Fandom: Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Inoue Masahiro x Matsuzaka Tori
Rating: NC-17
Warning: BL. AU. OOC. pure pr0n. NSFW
Disclaimer: I do not own any of the characters. No profit gained.
Note: Prompt dari Nei. Setting setelah mereka nikah. Ma-kun sudah kerja di advertising agency sebagai art director sekaligus masih nyambi jadi model.
Masahiro tersenyum lebar saat melihat Tori berdiri di ambang pintu ruang kerjanya; masih terlihat rapi meskipun baru saja selesai tugas jaga. Tangannya menjinjing tas kerja dan sebuah kardus kecil berwarna putih yang bisa dikenali Masahiro sebagai bungkusan khas ‘La Petit’. Pemuda itu melambaikan tangan, memberi isyarat pada Tori untuk masuk dan dokter itu pun melenggang santai mendekat. Tasnya diletakkan di atas kursi di depan meja kerja Masahiro dan sambil meletakkan kardus kecil itu di samping laptop Masahiro, Tori mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pipi pemuda itu.
“Hai.”
Masahiro nyengir, balas mengecup ujung hidung Tori. “Hai. Apa ini?” tanyanya sambil menarik kardus putih itu dan mengintip isinya.
”Strawberry Vanilla Shortcake,” jawab Tori pendek sambil memutari meja dan berdiri di belakang Masahiro. Wajahnya dimajukan untuk melihat melewati bahu pemuda itu, menatap laptop Masahiro yang penuh dengan foto-foto dan hasil design yang tak terlalu dimengerti Tori. ”Masih lama?” tanyanya.
Masahiro mengambil sepotong cake dan menggigit. Rupanya dia memang agak lapar dan tak ingat apakah dia sudah makan malam atau belum. Kepalanya menggeleng sebagai jawaban untuk Tori karena mulutnya sibuk mengunyah. Menelan pelan-pelan dan menggigit lagi. Tori tertawa kecil.
“Lapar?”
Masahiro mengangkat bahu. Sebelah tangannya bergerak menyentuh mouse, menge-save pekerjaannya dan berusaha menulis email dengan satu tangan. Tori menggelengkan kepalanya sambil tertawa geli. Tanpa malu-malu, dilingkarkannya kedua lengannya memeluk pundak Masahiro. Menggenggam lebih erat, dikecupnya pipi pemuda itu dengan gemas. Masahiro menyodorkan cake di tangannya ke depan wajah Tori dan dokter itu langsung menggigit tanpa basa-basi. Masahiro tertawa, merengkuh dagu Tori dan menjilat krim yang menempel di sudut bibir Tori. Tak membuang kesempatan untuk mencuri kecupan dari bibir Tori. Tak disangkanya kalau Tori bereaksi dengan cepat dan balas memagut bibir bawah Masahiro dengan sedikit bernafsu. Masahiro terkekeh dari dalam tenggorokannya, meladeni dan balas mencium sampai lehernya terasa sedikit kebas. Sejenak tak peduli apakah pintu ruangannya tertutup atau tidak.
Tori menjauh setelah menjilat bibir Masahiro diiringi erangan pelan. Matanya menatap Masahiro dengan sedikit lapar dan Masahiro menelan ludah. Dikecupnya pria itu lagi dan berbisik dengan suara serak,
“Tori tahu kan kalau ruanganku ini bersebelahan dengan ruangan bosku?”
Tori mengangkat bahu. Sudut bibirnya melengkung nakal. Tangannya terulur mengambil sisa cake yang toppingnya sudah nyaris meleleh dari tangan Masahiro. Dihabiskannya cake itu dalam dua gigitan dengan dagu terangkat dan mata redup menatap Masahiro penuh arti lewat sela bulu matanya yang panjang. Mendadak Masahiro merasa tenggorokannya begitu kering saat melihat Tori menjilati jari-jarinya yang belepotan krim, dengan sengaja menjilat dan mengulum dengan perlahan. Celananya pun mendadak terasa begitu ketat ketika Tori melakukan hal yang sama dengan jari-jari Masahiro. Menjilat tiap buku jari Masahiro dengan ujung lidah, mengecup ujungnya dan memasukkan jari Masahiro ke dalam mulutnya dengan begitu sugestif. Tak lupa mengulum dan menggunakan lidahnya untuk menjilat krim yang menempel sampai Masahiro bergerak gelisah di kursinya.
”Tori~” desisnya menahan lenguhan yang nyaris keluar. Lagi-lagi Tori hanya bereaksi dengan sudut bibirnya yang membentuk cengiran nakal. Lidahnya terjulur menjilat bibirnya sendiri.
”Murai-kun makin pintar buat kue ya?” bisiknya di depan bibir Masahiro dan beringsut untuk memagut garis rahang pemuda itu yang belakangan ini jadi makin terlihat tegas karena Masahiro mengurus. Beberapa kali Tori merengut sebal karena iri tapi selalu dipatahkan Masahiro dengan balas menciumi pipi dan rahang Tori sambil bergumam kalau ”yang ini lebih enak.” Lagipula, Tori tak bisa memungkiri kalau suaminya itu malah jadi makin tampan dengan potongannya yang sekarang.
Masahiro memutar matanya. Tangannya melingkar ke pinggang Tori dan menariknya agar pria itu berdiri di hadapannya agar bisa mencium Tori dengan lebih leluasa. ”Tadi sudah makan cake-nya berapa?” tanyanya ingin tahu. Tori meringis. ”Dua? Dua setengah dengan punya Ma-kun barusan.”
“Sudah kuduga. Lapar sekali?” Masahiro menjilat bibir atas Tori. Tori hanya tertawa. Tangannya terulur menjangkau kardus lagi, mencolek krim dari satu-satunya kue yang tersisa dan menjilat dengan lidahnya. Masahiro menatap ujung lidah tertutup krim itu dan tanpa basa-basi menangkap dengan bibirnya; menghisap dan mengulum pelan. Tawa rendah dan seksi dokter itu menyelingi erangan-erangan pelan mereka berdua.
”Bosmu benar-benar ada di sebelah?” Tori berbisik di telinga Masahiro. Tangannya sudah berada di antara paha Masahiro dan mengelus perlahan. Menekan sedikit lalu menjauh dan menggoda dengan menarik-narik risleting celana Masahiro. Masahiro menggeram dan menggeleng.
“Entah.” Bisiknya parau.
Senyum nakal di bibir Tori membuat Masahiro lagi-lagi tak bisa berkata apa-apa. Dia menurut saja ketika Tori mengambil tangannya dan mengajaknya untuk duduk di sofa merah yang terletak di sudut ruang kerjanya. Tak memperhatikan kalau Tori juga mengambil kardus kue di atas meja dan meletakkannya di dekat paha Masahiro begitu pemuda itu duduk. Perhatiannya tersita oleh Tori yang duduk di pangkuannya, kedua pahanya menjepit pinggul Masahiro dan mencium Masahiro dengan menggoda. Otaknya lebih memilih untuk bekerja sama dengan bagian bawah tubuhnya dan merespon dengan senang gerakan pinggul Tori.
Tapi tetap saja ada bagian kecil dari otaknya yang berhasil mendobrak dan membuatnya bertanya. “Ada apa?”
Tori mengangkat bahu. “Tidak boleh begini dengan suami sendiri?”
Wajah Masahiro bersemu merah. Semua ciuman dan tindakan mesum itu tapi malah ucapan Tori tentang statusnya yang membuatnya tersipu-sipu. Tapi Tori sepertinya tak berniat untuk menjawab dan malah kelihatan sedikit kesal kenapa Masahiro harus bertanya di saat seperti itu. Masahiro tersenyum dan mengusap punggung Tori dengan sayang. Memutuskan untuk mencium Tori agar dokter itu tidak ngambek dan malah meninggalkannya begitu saja. Masahiro sedang tak mau mengunci diri di kamar mandi selama lima belas menit. Bibirnya menggigit pelan daun telinga Tori dan memagut rahang Tori yang seksi itu. Saat itu juga, mata Tori kembali berkilat penuh hasrat, mendorong Masahiro sampai pemuda itu harus bersandar ke punggung sofa. Geraman Masahiro ke dalam mulutnya membuat Tori makin bersemangat dan tangannya pun kembali berkutat dengan ikat pinggang dan risleting celana Masahiro.
Masahiro menutup mata, mendesah dengan pasrah dan nikmat begitu jari-jari Tori meyentuhnya. Menekan di tempat-tempat yang paling disukainya dengan ujung jari yang sesekali menggesek nakal ujung kemaluan Masahiro. Dia nyaris terlonjak saat merasakan sesuatu yang luar biasa dingin di kemaluannya. Masahiro mengumpat pelan dan membuka mata. Menunduk, dilihatnya Tori mengoleskan es krim topping cake mulai dari ujung sampai ke tengah. Mendapati tatapan heran Masahiro, Tori hanya nyengir nakal. Diacungkannya dua jari yang belepotan es krim di depan mulut Masahiro. Entah dia harus bersyukur atau apa karena tiap kali Tori mengkonsumsi makanan manis, pasti akan berakhir dengan dia repot mengejar-ngejar Tori atau Tori yang jadi luar biasa kinky seperti ini. Dengan patuh, dikulumnya jari-jari itu sambil menatap penuh tantangan pada Tori.
Tentu saja Masahiro tak akan protes kalau hasil dari perbuatannya itu adalah Tori yang bergerak turun dari pangkuannya, berlutut di antara kakinya dan membuka mulutnya untuk menjilat bersih es krim dan saus strawberry itu. Satu tangan mengusap paha Masahiro sementara tangan yang lain menggenggam pangkal kemaluan Masahiro. Tori tak benar-benar mengulum, hanya menggunakan bibir dan lidahnya, kadang berhenti untuk menelan atau mengunyah potongan kecil strawberry. Masahiro nyaris mimisan melihat pemandangan itu.
Kepala Tori terangkat, seperti sadar kalau diperhatikan. Bibirnya membentuk senyum penuh arti. Masahiro harus mengulurkan tangan dan menarik pelan rambut Tori, sudah mulai tak bisa menahan kalau Tori terus-terusan menggodanya seperti itu. Tori tertawa dan getarannya sama sekali tak membantu. Tangan Tori bergerak pelan.
”Tahan sebentar lagi ya.” Bisiknya seraya menghadiahi Masahiro dengan kecupan pelan di ujung kemaluannya.
Masahiro melenguh. ”Mana mungkin~”
”Kalau begitu... mau diteruskan di rumah?” Satu alis Tori terangkat penasaran.
Masahiro menutup wajahnya dengan satu tangan dan menggeramkan protesnya. Tori tertawa lagi. Rupanya benar-benar berniat meneruskan menyiksa Masahiro dengan mengoleskan es krim sekali lagi, kali ini menelusuri satu jari penuh krim mulai dari pangkal sampai ke ujung. Masahiro sudah benar-benar ingin protes tapi langsung bungkam. Tori mengecupi seluruh bagian yang terkena es krim dan ketika tiba di ujung, mulutnya terbuka lagi. Lidahnya melingkari ujung kemaluan Masahiro, bibirnya mengatup dan mengunyah pelan potongan strawberry yang ditemukannya. Perlahan, Tori bergerak turun dan menelan kemaluan Masahiro untuk mengulum dan menghisap dengan kuat. Masahiro mengumpat keras.
*****
Tori membuang kotak kue itu ke dalam keranjang sampah di samping meja kerja Masahiro. Senyum puas menghiasi bibirnya saat mengambil tisu untuk membersihkan mulut dan tangannya yang terasa lengket. Sementara Masahiro masih tak bergerak dari posisinya semula. Dadanya bergerak naik turun seiring nafasnya yang masih agak tersengal. Tori duduk di sebelahnya, terkikik melihat Masahiro dan membantunya mengancingkan kembali celananya.
“Kalau besok aku dipecat, ini semua salah Tori.” sungutnya sambil masih menolak melihat ke arah dokter itu.
Tori balas merengut. “Yang berisik kan Masahiro.”
“Gara-gara siapa coba?” Masahiro menoleh dengan sebal.
Tori tak membalas lagi, malah mengecup pipi suaminya itu dengan sayang dan manja. “Habis aku kan kangen Ma-kun.”
Masahiro mengerjap.
Tori mendesah. “Akhir-akhir ini kita hanya bertemu saat sarapan kan? Itu pun jarang karena biasanya Masahiro masih tidur karena pulang nyaris dini hari atau sedang ke luar kota karena ada pemotretan.” Tak sadar, pipinya menggembung. ”Besok juga harus pergi lagi kan?”
Masahiro terdiam dan mengecup bibir Tori sebagai permintaan maaf. “Minggu depan sudah tidak seperti ini kok,” bisiknya. “Tori ingin aku berhenti dan tetap jadi model saja?”
Tori menggeleng dan balas mencium. “Aku cuma ingin mengeluh kok. Bukan berarti aku ingin Masahiro berhenti.”
Tampak berpikir sejenak, Masahiro megecup kening Tori. ”Kalau begitu, besok Tori ikut aku saja.”
”Kenapa?”
Masahiro nyengir dan mengerling nakal. ”Yang kangen kan bukan cuma Tori.”
NGHHHHRRRRRRRGHHHH............. GRAAAAAAAAHHHHH.... SEXY banget jadinya!
ReplyDeleteBENERAN DIBUAT DONG INI!!! XDDDD
Prompt sofa merah & strawberry vanilla cakenya *menggelundung*
Ahiiiiiiiikkksss...., sudah di rumah, tak perlu poker face.
*cengar cengir lebar*
Iyaaaaaaaaaaaannnn~~~~... *melanjutkan gelundungan*
Mama-san...., kau na-kal. Nfu. Tapi aku cinta nakal2 yang macam begini *poke2*
..............Ma-kun pakai baju kerja dan Tori memeluk pundaknya dari belakang.....uunnnnfffff!!! $%@#&$*%*%%^%$$%#&$%#$#~!!!!! *berbusa sampai muntah*
ReplyDeleteINI SEKSI BANGET! <3
Dan...Ma-kun, bos bakalan marah bukan karena kalian melakukan tindak ekshibionis di ruang kerja, tapi karena kalian menggunakan properti kantor untuk hal tidak senonoh. *jitak*
“Tidak boleh begini dengan suami sendiri?”
.........................................................*TEWAS BAHAGIA*
@Riri huahahahaha ya beneran lah dibikin mumpung di kepala gue lagi ada ide LOL
ReplyDelete*poke Riri bermuka mesum*
@Nei yang minta settingnya abis nikah kan eluuuuuuu *tusuk sayang*
Iyaaaaaaaaaannn....XDDDD
ReplyDeleteTori kalau sugar high jadi begini, pasti bahagia ya, Ma-kun? =9
G...gw jadi pengen makan ice cream cake. *jilat bibir*
ReplyDelete*sedang tepar jadi ga bisa heboh*
entah kenapa jadi terdistract Ma-kun bawa backpack waktu kerja gara2 spam aneki.
ReplyDelete@Icha: *lempar Abang buat ngelonin*
ReplyDelete@Nei: bisa aja sih. Ma-kun kan ceritanya org iklan di sini. Outfitnya lbh santai hehehe
*nyengir2 sambil usap darah dari idung* untung tadi ga jadi ngasih darah ke sodara yang kena leukimia, bisa2 beneran mati dah aku..........
ReplyDeleteawwwww................... ga kebayang muka bos ma-kun waktu mergokin mereka
begituan di kantor. wkwkwkwkw..
Awesome kink. *ROFLMAO*
ReplyDeleteAh, Ma-kun, kau tidak pernah berdaya terhadap Tori. Nfu~.
jangan dibayangin! XDDD
ReplyDeleteAhuhuhuhu thanks to you~ just keep the spam going, my dear *chus*
ReplyDelete*ngebayangin lebih lanjut* andai bos ma-kun itu fujoushi.... hmmmm........
ReplyDelete