Author: Panda^^
Pairing: Inoue MasahiroxMatsuzaka Tori
Rating: NC-17
Warning: NSFW like whoa!
Disclaimer: I do not own any of the characters.
Note: SAYA MENYALAHKAN ICHA!
Judul dan cetakan miring diambil dari lagunya Muse - Unintended. All rights reserved.
You could be my unintended choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
“Unh... Ahn... Ah! Masahiro~ Jangan... Aaaahn!” Tori mengerang, berusaha menghentikan gerakan Masahiro yang terlalu kasar. Tapi pemuda itu seperti tak peduli. Satu tangannya mengangkat kaki Tori sementara yang satu digunakan untuk menumpu gerakan tubuhnya. Pinggulnya bergerak cepat, menghunjam tanpa belas kasihan.
Tori berjengit, menahan sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya. Dia mengerti kenapa Masahiro seperti itu. Pemuda itu sudah menahan diri terlalu lama karena Tori tak juga menjawab dengan jujur perasaannya. Karena Tori menarik-ulur status mereka. Masahiro sudah muak. Karena Tori tak kunjung melihatnya dengan sungguh-sungguh. Karena Tori tidak juga melupakan pacarnya yang dulu dan masih menemuinya diam-diam padahal dia mengangguk setuju saat Masahiro mengajaknya berpacaran lebih dari tiga bulan yang lalu.
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
Lutut dan kedua tangannya gemetar menopang tubuhnya. Jari-jarinya menggerut seprai dengan erat. Tori megerang dan menoleh ke belakang, menatap nyaris memohon pada Masahiro yang sedang memasukkan tiga jarinya ke dalam tubuh Tori. Dia kemudian menutup matanya karena tak kuat melihat tatapan Masahiro yang sangat intens.
Tori menggigit bibirnya dan berdesis tajam ketika merasakan sesuatu yang basah dan hangat menyentuh kulit dimana jari Masahiro dan jalan masuk ke tubuhnya bertemu. Pada saat yang sama Masahiro menggerakkan jari-jarinya keluar masuk tubuh Tori dengan kecepatan tinggi. Lagi-lagi tak peduli apakah dia menyakiti Tori atau tidak.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
“Ma-kun... Maaa-kuuuuuuuuuuun...” Tori mengerang panjang ketika jari Masahiro menghunjam titik sensitif di dalam tubuhnya berulang kali dan dia meledak. Tubuhnya bergetar hebat dan pinggulnya menyentak beberapa kali. Wajahnya memerah, merasa malu karena selesai begitu saja dalam waktu singkat.
Matanya mengerjap pelan saat mendapati Masahiro menatapnya dengan tatapan aneh. Seperti berkata, “Aku tak menyesal memperlakukanmu seperti ini.”
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
Masahiro mendudukkan Tori di pangkuannya dan menahan pinggul Tori saat Tori menurunkan tubuhnya perlahan-lahan. Mata terpejam erat karena setiap kali Masahiro memasuki tubuhnya, rasanya seperti dirobek ke segala arah. Masahiro sepertinya juga merasakan sensasi yang nyaris sama karena dia melenguh pelan dan rendah saat tubuh Tori menyelimuti kemaluannya dengan perlahan.
Tori mulai menuruti apapun yang Masahiro mau. Karena rasa bersalah. Karena dia memang menyukai Masahiro. Tori sama sekali tak mengerti apa membuatnya tak juga membuang masa lalunya. Kenapa dia meremehkan keberadaan Masahiro di sampingnya.
Dia tahu Masahiro menghukumnya dan Tori merasa ia pantas menerimanya. Masahiro menggigit pundak Tori, meninggalkan bekas yang Tori tahu tak akan hilang sampai beberapa hari. Tori tersengal. Dia sudah tak bisa berpikir. Tak ingin berpikir. Karena saat ini dia hanya ingin Masahiro. Masahiro di dekatnya. Masahiro di sekelilingnya. Masahiro di dalamnya. Dia sudah tak peduli yang lainnya lagi.
You could be my unintended choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
Digenggamnya tangan Masahiro yang masih memegangi pinggulnya sementara bergerak pelan dan semakin dalam ke dalam tubuh Tori. Masahiro mengaitkan kaki mereka, membuat pinggulnya dan pantat Tori semakin rapat hingga dia bisa menjangkau begitu dalam. Gesekan dada Masahiro di punggung Tori hanya menambah siksaan Tori dan rasanya dia akan meledak lagi untuk kesekian kalinya malam itu. Tapi Masahiro bergerak terlalu pelan, sengaja memperpanjang siksaannya pada Tori. Masahiro belum sekalipun selesai. Dia memperhitungkan semua tindakannya dan membuat Tori mencapai klimaks lebih dulu sebelum dirinya sendiri sempat.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
“Ma-kun.... Ah! Aa... Ma-kun... Ahn...” Tori menoleh, mencari bibir Masahiro. Karena dia sudah tak tahan. Karena dia tak ingin Masahiro ikut menderita karena dia. Satu tangannya terangkat, merenggut rambut Masahiro saat pemuda itu mengabulkan keinginannya dan menciumnya. Dalam dan penuh nafsu.
Tangan Masahiro mencengkeram pinggulnya semakin kencang. Tori sudah tak peduli dengan rasa sakitnya meskipun kuku Masahiro nyaris menembus kulitnya. Mereka bergerak pelan. Aroma peluh, air liur dan semen bercampur jadi satu memenuhi ruangan. Masahiro melenguh rendah, mulai kehilangan kendali dan membenamkan giginya ke leher Tori.
Tori merasakan tubuh Masahiro mulai bergetar hebat di belakangnya. Tori menoleh dan memandangnya. Wajah tampan itu penuh peluh, matanya tertutup dan kerutan di antara alisnya menunjukkan Masahiro sedang berkonsentrasi penuh. Sesuatu di dalam dada Tori berdesir dan dikecupnya pipi Masahiro perlahan.
“Sudah cukup. Aku mengerti.” Bisik Tori di telinganya.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Masahiro langsung memagut bibirnya. “Tori.” bisiknya dengan parau. Tori menutup matanya. Dadanya seperti ingin meledak. Itu pertama kalinya dalam sepanjang malam itu Masahiro memanggil namanya. Ada emosi lain di dalam suara Masahiro tapi Tori tak bisa menebak apa.
Satu tangan Tori yang bebas menjangkau ke bawah dan menggenggam kemaluannya sendiri. Tori mengerang, menyamakan irama gerakan tangannya dengan gerakan Masahiro. Melihat itu, Masahiro melepas satu tangannya dari pinggul Tori dan menangkupkannya ke atas tangan Tori.
“Aaaah....” Tori mendesah. Kepalanya terlempar ke belakang, bersandar di pundak Masahiro - seperti menyediakan lehernya untuk dinikmati Masahiro. Masahiro tak membuang waktu lagi. Digenggamnya dengan erat tangan Tori dan kemaluannya, menyentak beberapa kali sambil memastikan kemaluannya sendiri menghunjam titik sensitif di dalam tubuh Tori. Lagi. Lagi. Dan lagi. Sampai Tori mengerang-erang memohon.
Hentakan panjang di kemaluan Tori membuat Tori mencapai klimaksnya saat itu juga. Nama Masahiro meluncur panjang dari bibirnya yang basah dan kemerahan karena terlalu sering dicium. Klimaksnya itu juga membuat Tori mengencangkan otot tubuhnya, menjepit kuat kemaluan Masahiro dan membuat pemuda itu mengejang dan diiringi umpatan, meledak di dalam tubuh Tori.
Before you
Tori menatap Masahiro yang terlelap. Tangannya mengusap lembut dahi Masahiro, menyingkirkan anak rambut yang menutupi matanya yang terpejam. Dikecupnya sudut mata Masahiro.
You could be the one I'll always love
“Unh... Ahn... Ah! Masahiro~ Jangan... Aaaahn!” Tori mengerang, berusaha menghentikan gerakan Masahiro yang terlalu kasar. Tapi pemuda itu seperti tak peduli. Satu tangannya mengangkat kaki Tori sementara yang satu digunakan untuk menumpu gerakan tubuhnya. Pinggulnya bergerak cepat, menghunjam tanpa belas kasihan.
Tori berjengit, menahan sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya. Dia mengerti kenapa Masahiro seperti itu. Pemuda itu sudah menahan diri terlalu lama karena Tori tak juga menjawab dengan jujur perasaannya. Karena Tori menarik-ulur status mereka. Masahiro sudah muak. Karena Tori tak kunjung melihatnya dengan sungguh-sungguh. Karena Tori tidak juga melupakan pacarnya yang dulu dan masih menemuinya diam-diam padahal dia mengangguk setuju saat Masahiro mengajaknya berpacaran lebih dari tiga bulan yang lalu.
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love
Lutut dan kedua tangannya gemetar menopang tubuhnya. Jari-jarinya menggerut seprai dengan erat. Tori megerang dan menoleh ke belakang, menatap nyaris memohon pada Masahiro yang sedang memasukkan tiga jarinya ke dalam tubuh Tori. Dia kemudian menutup matanya karena tak kuat melihat tatapan Masahiro yang sangat intens.
Tori menggigit bibirnya dan berdesis tajam ketika merasakan sesuatu yang basah dan hangat menyentuh kulit dimana jari Masahiro dan jalan masuk ke tubuhnya bertemu. Pada saat yang sama Masahiro menggerakkan jari-jarinya keluar masuk tubuh Tori dengan kecepatan tinggi. Lagi-lagi tak peduli apakah dia menyakiti Tori atau tidak.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
“Ma-kun... Maaa-kuuuuuuuuuuun...” Tori mengerang panjang ketika jari Masahiro menghunjam titik sensitif di dalam tubuhnya berulang kali dan dia meledak. Tubuhnya bergetar hebat dan pinggulnya menyentak beberapa kali. Wajahnya memerah, merasa malu karena selesai begitu saja dalam waktu singkat.
Matanya mengerjap pelan saat mendapati Masahiro menatapnya dengan tatapan aneh. Seperti berkata, “Aku tak menyesal memperlakukanmu seperti ini.”
First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you
Masahiro mendudukkan Tori di pangkuannya dan menahan pinggul Tori saat Tori menurunkan tubuhnya perlahan-lahan. Mata terpejam erat karena setiap kali Masahiro memasuki tubuhnya, rasanya seperti dirobek ke segala arah. Masahiro sepertinya juga merasakan sensasi yang nyaris sama karena dia melenguh pelan dan rendah saat tubuh Tori menyelimuti kemaluannya dengan perlahan.
Tori mulai menuruti apapun yang Masahiro mau. Karena rasa bersalah. Karena dia memang menyukai Masahiro. Tori sama sekali tak mengerti apa membuatnya tak juga membuang masa lalunya. Kenapa dia meremehkan keberadaan Masahiro di sampingnya.
Dia tahu Masahiro menghukumnya dan Tori merasa ia pantas menerimanya. Masahiro menggigit pundak Tori, meninggalkan bekas yang Tori tahu tak akan hilang sampai beberapa hari. Tori tersengal. Dia sudah tak bisa berpikir. Tak ingin berpikir. Karena saat ini dia hanya ingin Masahiro. Masahiro di dekatnya. Masahiro di sekelilingnya. Masahiro di dalamnya. Dia sudah tak peduli yang lainnya lagi.
You could be my unintended choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
Digenggamnya tangan Masahiro yang masih memegangi pinggulnya sementara bergerak pelan dan semakin dalam ke dalam tubuh Tori. Masahiro mengaitkan kaki mereka, membuat pinggulnya dan pantat Tori semakin rapat hingga dia bisa menjangkau begitu dalam. Gesekan dada Masahiro di punggung Tori hanya menambah siksaan Tori dan rasanya dia akan meledak lagi untuk kesekian kalinya malam itu. Tapi Masahiro bergerak terlalu pelan, sengaja memperpanjang siksaannya pada Tori. Masahiro belum sekalipun selesai. Dia memperhitungkan semua tindakannya dan membuat Tori mencapai klimaks lebih dulu sebelum dirinya sendiri sempat.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
“Ma-kun.... Ah! Aa... Ma-kun... Ahn...” Tori menoleh, mencari bibir Masahiro. Karena dia sudah tak tahan. Karena dia tak ingin Masahiro ikut menderita karena dia. Satu tangannya terangkat, merenggut rambut Masahiro saat pemuda itu mengabulkan keinginannya dan menciumnya. Dalam dan penuh nafsu.
Tangan Masahiro mencengkeram pinggulnya semakin kencang. Tori sudah tak peduli dengan rasa sakitnya meskipun kuku Masahiro nyaris menembus kulitnya. Mereka bergerak pelan. Aroma peluh, air liur dan semen bercampur jadi satu memenuhi ruangan. Masahiro melenguh rendah, mulai kehilangan kendali dan membenamkan giginya ke leher Tori.
Tori merasakan tubuh Masahiro mulai bergetar hebat di belakangnya. Tori menoleh dan memandangnya. Wajah tampan itu penuh peluh, matanya tertutup dan kerutan di antara alisnya menunjukkan Masahiro sedang berkonsentrasi penuh. Sesuatu di dalam dada Tori berdesir dan dikecupnya pipi Masahiro perlahan.
“Sudah cukup. Aku mengerti.” Bisik Tori di telinganya.
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
Masahiro langsung memagut bibirnya. “Tori.” bisiknya dengan parau. Tori menutup matanya. Dadanya seperti ingin meledak. Itu pertama kalinya dalam sepanjang malam itu Masahiro memanggil namanya. Ada emosi lain di dalam suara Masahiro tapi Tori tak bisa menebak apa.
Satu tangan Tori yang bebas menjangkau ke bawah dan menggenggam kemaluannya sendiri. Tori mengerang, menyamakan irama gerakan tangannya dengan gerakan Masahiro. Melihat itu, Masahiro melepas satu tangannya dari pinggul Tori dan menangkupkannya ke atas tangan Tori.
“Aaaah....” Tori mendesah. Kepalanya terlempar ke belakang, bersandar di pundak Masahiro - seperti menyediakan lehernya untuk dinikmati Masahiro. Masahiro tak membuang waktu lagi. Digenggamnya dengan erat tangan Tori dan kemaluannya, menyentak beberapa kali sambil memastikan kemaluannya sendiri menghunjam titik sensitif di dalam tubuh Tori. Lagi. Lagi. Dan lagi. Sampai Tori mengerang-erang memohon.
Hentakan panjang di kemaluan Tori membuat Tori mencapai klimaksnya saat itu juga. Nama Masahiro meluncur panjang dari bibirnya yang basah dan kemerahan karena terlalu sering dicium. Klimaksnya itu juga membuat Tori mengencangkan otot tubuhnya, menjepit kuat kemaluan Masahiro dan membuat pemuda itu mengejang dan diiringi umpatan, meledak di dalam tubuh Tori.
Before you
Tori menatap Masahiro yang terlelap. Tangannya mengusap lembut dahi Masahiro, menyingkirkan anak rambut yang menutupi matanya yang terpejam. Dikecupnya sudut mata Masahiro.
“Maafkan aku.” Bisiknya. “Aku akan kembali.”
BHUEEEEEEE APA INI SEDIIIIH.
ReplyDeleteeh gila dada gw perih, kasian Torinya!
MAMA SAN HIDOI!
kan gue bilang tadi gue akan jahat :D :D :D :D :D :D
ReplyDeleteSeksi abis, serius. Tapi sedih beneran.
ReplyDeleteBentar, lebay dulu. Gw nangis nih.
Tori-nya memang kasian. Tapi Ma-kunnya juga kasian bangeeeeeeeeet. Hueeeee.
ReplyDeleteApa ini, kenapa gw yang disalahkan? *pundung*
NANDEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE~~~~~~~~~~...
ReplyDelete*dari nonton KuroshitsujiMyu lagi sampe langsung stop*
(T___T)
Karena lu bikin stensilan yummy itu tadi *ngangguk*
ReplyDeleteeuh.... emang sesedih itu ya? *sweats*
ReplyDeleteKarena lagu itu nyangkut di kepala gue dan gue gregetan pengen nulis dengan latar lagu itu.
ReplyDeleteMaafkan aku, Ma-kun dan Toriiiiiiiiiiiiii *peluk2*
DDDDDDDDDDDDDDDDDDD:
ReplyDelete*kabur meratap di buntut rubah*
Tadi gw baru baca judulnya aja udah nyesek. Bhueeeeeeeeeee
ReplyDeletelebaaaaiiiiiiiiiiiii *timpuk*
ReplyDeleteemang dr judulnya udah ketauan apa ini bakalan angst?
Iya. :|
ReplyDeleteApalagi abis baca dua baris lirik lagu yang di atas. :(
Sou? *garuk2 kepala*
ReplyDeleteahahahaha...haha...haaa...
gomen m(_ _)m
hiks, gw sampai ngabur ke fic di sebelahnya biar ga mewek gini.
ReplyDeletesugeee na, mama.san!
*kasih tisu dan cream puff*
ReplyDelete*puk puk*
Mau cream puff. *halah*
ReplyDeletetelat. Uda diambil Massu
ReplyDelete*ambil massu-nya sekalian*
ReplyDeleteDan lagi-lagi Riri tak tampak komentarnya LOL
ReplyDelete*pokes Riri* gak mati lagi kan?
apa ga liat? XD;
ReplyDeleteOtak gw overload.... Ampun deh, dalam 2 hari inputannya banyak banget *LMAO*
ReplyDeleteI...itu....stensilannya HOT banget. Tapi..., kenapa angsty? Toriiii~, kau mau kemana? Hiks
Kembali ke hatimu, Masahiro <3
ReplyDelete@riri nggak kemana2 kok. Itu maksudnya Tori mau menyelesaikan masalahnya dulu sblm balik ke Ma-kun :)
ReplyDelete*tutupin muka gara2 malu*
ReplyDeletesayamasihdibawahumur.....sayamsihdibawahumur.....sayamasihdibawahumur.....
Looooooh, tadi kan kamu sendiri yang mau bacaaaaa *sambil kipas-kipas*
ReplyDelete