Monday, April 4, 2011

[fanfic] AU KenkixMitsuya - Trust

Fandom: D2/Tennis no Oujisama Musical 2nd Season
Pairing: Yamaguchi Kenki x Mitsuya Ryou, hinted Wada Takuma x Ogoe Yuuki
Rating: PG-13 for kissing and serious issue
Warning: BL, AU, OOC, cheesy
Disclaimer: Watanabe Pro, MMV, and respective agency offices. I do not own anyone. No profit gained. No harm intended.
Note: Karena hari ini awol, jadi saya menulis *ninja*
Buat tanuki mesum tersayang *ndusel* dan semuanya saja. Mari menunggu kemunculan Yukito dari Nei! Yay! Enjoy.



Mitsuya menunggu dengan sabar sampai mobil mini milik Kenki menepi dan berhenti sebelum melompat masuk dan memasang sabuk pengaman.

"Menunggu lama?" Tanya Kenki.

Mitsuya menggeleng. "Tadi kebetulan meetingnya agak lama. Sainei-san sedang ingin mengevaluasi beberapa klien yang perkembangannya lambat. Aku tidak kena sih tapi tetap saja harus ada di situ. Kupikir tadi malah aku yang akan telat." Mitsuya mendesah dan menurunkan penahan cahaya, mengintip penampilannya di cermin kecil di situ lalu menutupnya lagi dan menoleh pada Kenki yang sudah menjalankan mobil. "Ngomong-ngomong tidak apa-apa nih? Kenki sedang ujian kan?"

Kenki mengedikkan bahu sambil tersenyum. "Tak apa-apa kok. Lagipula aku sedang ingin ketemu Micchi."

Pipi Mitsuya bersemu merah dan Kenki mencubitnya gemas. "Tapi tak bisa terlalu malam ya." Lanjutnya.

Mitsuya mengangguk mengerti. Toh, besok dia juga harus sekolah. Sebenarnya tak sengaja bilang ingin belanja karena pikirannya sedang suntuk saat menelepon Kenki dan tunangannya itu langsung bilang akan menemani. Pun begitu, Mitsuya nyaris membatalkan karena baru ingat kalau ada pertemuan di tempat kerja sambilannya sepulang sekolah. Tapi karena Kenki bilang tak masalah, maka di situlah mereka sekarang, di dalam mobil Kenki menuju Shibuya.

Untunglah lalu lintasnya tidak begitu ramai dan Mitsuya memandangi langit yang berubah merah perlahan menggelap sambil sesekali mengambil foto dengan ponselnya. Kenki melirik ke arah tunangannya dan tersenyum kecil. Mitsuya selalu terlihat cantik dan manis dan Kenki betah memandanginya berjam-jam sampai ditimpuk Mitsuya dengan apapun yang ada di dekatnya.

Shibuya malam itu pun tetap ramai seperti hari biasanya. Kenki bersyukur ini bukan malam minggu atau mereka tak akan mungkin bisa menembus kerumunan orang yang menyusuri jalan. Mitsuya menjalin jari dengannya setelah tersenggol seorang kurir yang tampak begitu terburu-buru dan menggerundel karena majalahnya terjatuh. Kenki hanya tertawa, bertanya "Daijoubu?" dan mengeratkan genggaman tangannya sampai ke toko yang dituju Mitsuya.

Kenki memang tak hobi beli barang. Tapi dia jadi cukup tahu tentang toko-toko dan perkembangan fashion terbaru sejak mengenal Mitsuya. Kenki tak pernah keberatan menemani Mitsuya belanja dan ditarik ke sana kemari. Di tengah pertandingan atau di dalam toko baju, Mitsuya yang bersemangat dengan mata berbinar-binar terpaku pada target yang dituju seperti itu, membuat Kenki senang. Kenki mengakui kalau ia pria yang cukup simpel. Selama apa yang dilakukan menyenangkan dan tidak mengganggu orang lain, Kenki tak akan keberatan.

Mitsuya sudah keluar masuk ruang ganti untuk ketiga kalinya sementara Kenki pergi melihat-lihat sepatu. Siapa tahu ada yang bagus dan tak terlalu mahal. Kenki sedang memperhatikan sebuah Adidas ClimaCool saat Mitsuya muncul di sampingnya sambil merengut.

"Kenapa?" Kenki meletakkan sepatu lari itu ke tempatnya semula.

"Jaket yang kutaksir tak ada ukuranku." Jawabnya singkat.

"Masa?" Kenki mengangkat alis tak percaya.

Mitsuya mengangguk, pipinya menggembung. "Katanya itu laku sekali jadi stok barunya belum datang."

"Ah. Lalu?"

"Ya mau bagaimana? Kalau dipaksakan beli nanti jatuhnya tidak bagus. Eh, Kenki mau beli itu?" Mitsuya menunjuk sepatu Adidas itu.

Kenki menggeleng. "Cuma lihat-lihat saja kok. Mau lihat di tempat lain?" Tawar Kenki.

Mitsuya mengangguk. "Jelas dong!"

Kenki tertawa dan mengulurkan tangan pada Mitsuya yang disambut setengah malu-malu karena diperhatikan penjaga toko di dekat mereka. Kenki mampir sebentar di kios penjaja es krim dan membeli es krim coklat yang ditolak Mitsuya yang lebih memilih frozen yoghurt di kios sebelahnya. Mereka terpaksa tak bisa masuk toko sampai es krimnya habis.

Di toko berikutnya, Mitsuya melonjak senang karena sedang ada diskon besar-besaran. Kenki harus mengakui toko yang ini punya koleksi jaket yang cukup keren. Dia bahkan tertarik pada sebuah jaket kulit beraksen risleting asimetris sementara Mitsuya sudah heboh berpindah-pindah lorong karena begitu banyak yang menarik perhatiannya. Kenki mengambil jaket itu dan mencobanya. Kerahnya tinggi dan panjangnya pas di pinggang Kenki. Ukurannya juga sangat pas di badannya. Ada aksen ikat pinggang besi di sisi dan ujung lengan. Cukup sederhana dan...

"Kakkoiiiii..."

Kenki menoleh dan nyengir lebar. "Keren ya?"

"Sangaaaat!" Mitsuya berputar-putar mengelilingi tunangannya, mengamati Kenki dengan seksama lalu menunjuk-nunjuk jaket itu. "Ambil! Kenki harus ambil!"

"Sou?" Kenki melirik ke arah tag harga yang menggantung dari lengan kanan jaket itu dan meringis. Matanya kemudian beralih ke rak tempat asal jaket itu dan melihat tanda diskon 60%. "Baiklah." Cengirnya.

Mitsuya melonjak-lonjak senang. "Ada yang menarik?" Tanya Kenki sambil melepas jaket itu dan memasukkannya ke tas plastik yang sudah berisi belanjaan Mitsuya. Pemuda cantik itu nyengir lebar dan menunjukkan apa yang ditemukannya pada Kenki. Sepasang sepatu boot kulit, ikat pinggang beraksen tali warna ungu dan trench coat hitam yang menurut Kenki lebih bagus dari jaket yang diincar Mitsuya di toko sebelumnya.

"Tak apa-apa belanja sebanyak itu?" Bisik Kenki saat Mitsuya menyeretnya ke kasir.

Mitsuya nyengir lebar. "Uang dari Prince Agency baru turun. Ehehehehehehe."

Kenki ikut tertawa dan menepuk kepala Mitsuya. "Ii ne." Pandangannya kemudian teralih pada deretan muffler di dekat counter kasir dan tertuju pada satu yang berbahan fleece dan berwarna lavender dengan motif bangau berwarna hitam di ujung-ujungnya. Mitsuya sudah maju ke depan kasir hingga tak memperhatikan Kenki mengambil muffler itu. Juga menunggu dengan sabar saat Kenki mengurus pembayaran jaketnya dan memperhatikan deretan kalung rantai di counter sebelah.

Mitsuya mengerjap kaget saat Kenki menyampirkan muffler itu di lehernya. Ditatapnya Kenki dengan bingung dan Kenki malah menggamit tangannya lagi. "Untuk Micchi." Ujarnya singkat.

Tertegun sejenak, Mitsuya pun akhirnya tersenyum lebar meski wajahnya tersipu dan menjalin jari-jarinya dengan jemari Kenki erat-erat. "Terima kasih."

Kenki mengangguk. "Masih ada yang mau dicari?" Tanyanya saat mereka sudah kembali menyusuri jalanan Shibuya.

Mitsuya menggeleng. "Nanti kemalaman. Makan saja yuk. Aku lapar."

"Oke. Micchi mau makan apa?"

Mitsuya mengerucutkan bibirnya, tampak berpikir sambil celingukan. "Apa saja deh."

"Loh?" Kenki tertawa geli. "Kalau begitu...hmm... Kalau tak salah di dekat sini ada okonomiyaki enak. Mau?"

Mitsuya mengedikkan bahu. Tas belanjanya yang besar dijinjing di bahu karena menolak dibawakan Kenki. "Boleh."

Restoran okonomiyaki yang dimaksud Kenki terletak di lorong di belakang jalan utama Shibuya. Lorong itu dipenuhi jajaran restoran tradisional yang juga ramai pengunjung meski jam makan malam sudah lewat. Mereka celingukan mencari tempat dan seorang wanita setengah baya yang berdiri di belakang counter menunjuk satu tempat agak di pojok.

"Micchi mau apa?"

Mitsuya memperhatikan balok-balok menu yang terpampang di dinding. "Yang tidak pakai daging."

Kenki menggaruk ujung hidungnya dan melirik geli. "Tak usah menahan diri di depanku loh."

"Siapa? Ge er." Sungut Mitsuya. "Akhir-akhir ini pipiku tambah bulat. Kenki tidak sadar?"

Kenki memiringkan kepala, tangannya terjulur mencubit pipi tunangannya. "Siapa yang bilang?"

"Fukubuchou."

Kenki tertawa dan menarik pipi Mitsuya sampai pemuda itu nyaris memekik dan menepis tangan Kenki. Diusap-usapnya pipinya dengan kesal. Kenki masih terkekeh dan hendak menyahut saat seorang pelayan datang membawa dua gelas air dan menanyakan pesanan mereka.

"Yang super ya. Daging babinya yang banyak." Ujar Kenki cepat.

Pelayan itu mengangguk dan berlalu. Mulut Mitsuya menganga dan detik berikutnya langsung mencubit-cubit lengan Kenki. "Kenapa malah pesan yang ituuu?"

Kenki menjauhkan lengannya dan nyengir sambil mencubit hidung Mitsuya. "Aku tak peduli pipimu bertambah bulat atau tidak. Micchi tetap cantik kok." Mungkin sudah diciumnya tunangannya itu kalau saja bukan karena panggangan panas di tengah meja.

Wajah Mitsuya sontak bersemu dan ditepisnya tangan Kenki. "Aku tak mempan dirayu." Sungutnya.

"Sou?" Kenki terkekeh. Pelayan datang lagi dengan pesanan mereka dan sejenak kemudian mereka sibuk memanggang okonomiyaki berukuran cukup besar untuk dihabiskan berdua. Pada akhirnya Mitsuya tetap makan dengan lahap karena perutnya memang sudah lapar sekali. Malahan menambah katsuobushi dan mayonaise banyak-banyak. Kenki tertawa sampai terbatuk-batuk dan Mitsuya menimpuknya dengan manisan jahe.

"Micchi,"

"Hmm?"

"Mau buat tabungan berdua, tidak?"

Mitsuya nyaris tersedak karena sedang mengunyah dan buru-buru minum air putih banyak-banyak. Dia terbatuk beberapa kali lalu menatap Kenki beberapa lama. Tunangannya itu menatap lurus-lurus padanya tanpa berkedip malahan sambil tersenyum.

"Umh...tabungan berdua?"

Kenki mengangguk.

"Untuk apa?"

Kenki menopang dagu dengan tangannya yang memegang sumpit. "Aku kan berniat menikah dengan Micchi."

Mitsuya nyaris tersedak lagi. Buru-buru ditelannya makanan dalam mulutnya dan minum lagi. Lalu memutuskan berhenti makan karena tak ingin tersedak lagi. Kemudian jadi agak salah tingkah.

Kenki memotong jadi dua potongan terakhir okonomiyaki di piringnya. Masih tersenyum. "Hmmm... Bagaimana bilangnya ya? Aku berniat meneruskan pertunangan kita loh. Beberapa hari ini terpikir kalau mungkin dengan punya tabungan bersama, kita bisa latihan untuk nanti. Micchi lebih pintar mengatur uang daripada aku. Mungkin aku juga bisa belajar dari kamu. Bukan berarti aku ingin kita cepat-cepat menikah loh. Micchi kan masih sekolah. Aku juga masih ingin menyelesaikan kuliah dan mencari pekerjaan yang bagus."

Mitsuya tak tahu harus bereaksi bagaimana. Di satu sisi dia tersanjung tapi di sisi lain, dia merasa pembicaraan ini terlalu cepat. Sekalipun tidak terlalu cepat, dia tak menyangka kalau masalah seperti itu harus dibahas juga.

"Aku tidak memaksa loh." Kenki berujar lagi. "Habiskan okonomiyakinya ya."

Mitsuya mengangguk dan menghabiskan makanannya dalam diam. Pemuda cantik itu masih tak banyak bicara ketika mereka melangkah keluar dan Kenki menggandeng tangannya lagi. Mitsuya balas menggenggam erat, sesekali mencuri pandang pada Kenki yang bersikap pembicaraan barusan tak terjadi sama sekali. Bahkan tak tampak tersinggung meskipun Mitsuya tak menanggapi. Kenki selalu seperti itu sampai Mitsuya sebal sendiri karena jadi merasa dia harus segera menjawab tapi dia sama sekali tak tahu harus menjawab apa.

Kenki mengantarnya pulang, tentu saja. Begitu menghentikan mobil dan mematikan mesin, Mitsuya sibuk membereskan barang belanjaan dan tasnya.

"Yuuki-chan belum pulang?" Tanya Kenki saat melihat lampu rumah yang gelap.

Mitsuya mengangguk. "Menginap di tempat Wada-sensei."

Kenki mengangguk-angguk. Badannya kemudian dicondongkan untuk mengecup pipi Mitsuya tapi langsung berhenti karena Mitsuya mendadak menoleh ke arahnya.

"Anu... Soal tabungan bersama itu..."

Kenki menggeleng. "Tak usah dipikirkan. Kalau Micchi tak mau, aku tak apa-apa kok."

Mitsuya ikut menggelengkan kepalanya. "Bukan. Maksudku, dulu kan kamu pernah janji tak akan mengatur-atur aku..."

Kenki tertegun lalu tersenyum. "Maksudku sama sekali bukan itu loh. Kalau menikah nanti, pasti akan banyak pengeluran bersama kan? Aku tak ingin sampai lalai dan membiarkan kamu menggunakan semua uangmu untuk keperluan kita karena aku tak sadar. Kalau kita latihan dari sekarang, nantinya sudah tak ada masalah lagi kan?"

Mitsuya menatapnya. "Kenki....benar-benar ingin menikah denganku?"

Kenki mengangguk mantab. "Suatu hari nanti."

"Kalau aku menolak, apa kamu akan marah?"

Kenki tersenyum. "Tentu tidak. Aku kan sudah bilang, aku tidak mau memaksa. Aku sudah menduga kalau kamu mungkin akan keberatan."

"Kalau sudah menduga begitu, kenapa masih bertanya?"

"Karena."

Mitsuya memukul dada Kenki dengan gemas. Tangannya menggerut T-shirt yang dikenakan Kenki dan menariknya mendekat untuk mencium Kenki. Dipagutnya pelan bibir Kenki dan mengecup lembut.

"Aku tak yakin, tapi kalau hanya latihan, mungkin boleh juga." Ujarnya.

Kenki mengecup ujung hidungnya. "Harus yakin dong. Kalau begitu, lebih baik tidak usah saja."

Mitsuya menarik nafas. Dikecupnya lagi bibir kekasihnya. "Baiklah. Aku mau coba."

"Yakin?"

Mitsuya mengangguk. "Kenki belum pernah mengecewakan aku. Aku juga tak ingin membuatmu kecewa. Jadi, aku akan berusaha."

"Ureshii." Bisik Kenki sambil menarik Mitsuya mendekat dan mendekapnya erat seraya melumat bibir Mitsuya sampai Mitsuya mengerang lirih.

"Kenki tak mau menginap?" Tanya Mitsuya, menggesekkan ujung hidungnya ke bibir Kenki.

Kenki menggeram. "Ingin sekali."

"Besok ujian jam berapa?"

"Jam 10."

"Hmmm..." Mitsuya menjilat bibir penuh tunangannya. "Besok antar aku ke sekolah dulu ya."

Kenki terkekeh pelan. Disambutnya tangan Mitsuya yang terulur dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

-end-

41 comments:

  1. Kenki, kalau Micchi nanti tak mau, menikah denganku saja Kenkiiii, Kenkiiiii. (heart) (heart) aduh kareshi yang ini memang paling kareshiiiiiiii. Tidak pedo, tidak manja, bertanggung jawab. *ditimpuk bocchan dan Kuma-chan*

    ReplyDelete
  2. *timpuk Nei pake boneka monyet*

    Sekarang aku minta Yukito! Jgn sia-siakan usahaku meng-SMS dirimu jam 2 pagi! *digiles*

    ReplyDelete
  3. micchiiiiiii.... slurrrppphhh....!
    *digiles kenki

    ReplyDelete
  4. Duuuuhhhh!!! Cepeeeetttt nikaaahhh deh!!! Ngiri abis nih!!! XDDD
    Emang tuh Kenki terlalu baeeee~~~
    Klo gw sih ya, ampe pacaran ama cewe kayak Micchi, gw bikin aturan tabungan bareng biar gw jatahin belanjanya~~~ wkwkwk

    ReplyDelete
  5. Haha, tapi kan disini Micchi "cewe"nya...
    Masa Kenki yang "cewe"?? *mual*

    Btw Kento itu anak siapa klo bukan Ren yg ngelahirin?? XDDD

    ReplyDelete
  6. Iya sih LOL Kalo Kenki uke-nya, gue bakal.... Gak tau mau komentar apa XDDDDD;;;;

    Waduh, kalo yang itu, tanya sama Nei ajah *ninja*

    ReplyDelete
  7. tapi Micchi sih cewe abis, wong entah brapa tuh temen gw, ditunjukin Micchi nyadarnya itu cowo baru 5 detik setelah liat dadanya... wkwkwk, paraaaah~~~

    Nei!!! tanggung jawab! gw baru sadar knapa Genki dibilang anak tiri... Emg Kento dilahirin Ren apa?? *triak2*

    ReplyDelete
  8. Tidak usah memikirkan hal sepele laaaahhhh~ *kibas tangan*

    ReplyDelete
  9. SEPELEEEE?! hal yang bikin gw gak bisa tidur dan mempertanyakan kodrat gender manusia dan kemungkinan2 seperti apakah Kento bayi tabung, Ren adalah hermafrodit, atau adanya penemuan untuk membuat pria melahirkan, dan lain lain lain lain~~~

    Kau bilang itu sepeleee?! *hiperbolis-ekstrimis-demokratis*

    ReplyDelete
  10. Ihi! Lah, namanya juga tampang buat jualan. Temen gue pas ngliat Kamen Rider W juga sampe sekarang masih gak percaya kalo Sudacchi itu cowok LMAO

    Lebaaaaaay!!! *timpuk bakiak*

    ReplyDelete
  11. Btw, mpreg di dunia fanfic itu udah banyak (dan bahkan di dunia nyata juga udah ada) tapi gue menghindari hal2 seperti itu karena... No. Just no hahahahahaha

    Jadi, sekalipuan nanti Ma-kun sama Tori bakal dapet bayi celeng atau Kazuki dan Takuya bakal dapet bayi kelinci, gue gak akan bilang gimana caranya mereka dapet *ninja*

    Dan seperti kata Nei, tak usahlah dipikirkan yang sepele begitu. Yang penting anak kandung! *dipukul*

    ReplyDelete
  12. Lah sama!!! Mana si Philip pake kayak rok gitu!
    Pertama kali liat Sudacchi gw pikir nih cewe versi jepang dr Moon Geun Young yg maen Endless Love jadi Song Hye Kyo kecil... *kejauhan*

    Nei kabur bneran dah... *geleng2*

    ReplyDelete
  13. Apa ini?!!

    Awwwww...., ternyata yg paling jago menggombal tepat sasarn itu Kenki ya!

    *manyun*

    Micchi~, kenapa tunanganmu itu keren sekali sih?!!!1!!!! *melolong*

    ReplyDelete
  14. Aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih. Cieeee, langkah besar! Bentar lagi, 1 apartemen, dan Yuuki either tinggal bareng mereka atau akan kabur ke apartemen Kuma-chan. LMAO

    Aw, so moe~.

    ReplyDelete
  15. Gw jadi pengen belanja (lagi). *manyun*

    DAN PENGEN KENKI. KENKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!

    ReplyDelete
  16. EH YANG DOYAN BELANJA! KANKENAI YO! /buang. XDDD
    Pasangan ini memang paling married dan wajar sih.

    ReplyDelete
  17. @Anne: kalo 1 apartemen kayanya bakal disuruh nikah sekalian sama emak bapaknya LMAO

    @Icha: alasan, tanukiiii! Kau kan kemarin abis belanjaaaa!

    ReplyDelete
  18. Tapi kan aku tidak beli trench coat! Tidak beli jaket! Tidak beli muffler hampir sih!

    ReplyDelete
  19. Eh Kenki ga boros ya? Anak baik. *ditabrak Ma-kun*

    ReplyDelete
  20. Aku jadi iriiiiiiii~~~~....*mengusel2 Kenki*

    ReplyDelete
  21. @Icha: itu kan lagi diskon critanya! *tiban*

    @Nei: mau boros juga... Duitnya terbatas LOL *dicakar monyet*

    ReplyDelete
  22. Aku mau trench coaaatttt *lospokus*

    ReplyDelete
  23. *ninja* ---> orang yg suka bawa2 trench coat di tas...

    ReplyDelete
  24. Dia punya coat Zara tuh, suka dipake ke PS. *jitak*

    ReplyDelete
  25. ZARA PULA. SINI, KAPPA. KUGORENG KAU!

    ReplyDelete
  26. Iya, sial kappa satu ini. *diam-diam naksir coat yang dipake*

    ReplyDelete
  27. *baru baca*
    APA INI? 8DD Pake acara latihan untuk persiapan jadi suami istri segala. Tabungan bersama. Nani kono riajuu hayaku kekkon shiro!! 8DDD *guling2 gemes*

    ReplyDelete
  28. APAAAAAAAAAAA?????? KAU PUNYA TRENCH COAT ZARA, KAPPAAAAAAAAAAAAAAAA?????????

    @tacc: ihi ihi ihi kan critanya biar Micchi gak kaget nanti kalo jatah belanjanya berkurang #loh

    ReplyDelete
  29. Kappa nemu barang BMan.... (ninja)

    ReplyDelete
  30. KYA! *lalu ninja mencari perlindungan pada Koharu*

    ReplyDelete
  31. Disuruh bagi malah ngumpet. *taser*

    ReplyDelete