Sunday, April 3, 2011

[fanfic] AU KazukixTakuya - First

Fandom: Prince of Tennis Musical
Pairing: Katou Kazuki x Yabuki Takuya
Rating: NC-17
Warning: NSFW, BL, AU, OOC
Disclaimer: I do own anything or anyone
Note: Hayo! Mau traktir gue apa nih, SATC? *angkat2 alis*
Btw, maap kalo garing ya.

ETA: poster made by Nei *kecup*




Awalnya hanya berniat untuk menjenguk apakah Takuya tidur dengan nyenyak atau tidak sebelum pergi tidur di kamar tamu. Awalnya sama sekali tak ada niat untuk mendekat dan mengecup kening Takuya dan membuat pacarnya itu terbangun dan memandangnya sambil mengantuk. Sama sekali tak ada niat untuk membalas genggaman tangan Takuya apalagi membalas ciumannya. Kazuki bahkan berani bersumpah dia sudah nyaris lari ketika Takuya menariknya mendekat sampai dia harus berbaring di sebelah pemuda itu dan Takuya menyelipkan kakinya di antara kaki Kazuki yang jenjang.

Katou Kazuki, 41 tahun. Tak akan mungkin bisa menolak Yabuki Takuya, 18 tahun, yang menciumnya dengan semangat dan tampak begitu nyaman dan enak untuk dipeluk di atas tempat tidurnya.

Kepalanya pusing saat Takuya mulai mengerang dan menarik-narik sweater putih tipis yang dikenakan Kazuki. Pertahanan dirinya benar-benar terancam dan dia harus membuat keputusan secepatnya. Ibunya, kakak dan adik-adiknya, orang tua Tori dan Tori ada di bawah atap rumah besar itu. Semalam Masahiro dan Tori sudah cukup tak tahu malu dengan tak menutup pintu dengan rapat, entah sengaja entah tidak, sampai suara mereka terdengar ke seluruh rumah. Pikirannya teralihkan begitu saja karena lutut Takuya menggesek selangkangannya.

Kazuki menggeram. Dilumatnya bibir Takuya yang merah muda mengundang lalu menyentuhkan kening mereka sambil bernafas dengan susah payah.

"Yakin?" Bisiknya, terkejut sendiri dengan suaranya yang begitu parau.

Takuya mengerjap. Dia sama sekali tak merencanakan semua ini. Tapi dia merasa begitu nyaman dan saat terbangun karena kecupan lembut Kazuki, Takuya begitu ingin pria itu jadi miliknya. Sebentar lagi dia lulus SMU dan Takuya merasa dia sudah menunggu terlalu lama. Ogoe-kun sering mengeluh punggungnya sakit dan disambut kikikan geli dari Tomo. Lain waktu, Takuya memergoki Mitsuya-kun berciuman dengan pemuda berahang kotak di balik rimbun pepohonan usai pertandingan. Kalau dua juniornya saja sudah sejauh itu dengan pacar masing-masing, Takuya merasa cukup.

Takuya membelai rahang Kazuki yang kokoh. "Kazuki menunggu setahun sebelum berani menciumku. Mau membuatku menunggu berapa lama lagi? Dan kalau bilang alasannya karena Kazuki ingin menjagaku baik-baik, aku akan memukul Kazuki."

Kazuki menelan ludah. Sungguh, dia memang sudah tak punya alasan lagi. Takuya bukan anak kecil lagi. Dia pemuda yang enerjik (di samping kebiasaan tidurnya yang tak tertolong lagi) dan sehat. Kazuki tak menyangkal kalau dia sudah melakukan beberapa hal dengan pacarnya saat seusia Takuya dulu. Karena itu, dia menggeleng.

Takuya merengut dan menggerut bagian depan sweater Kazuki. "Kamu aneh. Tempo hari langsung gelagapan bilang pada Papa kalau Kazuki ingin memintaku hanya karena kepergok Papa sedang berciuman denganku. Lalu mengajakku ke Amerika untuk bertemu dengan Ibu Kazuki dan mengatakan hal yang sama. Semuanya bahkan tak bertanya dulu padaku. Kalau berani melakukan hal sebesar itu...."

Takuya tak menyelesaikan kalimatnya dan Kazuki menghela nafas. Takuya sudah mengambil keputusan. Kazuki tak hanya kalah langkah dari adiknya tapi juga dari Takuya sendiri.

"Kalau begitu," Kazuki menelan ludah. "Sungguh-sungguh yakin? Karena aku sama sekali tak akan menahan diri lagi. Aku mungkin akan menyakitimu."

Takuya mengangkat wajahnya, menggigit bibir Kazuki dengan gemas. "Meremehkan aku ya? Aku ini pemain tenis. Aku sudah biasa terluka."

Kalimat itu terdengar seperti bohong karena ketika Kazuki akhirnya membulatkan tekad dan melucuti pakaian mereka, nafasnya tercekat menatap tubuh Takuya. Kulitnya putih mulus tanpa cela, lekuk-lekuknya ramping di tempat yang tepat dan ototnya terbentuk bagus karena selalu terlatih. Tanpa sadar Kazuki menjilat bibir saat matanya bergerak ke bawah. Takuya, sadar dirinya tengah diamati, langsung menarik kedua kakinya untuk menutupi bagian paling pribadinya dari mata Kazuki yang memandangnya dengan begitu lapar. Bagaimanapun, ini tetap yang pertama untuknya dan dia merasa agak sedikit malu.

Pun, dia melirik ke arah Kazuki dan menarik nafas melihat tubuh pria itu. Kulit kecoklatan Kazuki, bentuk tubuhnya yang masih terjaga dengan baik karena Kazuki rutin pergi ke gym tiap dua hari sekali. Wajahnya memanas saat mendapati kemaluan Kazuki yang sudah mulai berdiri tegak.
Takuya mengulurkan tangannya, ingin menyentuh Kazuki. Untunglah pria itu tanggap dan berbaring di sebelah Takuya, memudahkan tangan Takuya menjelajahi tubuhnya mulai dari pundak hingga ke perut. Takuya tersenyum saat nafas Kazuki mulai memburu, matanya terpejam dan sesekali melenguh karena sentuhan Takuya terasa seperti membakar kulitnya.

Kazuki mengepalkan tangannya sebelum melakukan hal yang sama pada tubuh Takuya seraya menanamkan baik-baik dalam ingatannya di bagian mana Takuya suka disentuh dari cara tubuh Takuya bereaksi dan erangan lembutnya. Kazuki kemudian mengangkat tubuhnya, menumpukan siku di sisi kepala Takuya dan merendahkan tubuhnya. Takuya meletakkan tangannya di atas lengan Kazuki.

Cantik sekali. Pikir Kazuki. Rambut Takuya yang kecoklatan membingkai wajahnya yang seputih susu dan matanya mengerjap tanpa dosa. Kazuki pun menciumnya, meyakinkan diri kalau apa yang akan dilakukannya sama sekali bukan sesuatu yang salah dan sama sekali tak patut untuk disesali kemudian karena dia begitu menyayangi pemuda ini. Saat Takuya membuka bibirnya dan mengejar lidah Kazuki yang menyerbu masuk, Kazuki tahu dia tak ingin membuang-buang waktu lagi.

Kulit mereka bersentuhan dan Takuya mendesah. Tangannya kini diletakkan di atas bahu Kazuki, membalas ciuman Kazuki dengan tak kalah antusias dan berbagi hasrat yang sama. Tak hanya sekujur tubuhnya yang mulai berpendar dan terasa begitu sensirif, selangkangannya mulai berdenyut hangat dan agak nyeri. Jantungnya berdebar makin kencang mengira-ngira apa yang akan dilakukan Kazuki saat merasakan pria itu beringsut.

Kazuki beralih mengecupi rahang dan leher Takuya, terus turun ke leher dan dada pacarnya itu. Rasanya manis sekali. Takuya menarik nafas tajam saat Kazuki menemukan tonjolan dadanya. Sentuhan basah lidah Kazuki membuatnya mengerang dan melengkukan punggung. Takuya terengah, menyelipkan tangan ke antara tubuh mereka dan melakukan hal yang sama pada Kazuki dengan jari-jarinya. Kazuki mendesis, tubuhnya bergetar karena sentuhan Takuya mengirim sinyal begitu nikmat sampai dia merasa begitu dekat dengan puncak kenikmatan itu.

Takuya membisikkan namanya. Terdengar begitu manis dan bergairah di telinga Kazuki. Kazuki menjangkau ke lemari kecil di dekat tempat tidurnya, mengobrak-abrik laci dengan tak sabar dan begitu menemukan apa yang ia cari, ia berlutut di depan Takuya.

Wajah Takuya terasa panas saat melihat Kazuki melumuri tangannya dengan cairan bening dari dalam botol kecil itu. Kazuki menatapnya sesaat lalu menangkupkan tangannya yang besar di sekeliling kemaluan Takuya. Takuya mengerang. "Angh...."

Kazuki menggerakkan tangannya, perlahan, ke atas dan ke bawah. Tangannya yang lain mengelus sisi paha dan pinggul Takuya, membuat pemuda itu melebarkan kakinya dan mengangkat pinggul. Takuya membuang muka, tak berani menatap Kazuki dan mengerang saat Kazuki mulai menekan lembut di beberapa tempat, mencari-cari titik yang sensitif. Lagi-lagi menjadikan erangan Takuya dan hentakan pinggulnya sebagai panduan.

Sungguh, dia tak mengerti bagaimana mungkin dia bisa menunggu selama itu untuk sesuatu seperti ini.

Takuya tersengal, tangannya menggerut seprai dengan erat. Sebentar lagi, sebentar lagi Kazuki akan jadi miliknya. Sepenuhnya miliknya. Takuya mengerang, menjulurkan tangannya dan mengaitkan jari-jari mereka saat Kazuki menyambut. Dia ingin dicium lagi karena rasanya begitu nikmat sampai Takuya nyaris tak tahan.

Kazuki memagut bibir kekasihnya dengan bernafsu. Menyalurkan hasratnya sendiri ke dalam mulut dan bibir Takuya yang masih terus mengerang dengan begitu manis dan menggairahkan. Kazuki melenguh. Dia bisa merasakan kemaluannya sendiri mulai terasa nyeri dan sudah meneteskan cairan bening dari ujungnya.

"Katakan. Katakan kau menginginkanku." Bisiknya di depan bibir Takuya dan tangannya menghentak ke bawah dengan keras.

"Anh!" Tubuh Takuya menggelinjang. Pinggulnya terangkat tinggi dari kasur dan dipagutnya bibir Kazuki. "Mnh... Aku ingin... Aanh... Aku ingin Kazuki...aaaagh."

Kazuki mencium Takuya sekali lagi sebelum duduk tegak, menjangkau botol pelumas lagi dan melumuri kemaluannya yang tegang. Jari-jarinya pun dilumuri sekali lagi. Takuya berbaring dengan terengah-engah, mengamati Kazuki dengan jantung berdebar keras. Pemandangan itu tak bisa membuatnya berpaling. Kazuki terlihat berkonsentrasi penuh dan mendesah saat menggerakkan tangannya di kemaluannya sendiri. Takuya menarik nafas dalam-dalam saat Kazuki memposisikan dirinya di antara kedua kaki Takuya. Dengan lembut ditumpukannya kaki Takuya di atas pahanya dan beringsut mendekat.
Jari-jarinya menyentuh ke antara celah bokong Takuya dan mengelus jalan masuk ke tubuh pemuda itu. Takuya menggigit bibir namun tak urung memekik saat satu jari Kazuki menembus perlindungannya. Jari Kazuki yang panjang menekan masuk perlahan sementara matanya memperhatikan ekspresi Takuya.

Pemuda itu kembali menggigit bibir karena rasanya agak tak nyaman. Kazuki menyentuh dagu Takuya, khawatir Takuya akan menggigit bibirnya hingga berdarah. Diusapnya dengan lembut bibir Takuya yang memerah, begitu lembut seperti mengelus kelopak bunga. Takuya mengerjap, menemukan Kazuki tersenyum dan melihat betapa tampannya pria itu. Takuya pun tersenyum kecil. Lalu mengerang karena Kazuki mulai menggerakkan jarinya. Perlahan, mempersiapkan tubuh Takuya dengan penuh sayang.

Beberapa kali dan Kazuki sudah sangat tak tahan. Ditariknya jarinya keluar dengan pelan lalu membawa kemaluannya ke depan jalan masuk ke tubuh Takuya. Ujung kemaluannya menekan pelan dan Kazuki menggeram. Badannya merunduk untuk mencium Takuya, menatapnya mencari ijin untuk masuk dan Takuya mengangguk kecil. Kepercayaan besar itu membuat tubuh Kazuki bergetar dan mulai menekan masuk.

Takuya membenamkan kepalanya ke dalam bantal. Tangannya mencengkeram lengan Kazuki dengan erat. Sakit sekali sampai air matanya nyaris terbit dan nafasnya tersengal hebat. Kazuki menggeram, tubuh Takuya mencengkeram erat dengan defendif dan nyaris membuatnya meledak. Maka ia berhenti bergerak, mengelus pinggul Takuya dan menciumnya untuk menenangkan Takuya.

Kazuki kembali bergerak setelah Takuya menarik nafas dan mengangguk. Tak berapa lama, Kazuki mendapati dirinya terbenam seluruhnya di dalam tubuh Takuya yang hangat dan berdenyut lembut. Rasanya luar biasa. Sangat luar biasa dan begitu nikmat. Kazuki menumpu tubuhnya dengan siku kanannya sementara tangan kirinya mengangkat kaki kiri Takuya dan mulai menyentak-nyentak pendek agar Takuya terbiasa dengan ukuran tubuhnya.

Takuya bahkan tak sempat mengambil nafas saat Kazuki mulai bergerak. Bibirnya melepaskan erangan-erangan sementara sesuatu yang nikmat menjalar dari bagian bawah tubuhnya, menyelusup ke tiap sendi dan membuat seluruh tubuhnnya menggelenyar. Perlahan Takuya mulai tak mempedulikan rasa sakitnya dan merasakan gesekan lembut dalam tubuhnya. Otot tubuhnya otomatis mulai mengencang, menyambut tiap kali Kazuki menekan masuk.

"Anh...ahn...Kazuki...mmnh..."

Kazuki pun menarik kemaluannya, nyaris seluruhnya lalu menghujam lagi. Kali ini mencoba menekan panjang dan dalam. "Sakit?" Tanyanya lirih.

Takuya menggeleng. "Umh...tidak... Ahn...rasanya...ah...sedikit aneh...tapi...aaaanh..."

"Di sini?" Kazuki menekan dari sudut yang berbeda dan tubuh Takuya menggelinjang hebat seraya mengerang keras. Kazuki tersenyum, mengganti kecepatannya secara berkala namun terus menerus menekan di titik yang sama.

Takuya sudah tak bisa berpikir. Erangannya tak terkendali. Titik yang disentuh Kazuki terasa begitu nikmat dan membuatnya melengkungkan punggung, melingkarkan kakinya di pinggang Kazuki untuk menariknya mendekat dan memohon lagi dan lagi.

Kazuki mengaitkan jari-jari mereka, meletakkan tangan mereka di atas lutut Takuya saat gerakannya makin cepat. Takuya pun mulai menggerakkan pinggulnya, menyamakan gerakan dengan Kazuki dan tubuh mereka bergerak dalam irama yang memabukkan.

Klimaksnya makin dekat dan Kazuki yakin dia tak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Tidak dengan Takuya yang mengerangkan namanya dan tubuhnya mencengkeram makin erat. Takuya pun sudah tak sanggup bertahan. Sesuatu membuncah dalam dirinya, mendesak kuat dan akhirnya mendobrak pertahanannya, membuat Takuya menjerit dan melihat bintang di balik kelopak matanya. Kazuki menggerung dan menghentak beberapa kali sebelum menyusul Takuya mencapai puncak kenikmatan itu.

Mereka berciuman, panjang dan lama. Membagi perasaan dan hasrat yang masih meluap. Takuya memejamkan matanya, merasakan Kazuki masih menyentak lembut sementara tubuhnya sendiri masih dipenuhi gelenyar dan percikan nikmat. Kazuki akhirnya menarik keluar tubuhnya dan berbaring di sebelah Takuya. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh mereka sementara Takuya beringsut mendekat, memeluk Kazuki dan membenamkan kepalanya ke lekuk leher Kazuki. Seulas senyum meghiasi bibirnya. Kazuki pun mendekapnya erat.

Kazuki tak pernah jatuh tertidur dengan perasaan senyaman dan sepuas itu seumur hidupnya.

41 comments:

  1. CONGRATULATIONSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS!!!!!!!

    *applause* AKHIRNYA. PENANTIAN YANG TIDAK SIA-SIA.

    MARI KITA PESTA, KAZUKI AKHIRNYA SUKSES JUGA.

    (/capslock)

    ReplyDelete
  2. Akhirnya yang dua biji ini menyusul!! Banzaii!! Mari selamatan nasi merah~ XDXD *potong tumpeng buat panda-san*

    ReplyDelete
  3. *bikin bubur merah putih*

    Aku tak mau tumpeng! Minimal Marzano #loh

    ReplyDelete
  4. SAIKOU OMEDETOU GOZAIMASU!!!! DONO!!!




    selamat ya, ngga sia-sia ngebesarin Takuya sampai jadi secakep itu kan, Kazuki? XDDD *lempar lempar confetti*
    yang ini pasti pintunya ditutup rapat dan dikunci dua kali. Ima kara ganbatte!!!

    ReplyDelete
  5. Woooooh!!! Besok akan kupasang itu posternyaaa!!! *cium2 Nei*

    ReplyDelete
  6. OMEDETOUUUUU!
    BANZAI!!!
    Berhasil berhasil berhasil HORE!!!

    Akhirnya "tembus" juga! Yay!

    Ayo hitamkan mata daruma!

    Rasanya pengen nari poco poco tengah malam...

    ReplyDelete
  7. A...AKU... AKU TERHARU. TERNYATA BEGITU MULUSNYA BELAH DURENNYA. PAK NELAYAAAAAAAAAANNNNNN GYUUNYUU-CHAAAAAAAAAAAANNNNNNNN SELAMAT YAAAAAAAAAAAA *susut air mata sambil ngajak Panda mabu-mabuan yogurt*

    ReplyDelete
  8. @abuchan LMAO kalo beneran poco2, tlg poto ya

    @Icha bikinnya di henpon, malas bikin konflik *panda mabu' susu*

    ReplyDelete
  9. Untung bikin belah durennya ga bareng gw, bisa ga selamat pak nelayan. *disambit dayung*

    ReplyDelete
  10. Ah, tanuki. Kau begitu mengerti diriku. Pas nulis juga gue mikir, ini pasti gak jadi kaya gini kalo bikinnya bareng dirimu ♥

    ReplyDelete
  11. Aaaawww sini sini panda sayang tanuki peyuk. *libet pake buntut trus mamam pipinya*
    Tapi biarkanlah begini saja, sudah cukup gw menyiksa pak nelayan. Kalo gw yang bikin bisa-bisa Gyuunyuu-chan selesai duluan... atau malah Pak Nelayan yang selesai duluan cuma dengan ngeliat Gyuunyuu-chan (gyay)

    ReplyDelete
  12. Khihihihihi....

    Akhirnya bisa baca, tadi komputer dipake & hape low batt XD


    KAZUKIIIIIIII!!!! SELAMAT yah! SELAMAT!

    Terus gw nyengir lebaaaaaaaaaarrrrr begini di pojokan...

    Btw, semoga nasib Kazuki tak apa2 kalau nanti ketahuan Takumi sudah membeginikan dan membegitukan anak satu2nya *LOL*

    ReplyDelete
  13. @Icha *bales gigit2 buntutnya* Niatnya tadinya malah pengen bikin Gyuunyuu-chan kesakitan banget sampe pingsan *ninja*

    @Riri: hey, kau! Ero kappa! *colok*

    Lah, kalo di fanfic Nei katanya Kazuki udah ngaku ke Takumi kalo dia macarin anaknya kan? *lirik Nei*

    ReplyDelete
  14. Semoga Kazuki segera jadi bapak-bapak sebelum jadi kakek-kakek *dijala*

    Takumi mungkin mikirnya dia kena karma karena dulu membeginibegitukan anak dibawah umur *Ruito batuk-batuk*

    ReplyDelete
  15. ...............Kazuki bisa dicincang Takumi kalo begitu, bb. Kasian. XD *usel usel*

    ReplyDelete
  16. @Rey: ihihihihihihihi rencananya sih mereka akan punya anak duluan dibanding Ma-kun dapet bayi celeng LOL

    Ma-kun: *pouts* yang penting sudah ada Masaki *angkat idung jumawa*

    @Icha: ihihihihihihihihi nanti ubannya cepet tumbuh kalo gitu ya, bb *jilat pipi*

    ReplyDelete
  17. sudah sih. :D paling reaksinya Takumi cuma, "Loh itu tadinya kutitipkan untuk Masahiro, tapi kalau kau suka ya tak apalah..." *murah*

    ReplyDelete
  18. OI, TAKUMI! Kau hargai berapa anakmu itu sebenernya, hah? LOLOLOLOLOL

    ReplyDelete
  19. Oi oi Takumi!! Murahan juga ada batasnya tau! XDDDDDD

    @Panda OMG dan gw kebayang Kazuki ubanan *ROFLMAO* Cepatlah punya anak, kalian berduaaa! XDDD

    ReplyDelete
  20. yang penting kan jadi mantu keluarga sugih. Mau dapat adiknya atau kakaknya sih urusan belakangan.

    Kazuki, ubanan... ROFL.

    ReplyDelete
  21. Kazuki udah pernah ubanan, waktu jadi Atobe

    Atobe : Rambut ore-sama UNGU!! UNGU!!!

    Cepatlah punya anak Kazuki, kburu umurmu tak nyampe buat punya mantu *plak*

    ReplyDelete
  22. @Nei kaya keluarganya sendiri kurang sugih aja LOL

    @Icha Lucu kaaaaan? Bapak-bapak keren beruban nganterin anak sekolah kyaaaaaaaaaaa

    @Rey udah dapet Takuya, jadi Kazuki panjang umur kok #eh

    ReplyDelete
  23. adanya kajuki dianggap kakeknya. . .

    ReplyDelete
  24. Ih gw suka tuh liat bapak2 berambut putih seluruhnya. Apalagi kalo masih keren. 8D
    Kayaknya lucu banget kalo anaknya cewe. Trus gw malah kebayang anaknya kayak Yukito, kecil putih bulet jago ngedance suaranya bagus. 8DDDDD

    Micchi: ANAK GUE ITUUUU

    ReplyDelete
  25. anaknya kazuki tuh. . . . . Shougo.
    atau Mizoguchi Takuya.

    ReplyDelete
  26. Yang penting kan pemandangannya kereeeeeeeen

    ReplyDelete
  27. Shougo terlalu cool untuk jadi anak kedua makhluk itu. XD;

    ReplyDelete
  28. Ya sudah Mizuguchi Takuya saja, pas kan sama-sama rider. Mainannya imagin. #plak

    ReplyDelete
  29. .........kurang tjakeup *dipantatin Momo*

    ReplyDelete
  30. Anaknya cewek? Kaya anaknya Hirano? *woot* #sebarfitnah

    ReplyDelete
  31. hummm, cewe cakep mungil lucu putih suaranya bagus. Dareeee?

    ReplyDelete
  32. Itu, Shioji-nya Boukenshatachi. (gyay)

    ReplyDelete
  33. itu mah anaknya pak guru senyuman

    ReplyDelete
  34. ..........kemanisan. LMAO

    ...eh jangan2 dia juga duda? (gyay)

    ReplyDelete
  35. Kok kau malah senang kalo Pak Guru Senyuman itu duda? LMAO Yah, mukanya cocok sih (ninja)

    ReplyDelete
  36. Cewk ya. . . . . Yang chantik, putih, manis, suaranya bagus. . . . . Nozomi Ohashi? Yang duet sma dbsk nyanyi Ojiisan no Tokei. . .

    ReplyDelete
  37. @Panda; KARENA!
    Karena mukanya bagai salaryman di manga BL Gentle Papa 8DDDD

    ReplyDelete
  38. AKHIRNYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    HILANG SUDAH KEPERJAKAAN 2 ORANG ITU. WKWKWKWK.

    jadi, kapan peresmiannya?? dibarengin sma si boochan?? *sodor mic ke Kajuki

    ReplyDelete