Title: Consider
Author: Panda
Fandom: DCD/Shinkenger
Pairing: Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: PG
Warning: none
Disclaimer: I don't own anyone
Note: untuk menghibur Icha yg kepalanya berasap LOL
Akhir-akhir ini tiga pria dewasa di rumah besar itu dibuat bingung dengan kelakuan si bungsu. Bukan yang pertama kali tentu saja. Biasanya mereka dibuat pusing karena kelakuan si bungsu yang bengal itu sampai mereka harus berakhir memaksa si bungsu untuk minta maaf. Tapi kali ini beda. Si bungsu itu sudah beberapa hari ini terlihat melamun. Duduk diam di depan televisi atau di teras atau nangkring di pinggir kolam.
Sekali waktu Sainei menemukan Masahiro bengong di pinggir kolam, ditendangnya si bungsu itu sampai tercebur. Masahiro berteriak-teriak protes dan langsung terjadi adegan kejar-kejaran sekeliling rumah begitu Masahiro naik dari kolam. Mereka baru berhenti begitu Kazuki muncul dan menjitak kepala keduanya.
Sore itu pun Masahiro kembali seperti itu. Kali ini di teras belakang. Kedua kaki panjangnya diangkat ke kursi dan lengannya mendekat lututnya. Kubota yang kebetulan duduk di sampingnya sambil minum kopi dan baca koran melirik setiap kali si bungsu itu menghela nafas.
"Kamu bertengkar sama Matsuzaka, ya?" Tanya Kubota akhirnya, tak tahan diam saja.
Masahiro hanya menggeleng.
Kubota mengangguk-angguk lalu kembali membaca koran.
"Nii-san." Masahiro akhirnya bersuara beberapa saat kemudian.
"Hmm?" Kubota tak menoleh.
"Menikah itu seperti apa sih rasanya?"
Perlahan, sangat perlahan, Kubota meletakkan korannya. Detik berikutnya, Masahiro ditarik ke dalam rumah, ke ruang kerja Kazuki.
Kazuki mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke meja. Kubota duduk di pinggir meja kerja Kazuki, tangannya dilipat di depan dada. Sainei berdiri bersandar di tembok. Ketiganya mengarahkan pandang menyelidik pada Masahiro yang duduk di tengah ruangan. Kaki panjangnya dilipat, kedua tangannya dilipat di depan dada. Tampak kesal dan bingung.
"Jadi," Kazuki membuka suara, "kau serius?"
Masahiro merengut. "Aku kan cuma tanya. Memangnya tidak boleh?"
"Masahiro." Tukas Kazuki. "Ini bukan masalah mudah."
"Dakara, aku kan cuma tanya!"
"Kau seperti orang bingung beberapa hari ini lalu tahu-tahu bertanya seperti itu, pasti ada apa-apanya." Sainei menggerutu.
"Ya sudah, lain kali aku diam saja." Masahiro menggerutu dan berdiri.
"Duduk!" Kazuki berkata tegas. Masahiro menurut, meskipun enggan.
Kubota menghela nafas. "Jadi memang itu yang beberapa hari ini jadi pikiranmu? Kau ingin menikah?"
Masahiro membuang muka, tapi telinganya memerah.
"Kenapa?" Tanya Kazuki.
"Tak ada apa-apa."
Masahiro merengut. Satu kakinya digoyang-goyangkan. Kazuki mendengus lalu menoleh pada Kubota. Kubota menghela nafas lalu mendekati si bungsu dan duduk di dekatnya.
"Kalau kau tak cerita, kami tak bisa bantu. Ada apa?"
Masahiro mengigit bibirnya. Sebenarnya dia tak ingin kakak-kakaknya tahu apa yang sedang dipikirkannya. Semua ini salah Tori. Kalau saja pacarnya itu tidak dengan senangnya bercerita kalau dia akan pulang ke Kanagawa untuk jadi pendamping pria sepupunya yang akan menikah, kalau saja dia tidak menemani Tori mencari setelan jas yang tepat, kalau saja Tori tidak dengan imutnya bertanya saat Masahiro menggerutu ditarik Tori untuk mencari kado, "Memangnya Masahiro tak suka upacara pernikahan ya? Aku suka loh."
Dia tahu Tori tidak mengisyaratkan apa-apa dengan pertanyaannya itu. Tapi Masahiro jadi kepikiran dan mulai membayangkan apa rasanya menikah dengan seseorang. Orang tuanya tak bisa jadi contoh karena sejak kecil hanya ada Ibu mereka. Kazuki pacaran dengan anak SMU, jelas saja pernikahan masih jauh dari pembicaraan. Kubota juga tak bisa dijadikan contoh karena suaminya nun jauh di Osaka sana. Sainei apa lagi, kakaknya yang satu ini terlalu sibuk dengan memuja dirinya sendiri.
Bukannya dia ingin menikah dengan Tori. Hanya terbayang saja. Toh, sepertinya mereka masih jauh dari tahap itu. Tapi...
Lamunannya terputus oleh tangan Kubota yang menyentuh kepalanya dan mengacak-acak rambutnya. "Sudah bicara dengan Matsuzaka?"
Masahiro nyaris tersedak. "A...apa?!"
"Yah, kalau kau ingin menikah, kan sebaiknya bicara dulu sama Matsuzaka. Kalau sudah sepakat, persiapannya akan dibantu. Nanti kami yang bicara sama Okaa-sama juga tak apa-apa."
Mulut Masahiro terbuka dan tertutup beberapa kali.
Kazuki menghela nafas. "Kan tidak segampang itu, Yuuki. Tapi yaaah, mau bagaimana lagi?"
"Bu...bukan! Aku tidak mau menikah dengan Tori!" Sergah Masahiro.
Sainei mengangkat alis. "Wah, kasihan sekali Matsuzaka-kun."
"Maksudku bukan begitu! Argh, mou!! Sudahlah! Pokoknya aku tidak mau menikah. Tidak sekarang!" Masahiro langsung pergi meninggalkan kakak-kakaknya yang cuma bisa mengangkat bahu.
Di kamarnya, Masahiro mondar-mandir sambil mengacak-acak rambutnya. Kenapa pula dia harus kepikiran soal pernikahan sih? Lulus kuliah saja belum dan masih ada banyak hal yang ingin dilakukannya. Lagipula, seandainya dia serius, apakah Tori mau? Masahiro tertegun. Kenapa harus Tori? Yah, karena saat ini dia pacaran dengan Tori dan Masahiro tak berniat pacaran dengan orang lain, jadi tentu saja Tori.
Masahiro makin frustrasi. Kenapa, kenapa, kenapaaaa dia harus bertanya seperti itu pada Kubota? Rasanya dia ingin membenturkan kepalanya keras-keras ke tembok. Bolak-balik diliriknya handphone-nya yang tergeletak di atas tempat tidur dengan resah. Akhirnya sambil membanting badannya ke atas kasur, Masahiro menyambar handphone-nya lalu mulai mengetik email.
-Kalau aku minta, Tori mau menikah denganku?-
Dan Masahiro berguling-guling resah karena tak ada balasan dari Tori. Satu jam kemudian akhirnya handphone-nya berdering. Kanji nama Tori muncul di LCD. Masahiro buru-buru mengangkat dan menjawab dengan takut-takut,
"Moshi-moshi?"
"Apa maksudnya itu tadi?" Tori langsung bertanya. Masahiro bisa merasakan kalau Tori pasti sedang tersenyum geli di ujung sana.
Masahiro menutup wajahnya dengan bantal. "Tidak apa-apa. Hanya penasaran saja."
".............Memangnya Masahiro mau menikah denganku?" Tanya Tori pelan.
"Umh. Tidak."
"Oh."
"Ah, maksudku, tidak sekarang. Nanti. Mungkin. Entahlah." Masahiro menyesali jawabannya sendiri karena Tori jadi terdiam. Pemuda itu menarik nafas. "Maaf, maksudku... Aku hanya ingin tahu. Bukan berarti aku tidak ingin, umh, maksudku..."
Kali ini Tori tertawa, "Ma-kun."
"Ya?"
"Tanya lagi kalau kamu sudah benar-benar serius mau bertanya, ya." Ujar Tori. Nadanya lembut tapi tegas. Jelas tak ingin mendengar pertanyaan seperti itu diucapkan hanya karena Masahiro penasaran.
"Hai." Masahiro menjawab pelan lalu jadi merasa tak enak. "Tori?"
"Hmmm?"
"Tidak marah kan?" Masahiro meringis.
Diam sejenak. "Tidak, kok." Didengarnya Tori mendesah. "Sudah ya? Rehersal dinner-nya sudah mau mulai."
"Un. Cepat pulang, ya?"
Masahiro sedikit lega mendengar Tori tertawa renyah. "Hai, hai." Dan sambungan pun tertutup.
Masahiro berguling telentang, menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya lalu menatap langit-langit kamarnya.
Suatu hari. Suatu hari nanti. Kalau dia sudah lulus, kalau perasaannya sudah benar-benar mantap, kalau Tori masih ada di sampingnya, Masahiro akan bertanya dengan serius.
Pasti.
*tendang Ma-kun* YANG SERIUS DOOOONG! Nanti sensei dicukil orang baru tau rasa lu!
ReplyDelete*geret ma-kun ke ruang sidang majelis* jadi, kamu serius atau ga???? HMMMMM?????
ReplyDelete*ROFLMAO* Susah ya, punya adik jaraknya jauh gitu, Kazuki, Yuki dan Ryuuji? *LMAO* Gelisah sendiri diaaaaaa. XDDD
ReplyDeleteGeli2 basah? XDDD
ReplyDeleteNgomong2 ini 4 bersaudara emang Kazuki yang paling parah. Pedo! XDDD
Udahlah plg tua, malah gak bs dijadiin contoh! LMAO
ReplyDeleteNamanya juga Ma-kun yang lain sendiri. Memang dasar obocchama.
ReplyDeleteEro minds think alike!
ReplyDeleteGw juga mikir gitu pas Aneki nulis gelisah *lmaolmao*
Ma-kun, buruan tanya. Nanti keburu disamber sama Ryuunosuke atau siapapun haremnya Tono-sama lhoooo~
bukan maksud gw bikin Kazuki pedo, gw ga sengaja nulis Ruito bilang umur Kazuki cuma beda 3 tahun dari Takumi. ORZ.
ReplyDeleteAiiih, Makun yg kejar2an dengan Sainei keliling rumah, manisnyaaaa~
Ma.kun, ijin sama Amami bachan ya?
Ayo, ayo, gue pengen nulis lg nih. Ada ide?
ReplyDelete@Nei: untungnya Takuya udah sma di dunia lu. Jd Kazuki gak pedo2 amat LOL
ReplyDeleteTori ga bisa pulang karena ada apaaa gitu di kampungnya, disusulin ma Masahiro, Masahiro ketemu keluarganya Tori. XD
ReplyDeletegue lagi bikin yg dia kepergok ibunya tori, er, garink.
ReplyDeletekk, buatlah tori di.omiai. ~ditaser~
eh, biar Takuya udah SMA, tetep aja Kazuki pedo, umur mereka beda 23 tahun kaaaan?
ReplyDeleteMasahiro vs. Massu lagi? Dengan Tori dan KatoKei facepalm di pinggir? XDD
ReplyDeleteInnalillahi, BAKAR DOKTER HENTAI ITU! XDDD
ReplyDeleteAheuu!! *guling-guling*
ReplyDeleteTolong dilanjutkaaaaaaannnn!! *pembaca setia*
@aneki~
ReplyDeletelalu Masahiro nyogok pake cream puff biar dia pergi jauh jauh. XDD
@kk panda + kk Icha~
hahaha, mangap. Kazuki itu 40 tahun sudah. Kubota 41, Sainei entah mau dibikin berapa? Ma.kun 19.
Anjrot! 41???!!!!
ReplyDeleteUmh, baiklah. Gue akan pilih satu huahahahahahhahahahah
Eh, loh, yg plg tua Kubota dong ya? Kenapa gue selama ini mikirnya yg plg tua itu Kazuki? LMAO
ReplyDeleteSama. Emang tuaan Kubota ya? Aduh Kazuki, gimana ya. Mukamu barong dan boros begitu sih. XDDD *dijala*
ReplyDeleteIyaaaaaaaaaaaaaa LMAO
ReplyDeleteTapi meskipun begitu, aku masih suka pak nelayan kok *clings*
Habis kaya'nya Kazuki yang paling serem sih ya. ROFLMAO Oalah, ternyata Kubota...
ReplyDelete...Kazuki udah 40. *ROFLMAO*
TUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! XDDD
ReplyDeleteSANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAD XDDDDDDDDDDDDD
ReplyDelete...........berarti Takumi 43? OHMAIGAT. *tapi tetep doyan*
ReplyDeletebegitulah.
ReplyDeleteLOL KALIAN! Kemaren baru saja gue tulis kakak sulungnya itu Kubota. ~ditaser semua orang~
di dunia nyata memang tuaan Kubota, gimana dong? dia 81, Kazuki 84. Tapi Sainei mukanya muda walau kelahiran 81, jadi. . . .hahahaha. MAAF!
Maafkan, kaka. Tidak pay attention. Abis yg jd direktur Kazuki kan? Eh, apa gue salah lagi? *siap-siap dikubur*
ReplyDeleteiya, karena Kubota kabur ke Gifu waktu rapat keluarga. XDDD (ficnya tak sempat ku.upload karena kepanjangan)
ReplyDeletetapi saya doyaaaan Kazuki di sini, habis memang dia yg paling serius, Kubo kan hohohoi! hohohoi! ~dipukul~
ccc
ReplyDeleteKarena direktur, jadi dianggapnya yang paling tua deh. Padahal karena takut rumah sakit gulung tikar kalo dipegang Kubota. XDDD
ReplyDeleteJahaaaaaaaat! LMAO. atau takut dokternya pada disuruh apel pake joget trontonnya Akishin
ReplyDeleteJ...joget tronton? o_O
ReplyDeleteatau apalah itu yang dia joget ala tapdance di guest talk DL7
ReplyDeleteOwalah itu. XDDDDDDD
ReplyDelete