Sunday, November 21, 2010

[fanfic] AU Ma-kunxTori - fic berantem part 4

Fandom: Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: PG
Warning: none
Disclaimer: I do not own anyone
Note: ini hrsnya dipost td tapi sinyal xl gembel lagi -_-




Tori menjulurkan kakinya dan menumpukan yang kiri di atas yang kanan. Punggungnya disandarkan ke sandaran sofa. Dia mendesah keras setelah mendengarkan pesan singkat di inbox voice mail-nya untuk kesekian kalinya. Bibirnya digigit-gigit sampai mulai terasa sakit.

"Masih keras kepala juga tak mau menemuinya?" Sebuah suara berat menarik perhatian Tori.

Tori menoleh dan melihat ayahnya yang sedang menatapnya sambil mengangkat alis. Tori mendesah lagi. Ayahnya itu muncul mendadak dengan alasan mengantarkan titipan dari istrinya untuk Tori. Begitu melihat ayahnya berdiri di depan pintu, entah kenapa pertahanan Tori langsung luluh dan dia jadi bercerita pada ayahnya tentang masalahnya dengan Masahiro juga sakit hatinya.

Ayahnya saja sampai heran karena biasanya Tori hanya mau curhat pada ibunya. Pria itu terkekeh-kekeh saat wajah Tori jadi bersemu merah setelah selesai bercerita. Ditepuk-tepuknya pundak Tori dengan penuh pengertian dan selama beberapa saat mereka hanya menghabiskan waktu dalam diam sambil merokok.

Tori merebahkan kepalanya ke sandaran dan lagi-lagi hanya menghela nafas.

"Kau ini. Kalau sedang begini, kau mirip sekali dengan ibumu."

Tori melirik ayahnya. "Ya, mau bagaimana? Aku kan memang anak Ibu." Sungutnya.

Sorimachi tertawa pelan, menghirup asap rokoknya dengan pelan pula. "Hmm... Kalian jarang bertengkar ya?"

"Karena aku tak suka." Sahut Tori.

"Berapa kali kau pacaran sebelum ini?"

Meskipun bingung dengan pertanyaan ayahnya, Tori mengangkat dua jarinya. Sorimachi mengangguk-angguk. "Bocah itu?"

Tori mengangkat bahu, "Entahlah. Tak terhitung, mungkin? Dia selalu gonta-ganti pacar sebelum aku."

Sorimachi mengangguk-angguk lagi. "Masih berniat menikah dengannya?"

Tori memejamkan mata. "Kalau dia masih mau."

"Kau kan belum dengar alasan kenapa dia melakukan itu."

"Tou-san! Dia mencium orang lain! Memangnya ada penjelasan apa lagi?" Sergah Tori cepat.

Sorimachi berdecak. "Kau masih ingin menikahi bocah ini tapi kau tak mau bertemu dengannya. Apa sih maumu? Kau pikir setelah ini tak akan ada masalah lain lagi?"

Tori menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil mengerang panjang. Sorimachi meninju lengan anaknya itu. Tori berjengit kesakitan.

"Aku tidak minta kau memaafkannya karena aku juga tak setuju dengan tindakannya itu. Tapi tak ada yang tak bisa diselesaikan dengan bicara kan? Kalian kan masih muda, masih banyak yang akan kalian lalui. Kau pikir aku dan ibumu tak pernah mengalami ini?"

Tori menurunkan tangannya. "Memangnya Tou-san pernah berselingkuh?" Tanyanya menyelidik.

"Tentu saja bukan selingkuh! Oi!" Sorimachi tertawa. Dimatikannya rokoknya. "Kamu lahir waktu kami masih sangat muda. Waktu itu, aku belum sadar kalau sudah punya tanggung jawab yang begitu besar. Jarang pulang, marah-marah kalau ditegur, dan tak jarang kami sampai bertengkar hebat. Akhirnya Ibumu marah sekali dan dia pulang ke rumah kakekmu. Tentu saja aku panik karena tak menemukan kalian di rumah begitu aku pulang. Ibumu juga tak mau melihatku selama berhari-hari. Akhirnya kakekmu harus turun tangan dan memaksa kami untuk duduk di ruang tamu. Pintunya dikunci sampai kami mau bicara."

Tori tersenyum lembut mendengar kisah orang tuanya itu. Ibunya belum pernah bercerita tentang yang satu ini padanya.

"Yah," Sorimachi melanjutkan, "Setelah itu tentu saja masih ada pertengkaran-pertengkaran lain dan aku yakin Ibumu juga masih kesal dengan banyak hal yang kulakukan. Aku juga sering kali ingin membuangnya ke jurang, tapi kami ini kan suami-istri dan aku mencintaimu Ibumu lebih dari apapun. Sekesal dan semarah apapun, aku tak bisa benci padanya."

Tori terdiam. Memang sih, meskipun sering kesal pada Masahiro karena sering berbuat seenaknya, Tori selalu diam. Karena dia sayang Masahiro dan cengiran sumringah Masahiro kalau berhasil mendapatkan apa yang dia mau selalu membuat Tori jadi tersenyum juga.

Sorimachi mengacak rambut Tori dengan sayang. "Anak itu kan sudah berusaha menghubungimu. Temui saja dan dengarkan. Kalau kau masih tak bisa terima, bicarakan baik-baik. Setidaknya, meskipun hasilnya tak membuatmu merasa lebih baik, sudah ada satu kejelasan."

Tori menarik nafas panjang. Masih merasa tak siap kalau harus mendengar kabar buruk. Tapi dia tahu ayahnya benar. Cepat atau lambat, dia harus bertemu Masahiro. Dadanya terasa sakit lagi begitu dia memikirkan itu.

-tbc-

Bagian akhirnya malam ini ya.

7 comments:

  1. dan kau akan ditendangnya ke laut, Sorimachi-san.


    Aku menunggu lanjutannya ya,mama-san. Hauuu, ayahnya sensei tampak keren sekali merokok berdua dan manggil Ma-kun bocah. Iya senseiiiii, dengarkan dulu penjelasan Ma-kun, terakhirnya pasti enak kok. (eh?)

    ReplyDelete
  2. Dan gw tadinya mau meng-quote bagian yang persis sama dengan Nei. XD;

    Duh Sensei iniiiii *gemes tak bisa berkata-kata*

    ReplyDelete
  3. @Nei: Sorimachi-san memang keren! *gelantungan di leher Sorimachi-san*

    Hehehehe begitu efek Neozep ini ilang, akan dituntaskan

    @Icha: Huahahahahaha pastinya lumayan stress kalo punya istri macam Yuki tapi mereka pasangan yang keren!

    ReplyDelete
  4. BANZAAAAAI! Aku cinta mama-san!
    Adegan ayah dan anak merokok bareng2, sama-sama ganteng, sama-sama keren, dan sama-sama keling.... sedap deh.

    ReplyDelete
  5. Aiiiiiiiiiiiiiiiiih. Otousan bijaksana juga ya. Dan Tori yang dewasa pun jadi kekanak-kanakan kalau lagi begini. XD

    ReplyDelete
  6. Uh....., nasehat untuk calon pengantin ya, Tori? (Tori: Apanya?!)

    Ah..., manisnya Tori kalau lagi ngambek begini...*huuuuuugssssssss*

    ReplyDelete
  7. sensei masih ngambek ya??? *curi beberapa map dari ruangan yuki, kasih ke pak sorimachi* pak, titipan dari isteri, sapa tau sensei mau ganti calon katanya...

    ReplyDelete