Author: Panda^^
Fandom: Kamen Rider Decade/Samurai Sentai Shinkenger
Pairing: Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: PG
Warning: lame attempt on angst
Disclaimer: I do not own anyone
Note: Ahe. Satu bagian dulu ya. Buat Nei yg bsk wisuda. Biar makin resah di acara wisudaannya :p *kabur*
Masahiro berjalan setengah terhuyung ke kamarnya. Lelah luar biasa karena jadwal tiga hari terakhir yang luar biasa padat karena banyak pemotretan dan kerja kelompok. Untunglah besok dia libur dan Masahiro sudah merencanakan akan tidur seharian. Tas dan jaketnya dilempar begitu saja ke sofa dan Masahiro langsung melompat ke tempat tidur. Wajahnya dibenamkan ke dalam bantal dan Masahiro langsung menutup matanya. Badannya rasanya sudah ingin rontok.
Pintu kamarnya terbuka dan kepala Kubota menyembul dari baliknya.
"Ah! Sudah pulang ya." Badannya kemudian menyusul dan melenggang masuk ke kamar sang adik. Melihat si bungsu yang tak bergerak dan hanya menggerung itu, Kubota dengan jail menindih punggung adiknya dengan punggungnya sendiri.
"Aniki! Berat!" Masahiro langsung protes dan menggeliat berusaha menjatuhkan Kubota ke lantai.
Kubota tertawa terbahak-bahak sambil berdiri dan berkacak pinggang. "Mandi dulu dong. Dasar jorok!"
Masahiro menggerundel. "Bukan urusanmu." Kemudian dipandangnya kakaknya seakan baru sadar sesuatu. "Kenapa...ada di sini? Rencananya pulang lusa kan?"
Kubota nyengir. "Dipercepat."
Masahiro langsung duduk dan matanya bersinar antusias. "Berarti..."
"Tadi sempat kembali ke rumah sakit sebentar lalu aku mengantarnya ke apartemennya." Kubota nyengir, mengerti apa maksud adiknya.
"Tapi kenapa tidak telepon ya?" Masahiro merogoh saku celananya, mencari handphonenya.
"Mana aku tahu." Sahut Kubota sambil melangkah keluar kamar.
"Aniki! Mana oleh-olehnya?" Todong Masahiro sebelum kakaknya sempat menghilang. Kubota melemparkan sebuah kotak ke arah adiknya dan Masahiro menangkapnya dengan lihai. Diliriknya kotak itu dan Masahiro langsung sumringah. Soba manju kesukaannya.
Sambil menyingkirkan kotak itu, Masahiro membuka flip handphonenya. Penasaran kenapa Tori tak menelepon untuk memberitahu kalau pulang lebih cepat. Pacarnya itu ikut rombongan studi banding Kubota selama nyaris dua minggu dan rasanya aneh karena Tori tak bilang apa-apa waktu meneleponnya dua hari yang lalu.
Masahiro mengumpat pelan karena ternyata handphone-nya mati. Dengan buru-buru mengobrak-abrik laci untuk mencari charger, menyambungkan ke listrik dan tak sabar menunggu sampai handphonenya punya cukup daya untuk menyala lagi.
Ada satu pesan. Masahiro buru-buru membukanya dan jantungnya langsung mencelos.
Terpampang di layar handphonenya sebuah foto. Foto dirinya yang sedang berdiri berhadapan dengan teman sesama model. Berciuman.
Di bawah foto itu hanya ada satu kata.
[Siapa?]
Tangan Masahiro menggerut rambut dengan frustrasi kemudian menutup mulutnya. Berpikir keras. Dilihatnya lagi foto itu. Masahiro ingat dengan jelas kejadian itu karena memang baru terjadi siang tadi. Itu bukan adegan yang dirancang Yuzawa untuk tema hari ini. Sama sekali bukan. Itu adalah kebodohan Masahiro.
Temannya itu memang manis sekali. Anak baru di dunia mereka. Beberapa kali bertemu dan bekerja bersama, Masahiro cukup bisa akrab dengannya. Lesung pipinya imut sekali, persis seperti Tori. Dan Masahiro sedang kangen sekali pada Tori. Temannya itu hanya tertawa waktu Masahiro meminta maaf.
Tapi dari mana Tori... Otak Masahiro berputar cepat dan wajahnya langsung pucat pasi. Berarti Tori sengaja datang ke lokasi pemotretannya, mungkin dengan maksud memberi kejutan tapi malah...
Masahiro langsung menyumpah-nyumpahi dirinya sendiri. Kemudian tanpa pikir panjang, disambarnya jaketnya dan melesat keluar rumah.
Begitu sampai di depan pintu apartemen Tori, Masahiro sekali lagi merutuk karena lupa membawa kunci cadangannya. Diliriknya jendela apartemen itu. Masih menyala, berarti Tori belum tidur. Ditekannya bel dua kali berturut-turut dengan tak sabar.
Masahiro menumpukan tangannya ke dinding, kakinya menghentak-hentak kecil ke lantai beton sementara bibirnya digigiti dengan resah. Sebentar kemudian dia mendengar suara dan Masahiro langsung berdiri tegak. Pintu kayu itu terdorong membuka, memperlihatkan Tori yang sudah mengenakan piyama, kacamatanya bertengger di batang hidungnya.
"Ya?"
Dalam kondisi biasa, Masahiro pasti sudah menyerbu masuk, merengkuh Tori dalam pelukannya dan menciumnya dengan penuh nafsu sambil menggiring mereka berdua ke kamar tidur Tori. Tapi ekspresi Tori yang mendadak kaku dan dingin begitu melihatnya membuat Masahiro makin panik dan merasa bersalah.
"Aku... Kubo-nii sudah pulang jadi kupikir..." Masahiro salah tingkah. "Umh...Tori tidak memberitahu kalau akan pulang hari ini... Jadi..."
Tori menatap melewati bahu Masahiro lalu membuang muka. "Pulanglah, Masahiro. Sudah larut."
Masahiro terdiam dan menatap Tori yang masih tak mau melihatnya. Pemuda itu langsung mengerti kalau tak ada gunanya dia berbasa-basi. "Aku berhak menjelaskan kan?" Tanyanya lirih. Matanya menyipit.
Tori menatap ke lantai sebelum akhirnya melihat ke arah Masahiro. "Menjelaskan apa?"
"Argh!" Sungut Masahiro. "Kau tahu apa maksudku."
Tori menutup matanya. "Aku tak ingin dengar sekarang."
"Tapi..."
Tori langsung memotongnya. "Inoue-kun. Aku capek."
Masahiro tertegun. Inoue-kun. Tori sudah tak pernah lagi memanggilnya seperti itu. Sekarang rasanya panggilan itu membuat jarak yang begitu jauh antara dirinya dan Tori. Masahiro tak bisa berbuat apa-apa dan mengangguk kecil.
Suara pintu menutup dan kunci yang dirapatkan bergema begitu keras di telinga Masahiro dan entah kenapa dia juga merasa seperti ditampar dengan telak keras.
Masahiro pergi sambil terus merutuki dirinya. Sebuah tempat sampah jadi korban kekesalannya saat pemuda itu melangkah kembali ke mobilnya.
-tbc-
.........hieeeee Ma-kun nakal! ;A;
ReplyDeleteMama-san..., kenapa bersambung....T_T? Huks, penasaran....
ReplyDelete*peluk Ma-kun* Anak nakal! Cepat baikan sama Sensei lagi ya~....
Ma.kun oh Ma.kun, tak ada orang yang bisa menandingi lesung pipi sensei, Ma.kun. KOK KAMU NAKAL? /tampar
ReplyDeleteMa-kun nakal siiiiiiiiiiiiiih. (T_T)
ReplyDelete@Riri: sebenernya semalem udah ngantuk bgt dan hrs bangun cepet tadi pagi, jd dipotong sampe situ dulu *dan emang niat ngejailin Nei* *digampar*
ReplyDeleteMa-kun..... sejak kapan kamu jadi nakal kayak gitu ya????? *ketok2 kaki di lantai*
ReplyDeleteckckckckckck... mama-san.... anda ini..... ckckckckck...
ReplyDelete