Friday, April 15, 2011

[fanfic] AU KumaxYuuki - Indulgent

Fandom: Musical Tennis no Ouji-sama 2nd Season/Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Wada TakumaxOgoe Yuuki, Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: PG-13
Warning: BL, AU, OOC. No plot just boys making out.
Disclaimer: MMV, Box Corp, Top Coat & respective offices. No profit gained. No harm intended. I do own anything
Note: MARI KITA SEMBAH HOMME 12!!!! *kasih dupa*



Takuma tak benar-benar tahu apa yang terjadi hari ini tapi dia senang sekali saat Yuuki menyambutnya dengan hangat. Lebih hangat dari biasanya dan bahkan menciumnya tanpa diminta. Padahal mereka berencana untuk bertemu dengan Tori dan Masahiro hari ini untuk makan siang bersama tapi rencana itu tampaknya sudah terlupakan dengan posisi mereka saat ini: berbaring nyaman di sofa empuk ruang tengah dengan Yuuki menindih Takuma dengan nyamannya.

Tentu saja Takuma tak mungkin keberatan dengan kondisi itu. Satu tangannya menyelip ke balik T-shirt Yuuki, mengelus kulit punggungnya dengan lembut sementara Yuuki memeluk pinggangnya dengan posesif dan sibuk menikmati leher dan rahang Takuma. Tangan Takuma yang lain menyingkirkan rambut Yuuki yang menggelitik hidungnya, beringsut dengan sukarela saat Yuuki menyelipkan satu kaki ke antara kedua kaki Takuma.

Berbagi kecupan lembut dan belaian sayang. Tertawa pelan dan lirih jika salah satu menyentuh tempat yang sensitif. Tak benar-benar berniat melakukan lebih meski bagian bawah tubuh mereka berdenyut nyaman dan kadang saling menekan dengan menggoda. Merasakan kulit yang hangat melalui lembaran pakaian, menghirup wangi tubuh yang segar, dan memuja tatapan penuh cinta yang diberikan.

Takuma mengecup ujung hidung Yuuki, menggeram pelan saat lutut Yuuki menggesek pelan selangkangannya.

"Nnh...Kuma..." Yuuki tak bisa menahan erangannya karena jemari Takuma mengusap pelan tonjolan dadanya dari balik T-shirtnya. Dipagutnya pelan bibir kekasihnya itu. "Tidak memberitahu Matsuzaka-sensei kalau kita akan telat?" Bisiknya dengan nafas agak tersengal.

Takuma mengangkat alis. "Aku harus bilang apa? 'Maaf ya, Matsuzaka. Tapi aku sedang ditindih Yuuki. Jadi akan terlambat datang.' Begitu?" Bisiknya di depan bibir Yuuki yang sudah begitu merah karena terlalu sering dicium.

Wajah Yuuki merona dan digigitnya bibir bawah Takuma. "Memangnya Kuma berani bilang begitu?"

Takuma mengelus sisi tubuh Yuuki dengan sayang. "Matsuzaka sih paling hanya akan tertawa. Dia kan pengertian sekali."

Bibir Yuuki mengerut sebal. Tubuhnya diangkat menjauh sedikit. "Kuma mau membuatku cemburu ya?"

Dokter itu mengerjap bingung. "Loh?" Lalu tertawa pelan. Ditariknya tengkuk Yuuki ke bawah lagi untuk menciumnya dengan hangat. "Aku tak bermaksud begitu kok. Tapi memang kenyataannya begitu. Lagipula dia kan bersama Inoue-kun, pasti tak akan sadar juga kalau kita terlambat."

Yuuki mengerang pelan, menyusupkan lidahnya ke dalam mulut Takuma. "Hmmm..." Gumamnya, sudah tak begitu peduli dengan apapun yang dikatakan Takuma. Toh, dia tak benar-benar merasa terganggu. Tampaknya kekasihnya itu pun paham karena sama sekali tak berusaha meyakinkan Yuuki lagi dan kembali menyambut ciuman Yuuki dengan tak kalah antusias.

Tubuh Takuma menggeliat pelan saat Yuuki menyelipkan tangan ke antara tubuh mereka dan jemarinya menari-nari di dada Takuma. Ditariknya tubuh Yuuki untuk makin merapat padanya, membiarkan Yuuki menggesekkan selangkangannya dengan pelan di paha Takuma.

"Mmh... Kita harus benar-benar pergi ya?" Bisik Yuuki parau.

Takuma menggeram pelan, menjilat kulit di belakang telinga Yuuki yang membuat pemuda itu mengerang resah. Tangannya berusaha menjangkau ponsel di saku belakang celananya sementara masih sibuk meladeni Yuuki yang kembali mengecupi lehernya dengan menggoda.

---------

Ponsel Tori bergetar pelan di dalam sakunya dan sang pemilik harus susah payah melepaskan tangannya dari cengkeraman sang kekasih dengan melempar tatapan tajam.

"Pasti Wada sudah sampai deh," sungutnya seraya menarik keluar ponselnya dan menekan beberapa tombol untuk membuka pesan.

Tori mengerjap pelan lalu tertawa geli. Masahiro mengerutkan kening tak suka. Tori memutar ponselnya supaya Masahiro bisa membaca isi pesan dari teman Tori itu.


To: Matsuzaka Tori
From: Wada Takuma
Subject: Makan malam?

Matsuzaka, kita geser ke makan malam saja ya? Aku harus mengurus seekor kucing dulu.


Masahiro masih tak mengerti apa maksud pesan itu tapi pertanyaan yang sudah siap meluncur dari bibirnya tertelan begitu saja karena Tori melingkarkan lengan ke lehernya dengan manja dan matanya yang meredup menggoda sungguh tak bisa ditolak Masahiro.

"Bilang saja datang telat untuk makan malam pun tak apa-apa kok." Bisiknya, menjilat dagu Tori dan mengusap pinggang tunangannya.

"Hmm... Tak perlu dijawab." Gumam Tori seraya mencium Masahiro.

-end-

17 comments:

  1. BANZAAAAAAAAI BANZAAAAAAAAI! (lmao) ngurus kucingnya jangan kelamaan, Kuma, atau nanti makan malamnya batal juga.

    ReplyDelete
  2. *lagi nunggu bis bareng Ley*

    *cengengesan di tempat umum*

    I LOVE YOU ALL.

    ReplyDelete
  3. MAKAN MALAM GA PENTING! URUS AJA KUCINGNYA! MEAL IS OVERRATED!!!

    ReplyDelete
  4. Gue pengen UNTUK KALI INI, kk Anne nulis oi!

    ReplyDelete
  5. Gue pengen UNTUK KALI INI, kk Anne nulis oi!

    ReplyDelete
  6. Tapi kan kami bukan KumaYuuki... *ngeles*

    ReplyDelete
  7. Ya sudah, KenkiMicchi pun gue oke. *grin*

    ReplyDelete
  8. LOL. Gw lagi di kafe ma temen2 gw sampe cengengesan, gigit2 lidah saking pengen ketawa. Graaa~, gw tampak ero sekali =p

    ReplyDelete
  9. "Aku mengurus kucing dulu. Yang ini suka sekali menggigit dan mencakar..... Dengan sayang..."
    gya!! XDD *gaplokkuma

    ReplyDelete