Bau kopi-nya enak.” Gumam Kenki, masih tak membuka mata.

Mitsuya mencibir. ”Aku tidak buatkan untukmu loh.”

”Aku bisa minum punyamu.”

”Enak saja. Buat sendiri.” Mitsuya menarik mug-nya menjauh meski Kenki masih tak bergerak dari posisinya.

”Pelit.”

”Pemalas.”

”Aku kan punya pacar. Buat apa dong?” Detik berikutnya Kenki mengaduh keras karena lengannya dicubit Mitsuya tanpa ampun. ”Micchi sadis.” keluh Kenki sambil meniup-niup kulitnya yang memerah. Mitsuya mencibir. ”Merah nih.” ujarnya masih mengeluh. Kali ini sudah duduk tegak, menyodorkan lengannya pada Mitsuya yang mendelik. Mitsuya memutar matanya dan melengos. Mengalah dan menuangkan kopi untuk Kenki dengan gula yang agak banyak tanpa susu. Kenki nyengir, masih mengusap lengannya. Cengirannya makin lebar saat Mitsuya menyodorkan roti panggang beroles selai marmalade yang sebenarnya tak begitu disukai Kenki tapi memang rasanya cocok dengan kopinya yang manis. Seperti yang dikatakan Mitsuya berulang kali. 

”Semalam ibumu menelepon loh.” Ujar Kenki sambil bersenandung senang.

Mitsuya mengangkat kepalanya dari majalah mode yang baru saja dibukanya. ”Kapan? Kenapa kamu yang ditelepon?”

Kenki mengangkat bahu. ”Kamu sudah tidur. Cuma menanyakan kabar sih. Lalu ngobrol sedikit.”

”Tapi kenapa kamu yang ditelepon?” kening Mitsuya berkerut hebat.

”Tidak tahu, Micchi. Tanya saja sama ibumu sana.” tukas Kenki sambil menggigit rotinya. ”Jangan merengut begitu ah. Nanti cepat tua loh.”

Mitsuya mendengus. ”Kan kamu sering bilang kalau aku memang kelihatan tua.”

Kenki tertawa, mencubit pipi Mitsuya dengan gemas. Jemarinya melingkar di dagu pemuda itu dan menariknya mendekat untuk mengecup pipi yang baru saja dicubitnya dengan sayang. ”Memang.”

Mitsuya mendorong pemuda itu menjauh, semburat merah di wajahnya membuatnya terlihat makin menggemaskan. ”Ibu tanya apa?” Mitsuya bertanya, mencuil roti yang dipegang Kenki.

Kenki mengangkat alis. ”Cuma apakah aku sehat, apa aku sering ketemu kamu, apa aku tahu kamu sudah berhasil masuk klub tenis atau belum, apa aku menonton pertandinganmu, apa kau makan dengan benar atau tidak, begitulah.”

Mitsuya membenamkan wajahnya ke telapak tangannya. ”Aaargh. Ibu itu ngomong apa siiih? Yang begitu itu kan tanya langsung saja padaku. Teleponku kan aktif terus. Ada-ada saja.”

Melihat pacarnya menggerundel begitu, Kenki tertawa dan mengelus kepala Mitsuya. ”Ibumu kan hanya ingin tahu. Tidak salah kok. Aku tidak keberatan ditanya begitu. Toh bukan pertanyaan yang tak bisa kujawab.”

”Seperti apa?” Mitsuya mengangkat alis.

”Hmm?”

”Pertanyaan seperti apa yang diajukan ibu yang tak bisa kau jawab?” Mitsuya menatapnya dengan mengangkat dagu.

Alih-alih menjawab, Kenki menarik lengan Mitsuya dan memaksa pemuda itu berdiri di antara kedua pahanya. Mitsuya memiringkan kepala dengan penasaran, tak protes dengan lengan Kenki yang melingkar erat di pinggangnya. “Mungkin kalau melihat kita seperti ini?”

Mitsuya tak pernah mengerti kenapa dia tak pernah bisa menolak pemuda itu. Sejak pertama kali mereka bertemu sampai detik itu ketika Kenki menciumnya. Padahal bisa saja Mitsuya berkeras untuk menolak dan mengusir pemuda itu jauh-jauh tapi Mitsuya tidak berminat cari ribut. Awalnya dia pikir Kenki akan bosan sendiri dengan tingkahnya tapi pemuda itu tak pernah mengalihkan pandangan sedikitpun. Meski Mitsuya marah-marah karena dibuat menunggu, meski dicereweti soal selera pakaian atau penataan apartemennya, meski berjam-jam diajak putar-putar pusat perbelanjaan hanya karena Mitsuya belum sreg dengan satu syal saja, meski Mitsuya kerap lebih memilih terpaku menatap koleksi foto Inoue Masahiro dibanding menjawab pertanyaan Kenki tentang pertandingan tenisnya. 

Pun tak bisa menolak saat Kenki mengeratkan pelukannya, menarik Mitsuya mendekat dan memperdalam ciumannya, membuatnya melupakan sarapan di atas meja. Kenki akan dengan santai membuang makanan yang dibuat Mitsuya dan membuatkan sarapan yang baru sementara Mitsuya pasti menggerundel tentang makanan yang jadi mubazir. 

----

”Ne,”

”Hmm?”

”Kenapa suka sekali menarikku lagi ke tempat tidur begini? Nanti kan bisa telat.”

”Serius nih?”

Mitsuya mengangkat alis.

Kenki tertawa dan menciumnya. ”Karena.”





31 comments:

  1. GUE NYENGIR LEBAR BANGET. PASANGAN SUAMI ISTRI INIIIIIIII AAAARRRRGGGGGHHHHHHHHHH

    Senang ya Kenki, sudah direstui kedua orang tua. Senang ya Kenki, bisa membeginikan dan membegitukan Micchi yang tsun tsun begitu. Senang ya Kenki, ga harus menderita seperti Kazuki. XDDDDDD

    ReplyDelete
  2. GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA MANISSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS!!!!!
    Nanda sore, e maji nanda sore Kenkiiii!!! Kenki-nya manis sekali!!! *berguling senang*
    tipe-tipe pacar yang baik dan diam saja tapi sekali bergerak Mitsuya-nya langsung bungkam. Go go Kenki!!!

    Apanya yang nggak imut? Ini imutttttt banget!!! *gigit mama-san* ini sih bukan pacaran lagi namanya, memang udah married. XDD

    ReplyDelete
  3. dan ini :

    meski Mitsuya kerap lebih memilih terpaku menatap koleksi foto Inoue Masahiro dibanding menjawab pertanyaan Kenki tentang pertandingan tenisnya.

    Mitsuya, kau bisa ditolak Matsuzaka-sensei kalau berobat loh.

    ReplyDelete
  4. @Icha : Me, memang pasangan suami istri kan?

    kau jahat sekali selalu membandingkan semua orang sama Kazuki XDDD

    @Nei: sou? YAY~!! Abis, entah kenapa kok rasanya agak beda sama punyamu ya hehehehe jadi agak gak pede gitu *goyang2*

    ReplyDelete
  5. Hihihihi, ya jangan sampe tahu laaah. Tapi Matsuzaka-sensei kan baik. Paling dia cuma senyum2 "Oh, penggemarnya Masahiro ya? Mau ketemu? Sebentar lagi datang loh."

    Mitsuya: Eh? Datang? Ke mana?
    Tori: Ya, ke sini.
    Mitsuya: Untuk apa? kenapa?
    Tori: Makan siang denganku. *senyum*
    Mitsuya: EEEEEEEEEEEEH?
    Tori: Oh, aku belum bilang ya. Dia pacarku loh.
    Mitsuya: ........................

    Yes, celengdebu pun menang satu kosong XDDD

    ReplyDelete
  6. Habisnya Kazuki tampak kasihan sekali sih XDDD

    ReplyDelete
  7. Ghikhikhikhi "Karena". XDDD
    Kenki emang tampak mau-mau aja disuruh-suruh Mitsuya dan ngalah. Tapi kayaknya kalau udah soal mesra-mesraan, Mitsuya yang mau nggak mau harus ngalah sama Kenki ya? *lirik-lirik*

    Maniiiiis! Manis kok mama-san! X3 kesan marriednya kerasa (karena emang orang2nya begitu juga sih ya) XD

    ReplyDelete
  8. @mama-san:
    punya gue malah kakuuuuu banget. Ini luwes dan yappari manisnyaaaaaa~ in chara gitu loh. *sok tahu* Habis kayaknya di RL Kenki mau-mau aja ditemplokin (dan digelandotin) Mitsuya dan mukanya tampak senang~
    Apalagi kalau Ma-kun datang-datang langsung peluk cium Matsuzaka-sensei ya? Makin remuklah hatinya Micchi.

    Micchi : Kenki!!!
    Kenki : ya?
    Micchi : Minta cium juga!!!

    ReplyDelete
  9. @tacchin
    karena orangnya begini sih ya?



    *ninja*

    ReplyDelete
  10. AAAAAAARGH. Kenapa gw ga ol pake laptop sekarang? D: *pengen ngesave fotonya*

    ReplyDelete
  11. @tacchin aaaw, tenkyuuuu! Aku tak ingin menghancurkan hatimu karena kau lebih tau mereka berdua ini dibanding gue *ngumpet*

    @Nei: nggak ah. Punyamu tidak kaku (er... No pun intended XD)

    Bwahahahahahahah! Itu sih Kenki yang keenakan! Tulis dong Nei! Micchi ketemu Ma-kun!

    ReplyDelete
  12. Eh, beneran manis bgt ceritanya, ngebacanya jadi kebawa suasana (suami istri) gitu, nyambung ko sma punya nei, beda author, tapi nyambungnya ga kaku, hebat ya. . . . *salaman*

    ReplyDelete
  13. Saya juga tidak tahu apa-apa soal mereka selain myuntama, mama-san. XD si Nei tuh yang udah jago.
    Kenki kenapa selalu manis? *jatuh cinta lagi*

    ReplyDelete
  14. Oh, terima kasih sudah membaca :) Kebawa suasana suami istriiii? LOL

    *salaman*

    ReplyDelete
  15. woootts, yada. Gue baru doyan satu minggu dan memang gue selalu sok tahu :P
    Micchi ketemu Ma-kun? WADUH...

    ReplyDelete
  16. MANIS! GRAAAAA~ *o* *meleleh jadi kubangan*

    I..ini tampak seperti pasangan yg sudah lama menikah. Masing2 udah tau pace pasangannya.

    Kenki, kalau setiap hari begini kau akan selalu genki /plak

    Micchi~, semoga kalian awet! <3. & makin rajin posting foto ini itu!

    ReplyDelete
  17. *menggantinkan mama-san menempel Kenki*

    ReplyDelete
  18. Saya akan menunggu fic berikutnya!! Faito!!! \(^o^)/

    ReplyDelete
  19. @Riri: *tepok tangan tiga kali*

    @tacchin: mou~ menggelantung di sebelah sana saja~

    @hyouteism: ahahahaha terima kasih!

    ReplyDelete
  20. nanka omoshiroi XDDD *ikut nempel ke Kenki*

    ReplyDelete
  21. *ikut menempel juga*

    Kenki : gerah nih woooii!!

    ReplyDelete
  22. Ah, kau kan orang baru. Diam saja dan biarkan kami gelendotan!!

    *dirajam karakter yang lain* MURAHAN!!

    ReplyDelete
  23. Gyakakaka! Paling ngga orang baru udah pernah begini begitu lho Kenki!

    ReplyDelete
  24. *menatap kasian seorang dokter tertentu*

    ReplyDelete
  25. waaa, saya komen jg akhirnya ^^
    klo gak salah ini yg dibaca pertama kli...

    uuuuhhhhh, sutekiiii~~~
    bagus ih, kok bikinnya bs nyambung bgt chemistrynya ama yg nei bikin ya...
    serasa ngeliat drama kluarga, nyahaha, dasar married couple...

    sy msh baca yg makun-tori (banyaaakkk), tar komen lg... (^w^)/

    ReplyDelete
  26. Ahahahahahahaha gue sama Nei dan Icha sering nulis sambung-sambungan jadi udah biasa aja kali ya :D

    Ihihihihihihi enjoy the read ;)

    ReplyDelete