Thursday, November 4, 2010

[fanfic] Ma-kunxTori - Needy part 2

Title: Needy part 2
Author: Panda^^
Fandom: Kamen Rider DCD/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: PG
Warning: none
Disclaimer: I do not own anyone
Note: kok jd bersambung ya ini? LOL *cium2 Nei krn ngebiarin gue main2 di dunia AU-nya dengan seenaknya*







Masahiro terbangun dengan sedikit terkejut. Lalu ingat kalau di sebelahnya ada Tori. Dengan hati-hati diliriknya pria yang terbaring di sebelahnya itu dan tersenyum lega melihat Tori masih tertidur nyenyak dan tidak terusik dengan gerakannya yang terduduk tiba-tiba. Masahiro merebahkan tubuhnya lagi dan mendesah. Mimpi apa yang membuatnya terbangun tadi ya? Dia tak bisa mengingat apa pun. Yah, lagipula itu cuma mimpi. Tak penting untuk diingat.

Diliriknya jam digital yang menyala kebiruan di atas meja. Sudah hampir waktunya makan siang. Perutnya ikut mendukung dengan bergolak pelan. Lama juga dia ikut tertidur. Padahal niatnya hanya menemani. Memang, Tori yang baru selesai mandi dan bergelung dengan nyamannya di bawah selimut selalu terlihat begitu nyaman dan hangat. Enak sekali untuk dipeluk.

Tori bergerak dalam tidurnya, memutar badan menghadap Masahiro. Bibirnya sedikit terbuka dan sebuah helaan nafas meluncur dari antaranya. Masahiro tersenyum maklum. Pasti kecapaian sekali kalau tidurnya selelap itu.

Perut Masahiro kembali protes minta diisi. Masahiro menyerah. Perlahan dan hati-hati agar jangan sampai menimbulkan suara, Masahiro keluar kamar.

Di meja makan ternyata sudah tersedia makan siang. Untuk dua orang. Pelayan rumahnya membungkuk hormat dan terlihat sedikit heran karena Masahiro turun sendirian.

"Apakah Matsuzaka-sensei tidak akan ikut makan dengan Tuan Muda?"

Masahiro duduk dan meletakkan lap makan di pangkuannya. "Dia masih tidur"

Si pelayan mengangguk. "Kalau begitu akan saya simpankan." dan mulai melayaninya makan.

Masahiro hanya mengangguk dan makan dalam diam sambil mengamati halaman tengah rumah. Sudah hampir musim gugur. Artinya sebentar lagi dia akan ujian akhir semester. Kakak-kakaknya sudah semakin berisik mengingatkannya agar mengurangi waktu bermain dan lebih giat belajar. Yang membuatnya makin sebal adalah mereka juga ribut mengingatkan untuk tidak sering-sering 'mengganggu' Tori.

"Kalau kau tak serius, lebih baik sudahi saja. Matsuzaka tidak mudah dekat dengan orang lain. Dia beda dengan orang-orang yang pernah kau bawa pulang sebelumnya. Lebih baik berhenti sebelum kau membuatnya sakit hati."

Kata-kata Kubota terngiang-ngiang di telinganya. Masahiro jadi sebal. Kurang serius apa dia kalau dia rela menghabiskan dua tahun mengejar Tori sebelum akhirnya dokter itu setuju untuk pacaran dengannya? Kurang serius apa lagi dia kalau hubungan resmi-nya dengan Tori sudah berjalan setahun lebih? Kurang serius apa lagi kalau yang ada di kepalanya hanyalah Tori, Tori dan Tori?

Masahiro merasa kakak-kakaknya khawatir berlebihan tanpa alasan. Dia memang suka bermain tapi Masahiro juga tahu kapan waktunya untuk serius. Toh, sampai saat ini tak ada satupun hal yang gagal dilakukannya. Kandidat cum-laude, pekerjaannya lancar dan malahan semakin banyak tawaran untuknya, belum lagi sabuk hitam yang berhasil diraihnya di taekwondo. Masahiro tak tahu lagi bagaimana harus membuktikan pada kakak-kakaknya kalau mereka tak perlu khawatir seperti itu.

Juga tentang Tori. Terutama tentang Tori. Memang ini pertama kalinya Masahiro pacaran serius dengan seseorang dan memang tak gampang membangun hubungan. Masahiro belajar itu dari Tori. Meskipun Tori berkesan membiarkan saja Masahiro berbuat sesukanya, tapi justru itulah yang membuat Masahiro jadi segan berbuat macam-macam. Pembawaan Tori yang tenang, senyumnya yang manis, dan caranya menatap Masahiro benar-benar membuat Masahiro makin tak berkutik dan bersumpah akan berusaha segenap jiwa dan raga untuk tidak melakukan kesalahan. Apapun untuk membuat Tori tersenyum dan memanggilnya "Ma-kun" dengan sayang.

Kalau boleh jujur, Masahiro-lah yang paling takut kehilangan Tori. Sejak pertama kali bertemu dan dengan tak sopan mengajaknya kencan bahkan sebelum dia tahu nama dokter itu, Tori sudah jadi bagian penting dalam hidupnya. Semakin lama semakin besar dan dia senang luar biasa kalau Tori sudah mengisyaratkan kalau dia pun juga merasa begitu terhadap Masahiro.

Kalau saja boleh, Masahiro ingin menyimpan Tori di kamarnya supaya Tori hanya jadi miliknya saja. Tori pasti sudah menjitak kepalanya kalau dengar ini. Masahiro tersenyum simpul.

"Maitta naa..." Ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh geli.

------------

Tori terbangun dan bingung untuk beberapa saat. Matanya mengerjap, berusaha mengenali kamar asing itu sebelum ingat kalau dia ada di rumah Masahiro. Diputarnya badannya dan sedikit kecewa karena tak menemukan Masahiro di sebelahnya. Tori mendesah dan mulai memandang isi kamar besar itu sementara mengumpulkan niat untuk benar-benar bangun.

Matanya menangkap sinar kebiruan lembut dari samping dan menoleh. Jam digital kesayangan Masahiro itu menunjukkan angka 4.05 sore. Dia sudah tidur nyaris 12 jam. Masahiro pasti bosan dan memutuskan melakukan sesuatu. Tori menggeliat lalu bangkit. Digapainya remote control kecil dan membuka tirai. Dalam sekejap, matahari sore menerangi kamar itu. Tori berjengit dan beranjak ke kamar mandi.

15 menit kemudian, Tori tak tahu harus mencari Masahiro di mana. Untungnya dia bertemu seorang pelayan yang memberitahunya dengan senyum tertahan kalau Masahiro ada di dapur dan menunjukkan jalan.

Tori tertawa geli saat mendapati Masahiro baru saja meletakkan sebuah piring penug tumpukkan blueberry pancake di atas meja. Sejak sukses dan dipuji Tori kalau pancake-nya enak, Masahiro jadi terobsesi membuat pancake.

"Banyak sekali." Komentar Tori sambil mendekat dan memperhatikan tumpukan pancake yang masih hangat itu.

Masahiro nyengir lebar. "Aku tahu kamu pasti lapar. Iya kan?" Alisnya terangkat saat perut Tori mengeluarkan bunyi bergemuruh pelan.

Tori tertawa renyah. "Hmm. Betul juga."

"Kita makan di teras, yuk." Ajak Masahiro sambil membawa piring berisi pancake itu dan dua buah garpu. Kepalanya bergerak mengisyaratkan Tori untuk mengikutinya. "Bawakan teh ya." Tambahnya, kali ini ditujukan pada si pelayan yang sedari tadi hanya berdiri mengawasi mereka penuh minat. Si pelayan mengangguk mengerti dan langsung melakukan perintah tuan mudanya.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah duduk berhadapan sambil menikmati pancake dan teh hijau.

"Rumahmu selalu sepi ya?" Tori berkomentar sambil mengunyah.

Masahiro mendengus. "Kalau semua ada di rumah, ribut kok."

Tori tersenyum. "Pasti enak ya, punya banyak saudara?" Tanyanya agak iri.

"Tidak enak kalau terus-terusan diperlakukan seperti anak kecil." Sanggah Masahiro sambil mencibir.

"Masahiro kan memang anak paling kecil. Itu tandanya kamu disayang kan?" Tori memiringkan kepala.

Masahiro mengedikkan bahu, melanjutkan mengunyah dengan sedikit cemberut. Tori mengulurkan tangan untuk mengusap sirup blueberry yang menempel di sudut bibir Masahiro dengan ibu jarinya.

"Kalau masih makan dengan berantakan begitu, tentu saja kamu masih dianggap anak kecil." Goda Tori.

Masahiro menggembungkan pipinya dan bergumam sebal. Tori tertawa, kali ini mencubit pipi Masahiro dengan sayang.

"Tapi aku suka Masahiro yang seperti ini, kok." Ujarnya sambil tersenyum manis. Kalau diperhatikan baik-baik, pipi Tori agak bersemu merah saat mengatakan itu.

Masahiro menggenggam tangan Tori sebelum pria itu sempat menarik tangannya lagi. Sebaliknya, ditariknya tangan itu ke arahnya sampai Tori harus berdiri dari duduknya dan mengitari meja. Masahiro menarik lengan Tori lagi, memaksanya untuk duduk di pangkuannya.

"Sungguh?" Tanyanya sambil meletakkan dagu di lengan Tori.

Tori tertawa pelan. "Kan sudah tidak perlu ditanya." Ujarnya, beringsut pelan supaya tak terlalu membebani Masahiro.

Senyum Masahiro mengembang lebar, memperlihatkan deretan giginya yang putih. Dipeluknya Tori erat-erat dan diangkatnya kepalanya untuk mencari bibir Tori.

"Ureshii." Bisiknya saat Tori menunduk menyambut ciumannya.

*****

*mempersilakan para pelayan menggunakan momen photo op yg sangat bagus ini*

24 comments:

  1. .......jadi pengen nyamar jadi pelayan di rumah keluarga Keigo ini. Hauuuuuuuuung!

    ReplyDelete
  2. Tsk, tsk, terus lagi gitu, nyokap mereka pulang. Nah lho. XDDD

    Aduh, obocchama tsundere, manisnyaaaaaaaaaaa

    ReplyDelete
  3. @icha: lakukan, kk!

    @anne: tadinya pengen kubuat begitu. Tp gue bahkan gak tau siapa ibunya mereka itu LOL lagian jd terlalu ngelantur nanti XDDD

    ReplyDelete
  4. Bocchan, kau mengejarnya sejak umurmu 17 tahun? *angkat topi*
    iiih manisnyaaaa, manis bangeeet. Seseorang abadikan dong. *lirik ketua Icha*

    dan oye, emaknya Ma-kun siapa ya? Kalo emaknya Tori kan tante Yuri.

    ReplyDelete
  5. Bocchan, kau mengejarnya sejak umurmu 17 tahun? *angkat topi*
    iiih manisnyaaaa, manis bangeeet. Seseorang abadikan dong. *lirik ketua Icha*

    dan oye, emaknya Ma-kun siapa ya? Kalo emaknya Tori kan tante Yuri.

    ReplyDelete
  6. Bocchan, kau mengejarnya sejak umurmu 17 tahun? *angkat topi*
    iiih manisnyaaaa, manis bangeeet. Seseorang abadikan dong. *lirik ketua Icha*

    dan oye, emaknya Ma-kun siapa ya? Kalo emaknya Tori kan tante Yuri.

    ReplyDelete
  7. Eh, emang sebenernya sejak umur brp sih, Nei? LOL abis di fanfic lu dibilangnya dia msh pake seragam pas ktmu Tori kan? So I assumed m(_ _)m

    Yuri siapa?

    ReplyDelete
  8. itu repli saya maaf kepencet banyak. m(-_-)m
    lho ya, tidak apa apa dong, kan dia jenius, jd ceritanya memang masih baru lulus SMA. ~ah, darah muda~
    e busyet, kandidat cumlaude, WORSHIP, MA KUN!

    Ibunya Tori di dorama GOLD. Yang ada Tori pake spido itu. XD

    ReplyDelete
  9. ...Amami Yuki. BADASS LADY.

    Waduh, kalau kurang ajar atau macem-macem, ntar Masahiro dibanting loh sama ibunya Tori-sensei. *ROFLMAO*

    ReplyDelete
  10. mampus lo, Ma.kun. Jadi itu alasannya belajar Taekwondo? ROFLMAO.

    ReplyDelete
  11. Nggak dibanting, lah. Paling disindir setengah mampus sampe mengkeret nangis-nangis. XD

    ReplyDelete
  12. ...Oh, dear Lord. Terus dia akan ngambek mojok ngadep tembok sambil cemberut sampe Tori musti ngebujukin dia setengah mati ya. *ROFLMAO*

    ReplyDelete
  13. ..............Dan gue blom punya GOLD *doh*

    ReplyDelete
  14. Seseorang, bikinin ficnya dong itu. :3

    ReplyDelete
  15. Gue akan bikin seandainya gue tau karakter para okaa-sama itu LOL

    ReplyDelete
  16. saya boleh ya? ya? ~gulung gulung keinget "sonnaaaaa..."~

    ReplyDelete
  17. @kk Panda. Pokoknya Amami Yuki-obachan galak bgt, kalo ngomong tajem, tegas, datar, tapi dalem.
    ayo bikin kk!

    ReplyDelete
  18. Ini muka ibunya Tori-sensei:



    Mukanya kalau lagi nyindir:


    Senyum sarkastis:


    Sama Sorimachi Takashi:


    *berguling*

    ReplyDelete
  19. Badass tapi koleksinya Barbie. Oh Yuuri-sama!

    ReplyDelete
  20. Saya mau nontoooooooon

    Sorimachi-saaaaaaaaaaan, masih seksi ajaaaaaaa

    @Nei silakan, kk. Mulai duluan gih, siapa tau gue jd dpt ide (haha)

    ReplyDelete
  21. BENAR. Badass banget juga kan di BOSS. XDDD

    ReplyDelete
  22. ibu paling sangar, nyentrik, unik, bin ajaib, tapi baek hati......

    *cari info sapa tau ada lowongan jadi pembantu di rumah Kajuki*

    ReplyDelete