Fandom: Samurai Sentai Shinkenger/Musical Prince of Tennis
Cast: Wada Takuma, Matsuzaka Tori
Rating: PG
Warning: AU. OOC. Changing timeline.
Disclaimer: I do not own any of the characters. No profit gained.
Note: Iseng menunggu approval kerjaan. Maaf kalo gejeh.
Bangku di bawah pohon di taman tengah rumah sakit itu tetap jadi tempat favorit Takuma untuk makan siang. Biasanya selalu sepi dan jarang ada yang menempati seolah semua orang sudah tahu kalau itu adalah tempat seorang dokter gigi tampan berkacamata beristirahat. Takuma kadang meringis. Toh dia tidak pernah menempel peringatan: ‘Milik Wada Takuma. Tidak boleh diduduki’. Dia senang sih, karena tak harus balik arah mencari tempat lain atau makan di kafetaria yang bising.
Siang itu, seperti biasa, Takuma membawa segelas kopi, sekotak salad dan sekotak sandwhich menuju bangku di bawah pohon itu. Langkahnya terhenti sejenak begitu melihat sudah ada yang duduk di sana tapi dilanjutkannya melangkah dan duduk tepat di sebelah orang itu.
”Tumben,” komentarnya sambil menyesap kopinya.
Tori melihat ke arahnya dengan pandangan bertanya sambil tersenyum. ”Apanya?”
”Jarang-jarang melihatmu sendirian. Biasanya selalu dengan Inoue-kun kan? Atau dengan Kubota-sensei tachi.” Takuma mulai membuka bungkusan sandwhich-nya.
Tori tertawa renyah dan mengangkat bahu. ”Sedang ingin sendirian saja.”
Takuma menatapnya dan mengangkat bahu. Digigitnya pelan sandwhich-nya dan bergumam. ”Kamu tak berubah ya.”
------
Pintu kamarnya diketuk dan dibuka tanpa menunggu jawaban. “Yo, Wada~ Mau senbe? Ibuku kirim banyak nih.”
Takuma memutar kursi belajarnya dan mendapati tetangga asramanya masuk dengan menjinjing dua bungkusan besar senbe. ”Trims, Matsuzaka. Baru dapat kiriman?”
Tori mengangguk dan meletakkan bawaannya di lemari kecil tempat Takuma menyimpan makanan kecil yang diimpor langsung oleh Tori dari kamarnya tiap kali kiriman dari Kanagawa datang. Takuma diam-diam bersyukur karena berseberangan kamar dengan pemuda baik hati itu. Tori tak pernah segan untuk menolong dan berbagi apapun yang dia punya. Orangtuanya memang lebih mampu dan Tori mungkin kasihan pada Takuma yang sebatang kara dan kuliah dengan beasiswa. Tapi temannya itu tak pernah mengungkit-ungkit soal itu dan sepertinya memang tulus berteman dengan Takuma.
Sejak disenyumi dan disapa pertama kali sewaktu masuk ke asrama, lama-lama mereka jadi lumayan akrab. Mulai dari sekedar ngopi di waktu senggang, bertukar diktat kuliah umum sampai minta sabun mandi atau pasta gigi. Takuma pun kadang ikut menemani anak kecil jenius teman sekamar Tori dan Tori kerap mengajaknya makan malam di kamar Tori kalau akhir bulan tiba.
Tentu saja yang namanya gosip asrama tidak bisa dihindari. Pertama kali Takuma merasa risih tapi Tori hanya tersenyum-senyum. Beberapa hari kemudian, dia mengenalkan seseorang pada Takuma. Rupanya pemuda dari kampus sebelah yang sering dilihat Takuma jalan bareng Tori itu adalah pacarnya. Takuma pun mulai mengacuhkan semua gosip-gosip itu. Tori sepertinya cinta sekali dengan pacarnya itu. Kelihatan dari matanya yang berbinar-binar kalau membicarakan orang itu sampai rela bolos kuliah kalau orang itu menuntut untuk bertemu. Sekali waktu, Takuma memberanikan diri untuk menegur tapi Tori hanya mengangkat bahu seraya menatapnya dan Takuma pun mundur teratur.
Beberapa kali Takuma mendapati Tori duduk sendirian sambil melamun. Sebagai teman yang baik, Takuma pun bertanya dengan hati-hati tapi Tori hanya tersenyum dan menjawab, ”Hanya sedang ingin sendirian, kok.” Takuma hanya mengangguk, menepuk pelan pundak Tori dan berlalu. Kalau memang ada masalah, dia tak ingin ikut campur. Akhirnya Takuma tahu kalau Tori selalu seperti itu setiap habis bertengkar.
”Wada-chan, semalam papa nangis.” Lapor Suda sambil memakan es krim yang dibelikan Takuma.
Takuma memiringkan kepalanya. ”Kenapa?”
”Tidak tahu. Terima telepon, bicara dengan suara keras lalu menangis.” Suda mengangkat bahu.
”Suda tidak tanya?”
Suda menggeleng. ”Papa menyuruhku cuci kaki, tidur lalu mematikan lampu.”
Takuma menyesap kopinya sambil mengangguk-angguk.
Tiga kali Suda bercerita seperti itu dan terus terang, Takuma agak khawatir. Apalagi melihat Tori berlari turun dari sebuah mobil jeep dan menyeberangi halaman asrama saat sedang hujan lebat sampai esoknya demam tinggi. Makin hari terlihat makin murung sampai suatu malam Takuma mendengar sesuatu pecah terbanting dan Suda berlari ke kamarnya dengan wajah ketakutan.
Esoknya, seperti yang bisa diduga, Tori tak kelihatan di kampus. Takuma menemukannya duduk termenung di bawah pohon dengan tatapan kosong dan terlihat seperti orang linglung. Dengan hati-hati, Takuma duduk di sebelahnya. Tori juga tak berkata apa-apa. Takuma enggan bertanya, pun tak tahu apa yang membuatnya mengangkat tangan dan mengusap pelan punggung Tori seperti berkata, ”Tak apa-apa. Menangis saja.” Tori tersenyum lemah, menyuruhnya berbalik, dan Takuma hanya ingat suara isakan pelan dan punggung kemejanya basah.
Sudah lewat tiga bulan sejak kejadian itu dan perlahan Tori mulai kembali jadi Tori yang biasa. Berujar sambil tersenyum sedih kalau dia tak ingin punya pacar lagi kalau akhirnya hanya akan sakit hati. Lagi-lagi Takuma hanya bisa menepuk punggung Tori dengan penuh simpati. Dan sepenggal kisah sedih itu pun seperti tak pernah terjadi. Tori kembali menyapa dan mengajaknya ngobrol dengan ceria dan senyum yang biasa, merengut lucu kalau ada sesuatu yang membuatnya sebal, memanjakan Suda seperti biasa. Meski kadang sesekali Takuma harus menariknya pergi kalau mendapati Tori menatap sebuah jeep hitam melintas pelan di depan kampus.
-------
Tori mengerjap pelan lalu tertawa. Ujung telinganya bersemu merah. ”Jangan begitu dong. Aku benar-benar sedang butuh udara segar kok.”
Takuma mengangkat alis dari balik gelas kopinya. Tori menyambar gelas kopi itu dan menyesap kopi yang masih tersisa setengah itu.
“Oiii~” protes Takuma.
Tori hanya nyengir. “Akhir-akhir ini Kubota-sensei dan Sota-sensei sedang senang menggodaku.” Gumam Tori. Kali ini tangannya terjulur mengambil potongan sandwhich yang belum disentuh Takuma.
Takuma tertawa geli. “Mereka kan memang begitu.”
”Tapi kalau terus-terusan seperti ini, aku kan malu juga.” Tori berkilah sambil membuang muka. Wajahnya yang bersemu merah membuat Takuma terbahak dan menusuk pelan pipi Tori yang menggembung lucu. Tori menepis tangan temannya itu sebal.
”Bagus kan? Tandanya mereka perhatian. Aku lebih senang melihatmu digoda seperti itu daripada kamu yang dulu.” Takuma mengangkat alis.
”Tak usah dibahas lagi!” Tori menukas sambil memukul lengan Takuma.
Lagi-lagi dokter gigi itu terbahak dan mengacak-acak rambut Tori dengan gemas.
”Aku ikut senang loh.” Ujarnya sungguh-sungguh dan tulus begitu Tori berhenti memberontak dan sibuk menghabiskan salad milik Takuma.
Tori menjulurkan leher untuk melihat wajah temannya dengan lebih jelas. Didorongnya lengan Takuma, menyuruhnya menghadapkan punggung pada Tori. Terkekeh pelan, Takuma menurut. Tori pun tersenyum geli dan perlahan menyandarkan kepalanya ke punggung kokoh Takuma.
”Terima kasih.” ujarnya sambil tersenyum lebar.
kjhnHOUASjnopijmjljkn ASkhj bAVsgtfTUA&S
ReplyDeleteYuuki, dulu kamu beneran masih pake celana pendek. *LMAO*
Aww, manisnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Kalau sama Kuma-chan, Ma-kun gak boleh cemburu yaaaaaaaaaaaaaa. XDDD
Hunyaaaaaaa Kuma-poooooonnnnn baik sekaliiiiiii. *usel usel usel*
ReplyDelete*kutuk si orang berjeep item biar naik ga turun-turun*
ZETTAI DAME~!! XDDDDD
ReplyDeleteMa-kun: *misuh-misuh*
*mendorong Yuuki ke depan Ma-kun*
ReplyDeleteMasih bisa ngomel, Dek? XDDD
ini ngasal, sumpah. Maaf ya, siapapun itu dengan jeep item XDDD *pengarangtakbertanggungjawab*
ReplyDeleteMa-kun: umh.... umh....
ReplyDeleteYuuki: Beliin coklaaaat~!
Ma-kun: AYO KATAKAN SIAPA ORANG KURANG AJAR ITU! *pake sabuk item*
ReplyDelete*mampus* Ma-kun yang malaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang. Gak bakal bisa menang deh. XDDD
ReplyDelete*lempar celengdebu sebagai pengalih perhatian*
ReplyDeletebeneran gak bisa menang! XDD Dan lagi-lagi, semuanya karena Kuma-chan XDDD
ReplyDeleteKuma: *senyum2*
beneran gak bisa menang! XDD Dan lagi-lagi, semuanya karena Kuma-chan XDDD
ReplyDeleteKuma: *senyum2*
ngraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!! MANUSIA DI JEEP HITAM!!! GW SUMPAHIN TURUN BEROK!!! *ngusel celeng debu*
ReplyDelete&^%&$&%*^(*^(*&(&(&KHOIJIE^E%EW%W(UIUHGHFDHGDCG~!!!! manisnya!!! Kuma-chan memang baik!!! Aura orang baik dan pedo memang beda dengan aura orang nakal dan oedipus!! *tetep peluk celengnya*
jahatnyaaaaaaa XDDD
ReplyDeleteauranya memang minta diusel2 yaaa~~~
habis buodoh banget punya pacar seksi dan ndosani malah diputusin. Pasti dulu celengdebu butek banget dan belum seseksi sekarang.
ReplyDeleteSudah seksi kok *tidakmenyangkalkalobutek* *diseruduk*
ReplyDeleteindera perasanya Takuma rada lemot atau dia pongo ya, dulu?
ReplyDeleteTori: (merasa ge er) maaf ya Wada, tapi aku cuma menganggapmu teman.
Takuma: aku juga. ~senyum ramah~
Sibuk belajar diaaaa kalo gak nanti beasiswa dicabuuut nanti tidak jadi dokter gigiiiii nanti tidak ketemu yuukiiiiii nanti nasibnya lebih buruk dari kazukiiiiiii *dijala*
ReplyDeletePadahal kalo didampingin, dua makhluk ini mematikan banget ya. Celengdebu seksi ndosani sama beruang madu ndemenake ndosani juga.
ReplyDelete*berguling resah*
*dirajam Ma-kun*
*jawil2 kumapon* perasaan anda ini jarang sekali marah ya.... gimana ya caranya bikin supaya situ uring2an....
ReplyDelete*siap2 culik yuuki terus bawa ke la petite*
Kasih gigi bolong, berserk dia. (n inja)
ReplyDelete*ikut berguling resah*
ReplyDeleteKalian... bukan friends with benefit kan? *dilindes motor pink*
Ya jelas with benefit. Suka dikasih makanan gitu loooh *mencoba inosen*
ReplyDeleteKalo lagi dingin apakah suka dusel-duselan? :D :D :D
ReplyDeleteWTF DO WANT MITAI DESU!
ReplyDeleteBRUAK! ~nei ditabrak motor pink~
@Icha: dusel2an bertiga dong yaaaaaaa! Kan ada Sudacchi! *woot*
ReplyDelete*di-twist serve setelah diserempet motor pink*
Suda gede loh, yakin muat?
ReplyDeleteBeruang madu, celeng debu dan suda.... Ah, jadinya kan makin anget nfufufufufufufufu
ReplyDeletekalau papahnya Kuma, gw baru merasa wajar kenapa Suda cakep dan putih. /plak dung plak
ReplyDelete..................................................................
ReplyDeleteJADI SIAPA iTU HAH MAKHLUK YANG DALAM JEEP HITAM?! Kita pites jadi tiga. Iya kan, Ma-kun?!
& hauuuuuuu~~~.... *mood swing*
Kumaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Kumaaaaaaaaa!!!!!! Kumaa!!!!!!
Baiknya...*ikut nemplok ke jersey adidas biru*
THIIIIIIIIIIIISSSSSSSSSSSSSSSSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ReplyDelete*dibantai*
@Nei: MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA *tusuk celengdebu* ngakuuuu...
ReplyDelete@Riri: Apa deh pake mood swing? *tusuk sayang*
. . . .terus sama aja jadinya Kuma dan Kazuki, punya pacar seumuran anak sendiri. ~dirajam bor gigi~
ReplyDeleteCelengdebu : Oops...?
ReplyDelete. . . . . .dasar, sama aja kayak Yun.
ReplyDeleteanaknya kan baru satuuu~~ Yun udah duwaaa~~~
ReplyDelete